CINTA SEORANG PANGERAN

Pernikahan Akbar (2)



Pernikahan Akbar (2)

0Pangeran Thalal tidak kuat menahan tawa mendengar kata-kata Kakaknya. Tanpa bisa dicegah Pangeran Thalal tertawa terbahak-bahak. Tapi Ia langsung terdiam dengan mata terbeliak, ketika perutnya dipukul oleh telapak tangan Nizam yang besar. "Sungguh Kau memang adik yang durhaka. Bukannya mencari solusi malah tertawa" Pangeran Nizam cemberut sambil mengambil handuk kecil yang dipegang oleh pelayannya. Meninggalkan Pangeran Thalal yang merasakan perutnya sedikit mual.     
0

Lalu Nizam melenggang keluar ruangan fitness sambil melap tubuhnya yang basah. Begitu diruangan tengah Nizam terkejut melihat ada orang asing sedang mengukur tubuh Alena. Ia terpaku tanpa bisa dicegah. lima pasang mata langsung menatap tubuh Nizam dalam keadaan hampir telanjang. Nizam hanya mengenakan celana olahraga bewarna hitam ketat selutut dan tanpa mengenakan apapun dibagian atasnya. Dadanya yang bewarna coklat, berkotak-kotak dan basah oleh keringat terlihat nyata.     

Nizam termasuk orang yang memperhatikan adab berpakaian. Ia bukan tipe orang yang suka pamer tubuhnya yang mempesona itu selain ke istri dan para pelayan nya. Jadi ketika lima pasang mata yang terdiri dari Issabela dan asistennya, lalu Arani, Cynthia dan Istrinya sendiri Alena. Wajah Nizam langsung merah padam. Kesialan apa lagi yang menimpanya hari ini. Tadi pagi Alena menolaknya, sekarang Nizam malah mempertontonkan tubuhnya ke para tamu.     

Dengan polos Alena berteriak, "Nizam...coba lihat ini Issabela dan asistennya, Mereka datang untuk mengukur tubuhku." Kata Alena dengan wajah penuh kebahagiaan. Tetapi tidak ada satupun yang memperhatikan ucapan Alena. Pemandangan tubuh Nizam yang mempesona lebih menyedot perhatian mereka.     

Issabela dan asistennya terbelalak menatap pemandangan indah luar biasa di depan mata. Mata Issabela seakan sedang menikmati keindahan alam semesta yang terkumpul semua ditubuh pria yang ada didepannya.     

Arani dan Cynthia juga tidak bisa memungkiri walaupun pemandangan di depan mata sangat tidak pantas tapi secara naluri wanita mereka menyukai pesona tubuh Nizam. Tubuh Nizam yang ramping, berotot dan dada berkotak membuat mata mereka sulit beralih. Dan parahnya karena Mereka berempat kecuali Alena, sama-sama terkejut membuat Nizam berdiri terpaku diiringi tatapan mata penuh kekaguman.     

Beberapa saat kemudian Pangeran Thalal keluar dari ruangan fitness. Ia terkejut melihat Kakaknya yang memang hampir telanjang berdiri tegak diiringi tatapan kelima mata wanita yang ada diruang tengah. Pangeran Thalal kemudian menepuk pundak kakaknya. "Apa sebaiknya Kakak tidak berpakaian dulu"     

Nizam bagaikan tersadar dari mimpi buruk. Tanpa bicara sepatah katapun Ia langsung melesat masuk ke dalam ruangan dimana kamarnya dan Alena berada. Wajah Nizam terasa panas. Ia terus merutuki kesialannya. Bahkan Ia berniat akan berada di kamar dan tidak akan keluar lagi sampai orang-orang pada pergi semuanya.     

Melihat Nizam yang langsung pergi tanpa sepatah katapun. Alena terheran-heran lalu berkata.     

"Mengapa dengan Dia? Mengapa Dia malah berdiri tegak seperti melihat hantu. Ah..tapi sudah tidak usah perduli kan. Maklum akhir-akhir ini Dia sedang morang-maring. Aku juga tidak tahu kenapa?" Kata Alena sambil tersenyum. Pangeran Thalal mendengar kata-kata kakak iparnya langsung batuk-batuk kecil sehingga Chyntia mendelik kesal karena tidak tahu permasalahan yang sebenarnya.     

"Jadi Issabela, Aku ingin pakaian yang bisa menutupi tubuh ku yang gendut. Warna pakaiannya yang cocok untuk kulitku. Tolong untuk tidak terlalu ketat. Suamiku tidak terlalu menyukai Aku berpakaian ketat." Alena nyerocos pada Issabela.     

Tetapi Issabela masih termangu. Gosip yang beredar bahwa Pangeran Azura itu sangat tampan ternyata terbukti. Issabela merasa mendapatkan anugerah terindah karena dapat melihat nya secara langsung. Bahkan Ia mendapatkan bonus melihat tubuh Nizam setengah telanjang.     

"Hallo!! Issabela.." Alena melambaikan tangannya ke depan wajah Issabela. Alena malah bingung melihat Issabela terdiam tanpa suara.     

"Eh ya..Yang Mulia Putri Alena. Ya..ya.. baiklah. Kulit Yang Mulia bewarna coklat lembut, pakaian warna lembut sangat cocok untuk Anda. Kita akan menambah rampel disini, dibagian perut maka akan menutupi perut Yang Mulia." Kata Issabela sambil berdebar-debar. Bertahun-tahun Ia bekerja dengan para artis dan aktor kelas dunia. Tetapi penampilan Nizam mampu menyapu penampilan semua aktor yang Ia kenal.     

Wajah tampan khas Arab Nizam, tidak banyak dimiliki oleh orang kebanyakan. Aura kebangsawanan Nizam ditunjang postur tubuhnya yang seksi dan menawan memanjakan mata yang memandang. Bahkan seandainya Nizam dijadikan sebuah model iklan pria pasti akan membuat agency model beramai-ramai memperebutkan Nizam untuk menjadi modelnya.     

Issabela menjadi sedikit tidak konsentrasi, pikirannya dipenuhi pesona Nizam. Ia lalu menatap wajah Alena. Wajah Alena memang sangat cantik dan tubuhnya walaupun kini gendut terlihat masih seksi. Gadis ini yang digosipkan diperebutkan oleh Edward dan Pangeran Azura itu.     

Issabela menggelengkan kepalanya dengan penuh ketidak mengertian. Wajah Alena memang cantik tapi Ia masih terlihat polos dibandingkan dengan para wanita cantik yang pernah Ia temui. Mungkin kepolosannya mampu menaklukan hati para lelaki.     

Setelah berbasa-basi dan berbincang-bincang sebentar. Issabela berharap Pangeran Azura itu keluar untuk menemui mereka. Tetapi sampai sekitar satu jam kemudian tidak ada tanda-tanda Nizam akan keluar. Karena memang Ia sedang sibuk menyelesaikan pesanan-pesanan pakaian, maka dengan berat hati Issabela pergi meninggalkan apartemen Nizam dan Alena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.