CINTA SEORANG PANGERAN

Cinta memang Tidak Masuk diakal



Cinta memang Tidak Masuk diakal

0Pangeran Thalal memegang tangan Cynthia, menahannya sebelum mereka kembali ke Club. Pangeran Thalal menyuruh Cynthia duduk di selasar mesjid dan mengajaknya berbincang.     
0

"Cynthia, apa Kau tahu kalau Edward akan menikah?" Pangeran Thalal menatap tajam wajah istrinya. Cynthia sebenarnya juga bingung. Ia kenal betul dengan Edward. Kalau Edward dapat jatuh cinta sebegitu mudah buat apa yang mempertaruhkan reputasi bahkan mungkin nyawanya untuk mengikuti Alena sampai ke Indonesia. Yang menyukai Edward tidaklah sedikit. Dari teman kuliah, anak pejabat sampai artis. Tapi Edward tidak memperdulikan mereka Ia tetap bertahan mencintai Alena. Bahkan ketika Elsa terus menerus mendekatinya Ia tetap mencintai Alena. Ketika Alena akhirnya menikahi Nizam Ia malah semakin tergila-gila.     

Tetapi Pangeran Thalal melihat kejadian ini dari sisi kemiripan antara gadis yang akan dinikahi oleh Edward dengan Alena. Secara keilmuan yang Ia pelajari memang ada beberapa kasus yang serupa. Kita cenderung mencari sesuatu yang memiliki kemiripan dengan sesuatu yang kita inginkan. Sehingga kecurigaan Pangeran Thalal sedikitnya terkikis.     

Cynthia sebenarnya ingin berbicara yang sebenarnya kepada Pangeran Thalal bahwa ada kemungkinan kalau Edward berbohong, tetapi Ia juga belum pasti. Kalau seandainya gadis yang bersama Edward memiliki wajah yang tidak mirip mungkin Ia tidak akan merasa ragu bahwa Edward sedang bersandiwara. Tetapi wajah gadis itu mirip dengan Alena. Mungkinkah apa yang dikatakan suaminya benar. Akhirnya Ia berkata pada Pangeran Thalal.     

"Hamba belum mengetahui dengan jelas. Tetapi Yang Mulia bukankah itu menjadi bagus. Karena dengan demikian Kakak Yang Mulia tidak akan cemburu buta lagi. Apalagi Kita Sangat membutuhkan bantuan dia. Kita tidak memiliki siapapun yang bisa dimintai tolong. Edward adalah anak pejabat dan pengusaha ternama di Amerika. Dia memiliki kekuatan diplomatis yang tinggi."     

Pangeran Thalal sebenarnya tidak suka mendengar kata-kata Cynthia yang seakan-akan menunjukkan bahwa negaranya berada di bawah kekuasaan Amerika. Tetapi kemudian Ia menyadari bahwa itu adalah kenyataan yang sebenarnya. Walaupun negaranya menginvestasikan banyak dana di Indonesia tetapi tidak akan bisa dibandingkan dengan negara adikuasa seperti Amerika yang mengklaim dirinya sebagai polisi dunia.     

"Kamu benar. Ia mungkin bmemiliki kekuasaan yang lebih di Indonesia dibandingkan dengan kakak Nizam. Sekarang ayo kita kembali ke Club itu sebelum Kakakku mulai menyadari bahwa seharusnya Aku sudah menghadapnya. Ia pasti sudah gundah menungguku"     

Cynthia menganggukkan kepalanya sambil berdiri menuju kendaraan untuk kembali ke Club.     

***     

Club seharusnya sudah tutup sejak pukul 3 dini hari tetapi untuk hari ini ada pengecualian. Apalagi Edward sudah membayar dengan sangat mahal untuk semua fasilitas yang Ia peroleh dalam rangka menjamu tamu dari Azura. Termasuk Buffet hidangan sarapan pagi yang dipesan langsung dengan cepat oleh pekerja Club ke sebuah hotel ternama.     

