CINTA SEORANG PANGERAN

Berkata Jujur (2)



Berkata Jujur (2)

0Cynthia berbaring terlentang dihadapan Suaminya yang sedang duduk bersila. Wajah keduanya muram dan gelisah. Desahan nafas mereka terdengar berat. Mereka terdiam membisu tanpa saling memandang hingga akhirnya Cynthia membuka suara. " Aku kenal Kakakmu sejak kuliah tingkat satu. Ia sangat jarang berbicara kecuali sesekali menyapa dengan salam pada Alena. Karena hanya dia yang satu keyakinan dengan Kakakmu. Kepada yang lain Ia hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis kalau sedang hatinya baik. Tetapi seringnya dia berwajah datar, tenang dan misterius.     
0

Aku baru tahu dia pemarah ketika Alena akan dilecehkan oleh Justin. Ia menendangnya meja di depannya sampai pecah berkeping-keping. Aku dan kedua pengawal Alena sampai menggigil ketakutan. Ternyata Ia begitu menakutkan. Kemudian Ia juga memukuli Edward dan membuat Alena hampir kehilangan bayinya. Ia sangat pemarah. Aku sekarang selalu ketakutan berbuat salah terhadap Nizam.     

Aku tahu meminta informasi kepada siperamal membuat Nizam marah. Tetapi Aku tidak tahu sampai mana tingkat kemarahannya dan apa yang membuatnya marah. Apakah Kau bisa menganalisanya" Tanya Cynthia pada Pangeran Thalal.     

Pangeran Thalal menghela nafas. Wajahnya yang begitu tampan tampak muram. "Sejak Ayahku berkuasa dan menjadi seorang Raja. Banyak perubahan yang terjadi walaupun tidak terlalu signifikan. Semenjak Kakakku Yang Mulia Nizam ditetapkan sebagai putra Mahkota mulai ada riak perubahan pada adat istiadat Azura. Ada Pihak kaum tua dan kaum muda. Kaum Tua ada dibelakang dukungan paman Salman. Sedangkan Kaum muda berlindung di balik Kakak Nizam.     

Kaum Tua memegang adat istiadat yang turun menurun. Mereka lebih banyak menggunakan aturan adat dibandingkan tuntunan agama keyakinan Kami. Kaum Tua banyak mempercayai ramalan dan tahayul. Dan Kakak Nizam paling tidak suka hal itu."     

"Apakah Kakakmu tidak mempercayai hal ghaib?" Kata Cynthia sambil bangun lalu bersender di dada Pangeran Thalal yang bidang. Pangeran Thalal memeluk pinggang Cynthia dengan lembut sebelum menjawab pertanyaan Cynthia.     

"Dalam keyakinan kami mempercayai yang ghaib adalah wajib. Diantara rukun Iman Kami harus beriman kepada Alloh, Malaikat dan hari kiamat. Dimana ketiga hal itu adalah ghaib. Surga dan Neraka juga sifatnya masih ghaib Karena kita belum pernah mengalami tapi harus meyakini bahwa itu ada. Yang tidak boleh adalah mempercayai ramalan karena itu adalah syirik. Syirik itu adalah menyekutukan Alloh, menyandarkan sesuatu selain kepada Alloh.     

Di Azura banyak kaum tua yang mendatangi orang pintar yang bisa katanya bisa meramal untuk segala sesuatu seperti saling menjodohkan anaknya yang memiliki hari dan bulan kelahiran tertentu untuk mencari kebaikan , mencari hari baik untuk memulai sesuatu, mengenakan suatu benda sebagai jimat dan banyak lagi.     

Kakak Nizam ingin menghapuskan kebiasaan-kebiasaan itu dan sekarang Kita malah mendatangi peramal. Tentu saja dia jadi marah besar. Untung saja Alloh menyelamatkan kita melalui Kakak Alena." Pangeran Thalal berkata panjang lebar sambil tangannya mengelus perut Cynthia yang masih datar.     

Cynthia mendengarkan penjelasan suaminya dengan seksama. "Aku baru tahu, seandainya aku tahu dari awal Aku mungkin tidak akan mengikuti saran Arani. Tapi Yang Mulia pastinya Arani tahu hal itu mengapa dia malah memintaku untuk menemui wanita tua itu?"     

"Arani adalah asisten pribadi Kakak, Ia harus tahu segalanya tentang Kakak untuk mengantisipasi apapun yang terjadi. Yang jadi masalah adalah Aku seharusnya tidak kelepasan bicara." Pangeran Thalal terdengar mengeluh. Pangeran Thalal semakin mendekap tubuh istrinya.     

Cynthia yang asalnya kesal jadi kasihan juga, tetapi kemudian Ia merasakan ada sesuatu yang terasa keras menyentuh bagian belakang tubuhnya. Rasa kasihannya berubah jadi geram.     

"Kho bisa-bisanya Yang Mulia naik dengan situasi yang menegangkan seperti ini" Kata Cynthia sambil berusaha melepaskan diri dari dekapan suaminya. Pangeran Thalal jadi nyengir. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Cynthia. "Setiap hatiku tegang tubuhku yang lain jadi suka ikutan tegang." Katanya sambil kemudian menggesekkan hidungnya yang mancung ke leher Cynthia.     

"Mana bisa begitu?? Kau memang selalu keterlaluan, dulu waktu di Indonesia saat kita diam-diam menemui Edward Kau malah bercinta semalaman, sekarang begitu lagi. Aku sedang tidak mood. Aku memikirkan nasib Arani"     

Cynthia cemberut sambil terus meronta mau melepaskan diri dari pelukan Pangeran Thalal.     

" Kau tidak usah khawatir, Arani adalah asisten pribadinya. Ia akan memaafkannya.. Lagipula Arani seorang wanita. Kakakku tidak akan pernah memukul seorang wanita." Pangeran Thalal berkata dengan nafas yang sudah terengah-engah.     

"Memukul tidak, tapi memperkosa iya" Cynthia ngomel-ngomel. Pangeran Thalal tertawa mendengar kata-kata Cynthia.     

"Kalau soal memperkosa Aku juga mau melakukannya sekarang, Kalau Kau menolak ku" Kata Pangeran Thalal.     

"Kau tidak tahu malu!!" Cynthia semakin meronta-ronta.     

Pangeran Thalal malah menidurkan tubuh Cynthia lalu menghimpitnya. "Kau tahu kalau laki-laki stress salah satu cara untuk meredakan rasa stress itu adalah dengan menikmati istrinya. Jadi jangan menolak, Aku ingin sedikit ketenangan atau Aku benar-benar memperkosamu"     

"Kamu dan Nizam setali tiga uang...." Kata Cynthia sambil memejamkan matanya dan membuka bibirnya. Pangeran Thalal tersenyum manis. Ia menundukkan wajahnya menyentuhkan bibirnya ke bibir Cynthia dengan lembut lalu mulai menyanyikan nada keindahan malam. Cynthia memeluk Pangeran Thalal dengan erat. Ia mengelus kepala suaminya dengan lembut dan penuh cinta. Ia membiarkan suaminya meredakan rasa stress dengan menyenangkan hati suaminya melalui tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.