CINTA SEORANG PANGERAN

Belajar Mencintai (3)



Belajar Mencintai (3)

0Dengan susah payah Lila menahan rasa sakit yang mendera tubuhnya. Edward hanya mengelus bahunya sedikit kebingungan. Ia lalu mengecup leher Lila dan lalu menelusuri tulang selangkanya. Kulitnya begitu halus, lembut dan aromanya memabukkan. Harum Lulur yang didominasi oleh wangi bunga kenanga seakan menggelitik setiap urat syarafnya. Nafas Edward semakin berpacu diantara kebingungannya.     
0

Lila berusaha menarik nafasnya dan menstabilkan tubuhnya. Berdasarkan literatur yang Ia baca rasa sakit timbul karena tubuhnya menolak, akibatnya otot-ototnya menjadi kaku sehingga Ia perlu mengendurkannya. Lila memegang kedua pipi Edward. Dan menciumnya dengan lembut.     

"Apa Kau pernah menyentuh wanita lain sebelumnya?" Kata Lila hati-hati sambil menarik mukanya dari wajah Edward     

Edward menggelengkan kepalanya dengan lesu. Ia sedikit malu karena sebagai laki-laki di usia 25 tahun. Ia masih virgin. Lila menarik nafas panjang. Pantas saja gerakannya sangat kaku. "Kau sedikit menyakiti ku"     

"Aku tahu.." Bisik Edward.     

"Aku akan membimbingmu untuk memasuki tubuhku. Kau jangan bergerak kalau tidak kusuruh"     

Edward menganggukan kepalanya bagai kerbau dicocok hidung. Ia jadi tidak habis pikir. Ia adalah orang Amerika dengan pergaulan remajanya yang lumayan bebas tapi kini Ia malah akan diajari bercinta oleh gadis Asia. Tetapi kemudian Ia menyadari kalau Lila bekerja di Club malam. Pengetahuannya tentang bercinta pasti lebih banyak dari dirinya walaupun cuma sekedar teori.     

Lila mengusap punggung Edward. Kulitnya begitu halus dan lembut.     

"Aku sering tidak sengaja menonton film blue bersama teman-teman. Terus terang Aku sangat jijik tetapi Aku juga tidak bisa menghindarinya Karena mereka butuh referensi untuk meningkatkan pelayanan mereka terhadap konsumennya." Lila berhenti berbicara Ia menatap mata hijau Edward yang begitu indah. Ya Tuhan...betapa seksi nya wajah Edward dalam keadaan tergugah seperti itu.     

Edward menganggukan kepalanya. "Aku akan menunggu perintah suhu kepadaku" Kata Edward dengan lucu. Lila jadi menahan tawa sambil mengejang kan kakinya. Lalu tangannya meluncur dan mata Edward kini yang terbelalak. " K..kau..mm..." Edward mengerang halus. Ia merasakan tangan Lila membimbingnya perlahan. Setiap tangan Lila menariknya kebawah perlahan, tubuh Edward mengikutinya secara perlahan. Lila mengendurkan otot-otot tubuhnya agar tubuh Edward bisa masuk dengan leluasa.     

Ketika Edward Kemudian merasakan ada yang menghalangi jalannya. Lila berbisik dengan lembut. "Hentakkan tubuhmu perlahan. Iya... seperti itu...Kau.." Lila memekik perlahan. Edward menyelipkan tangannya dibawah kepala Lila dan lalu mengangkat kepala itu. Bibirnya kemudian mencium bibir Lila dengan penuh kelembutan. Tetapi tidak lama kemudian Lila meronta kecil tubuhnya mengejang merasakan tubuhnya robek.     

Airmata seketika berhamburan. Edward menahan gerakannya lagi tapi kemudian ketika tubuh Lila mulai bisa beradaptasi, Edward kembali menurunkan tubuhnya hingga semuanya terbenam bagaikan matahari yang tenggelam ditelan gelapnya malam.     

Edward dan Lila seakan sedang berlari ditepian pantai. Ombaknya berkejaran menjilat-jilat tepian pantainya. Kadang Ombak itu menggulung tinggi seakan hendak menggapai langit. Kadang Ombak menghantam batu karang yang berdiri tegak menantang. Kadang Ombak menghempas ke pesisir. Lila memeluk leher Edward. Menyembunyikan wajahnya.     

Tubuhnya bergerak teratur mengikuti gerakan Edward. Mereka seakan seperti sepasang ular yang sedang menari bersama, saling membelit, memilin dan meliuk. Hingga kemudian Tubuh Edward tampak semakin menegang. Matanya terpejam dengan mulut meracau tidak jelas. Lila merintih menahan perasaan yang tidak jelas. Tubuhnya merasakan dua hal yang berlawanan campur aduk mendera tubuhnya. Tubuh Edward memberikan rasa nikmat dan sakit yang bersamaan.     

Ketika Lila akan menggapai puncak-puncak keindahan yang selama ini hanya ada dalam khayalannya. Lila bertanya " Aku mencintaimu..ini sangat indah. Apakah Kau mencintai ku? " Katanya pada Edward yang sedang meluapkan hasrat nya. Edward menggigit bibir Lila, matanya terpejam rapat. Dan kemudian bibir Edward berpindah mengecup telinga Lila lalu Edward berbisik " Ya...ya...Alena ini sangat Indah Aku mencintaimu" Kata Edward sebelum Ia memekik, seraya membenamkan tubuhnya ke tubuh Lila lalu keduanya terhempas.     

Ketika tubuh Edward bergulir Lila merasakan tubuhnya lemas. Dan Ia juga merasakan kesakitan di bagian tubuhnya. Tetapi mendengar bisikan yang seumpama desahan yang keluar dari mulut Edward menjadikan rasa sakit ditubuhnya tidak seberapa dibandingkan dengan sakit dihatinya. Lila membalikkan tubuhnya lalu meringkuk menjauhi tubuh Edward yang masih merasakan kenikmatan surgawi yang baru Ia peroleh.     

Lila sekuat tenaga menahan air matanya menetes tetapi Ia tidak bisa. Butiran-butiran air mata mengalir deras dan isaknya semakin keras. Edward baru menyadari kalau wanita yang baru memperkenalkan keindahan surgawi ke dirinya sedang menangis dengan keras. Bahunya terguncang dengan hebat. Edward langsung tersentak bangun. Tangannya memegang bahu Lila yang indah dan mulus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.