Ketika rombongan Pangeran Thalal kembali maka perbincangan dilanjutkan kembali. Cynthia menatap wajah Lila dengan seksama. Edward bukannya tidak tahu kalau Cynthia sedang memperhatikan Lila. Ia tahu kalau Cynthia bukan orang bodoh yang bisa ditipu dengan begitu mudah.     

Tetapi Edward pura-pura tidak perduli Ia malah memusatkan perhatiannya kepada Pangeran Thalal dan menceritakan semua permasalahan tentang Alena pada Pangeran Thalal. Cynthia sendiri mendengar Edward memberikan penjelasan kepada Pangeran Thalal akhirnya memutuskan untuk tetap fokus dulu pada kasus sahabatnya itu.     

"Aku tidak percaya kalau ada pria yang begitu bodoh, sampai mengorbankan nyawanya sendiri untuk wanita yang sudah bersuami. Sungguh pengorbanan yang sia-sia" Kata Pangeran Thalal sambil menggelengkan kepalanya terheran-heran mendengarkan cerita Edward tentang kejadian antara Alena, Andre dan Nendri.     

Edward dan Cynthia saling berpandangan. Perkataan Pangeran Thalal membuat mereka menyadari bahwa Pangeran Thalal sangat realistis dan tidak terlalu percaya pada kekuatan cinta atau jangan-jangan Ia hanya ingin memberikan penekanan pada Edward untuk tidak bertindak bodoh.     

Edward menjadi kesal dengan sindiran Pangeran Thalal. Ia lalu ingin memukul balik kata-kata tajam Pangeran Thalal.     

"Begitulah yang Mulia. Cinta memang sulit untuk diprediksi. Saya sendiri percaya bahwa Yang Mulia sendiri pasti tidak mudah meyakinkan Cynthia untuk berada disisi Yang Mulia. Saya sangat mengenal Cynthia. Ia orang yang tidak mudah jatuh cinta dan sangat sulit untuk diyakinkan. Ia juga bukan orang yang gila harta. Pasti Yang Mulia sudah berjuang sangat keras untuk mendapatkan cintanya." Edward berkata lalu melirik pada Cynthia sambil sedikit mencibir.     

Cynthia cemberut mendengar perkataan Edward sedangkan Pangeran Thalal terkejut mendengar perkataan Edward. Ia mendapat pukulan telak pada hatinya. Sialan, Ia terhantam dengan perkataannya sendiri.     

Bukankah Ia juga memang melakukan hal konyol untuk mendapatkan cinta Cynthia. Ia berpura-pura ditabrak motor agar Ia mendapatkan simpati Cynthia. Ia sampai-sampai hampir kehilangan nyawanya sendiri. Apalagi kemudian Cynthia menatapnya sambil memperlihatkan senyum yang mulai terkumpul di sudut bibirnya. Pangeran Thalal seperti hendak ditelanjangi di hadapan semua orang. Untuk mengusir aura yang memalukan Ia segera mengalihkan pembicaraan kembali.     

"Mmmm...Ok. Mungkin Kau benar. Cinta memang terkadang bisa membuat kita sedikit kehilangan akal sehat. Jadi sekarang Sisca akan berada di sisi Ayahnya Andre untuk melawan Kakak Putri Alena."     

"Iya benar. Dan agaknya kita membutuhkan bantuan Cynthia untuk menjelaskan bagaimana keadaan waktu mereka bertemu di Amerika."     

Cynthia menganggukan kepalanya. Tetapi kemudian tiba-tiba Lila yang duduk disamping Edward berbicara.     

"Apakah boleh Saya turut berbicara?"     

Cynthia, Edward dan Pangeran Thalal terkejut. Mereka memandang ke arah Lila dengan pandangan tajam. Tetapi Lila menunjukkan wajah yang sangat tenang. Sedari tadi Lila memperhatikan penjelasan tentang kasus Alena. Dan Ia sudah mendapatkan benang merahnya. Ia merasa bahwa Alena dapat diselamatkan tanpa harus mengalami sidang yang berkepanjangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.