CINTA SEORANG PANGERAN

Ramalan Wanita Tua (2)



Ramalan Wanita Tua (2)

0Cynthia memberikan piring kecil yang dipegangnya ke pelayan yang kebetulan lewat disampingnya. Ia baru saja mau melangkah menghampiri wanita tua itu ketika Pangeran Thalal menarik tangannya.     
0

"Mau kemana?" Tanya Pangeran Thalal     

"Aku mau menemui wanita tua itu"     

"Tapi kenapa? Siapa dia?"     

"Diamlah dulu, Nanti dia keburu pergi."     

"Aku akan ikut denganmu. Walaupun ini negaramu, tetapi Kau sedang mengandung anakku. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu"     

"Honey..Aku tidak akan pergi ke Medan perang. Aku hanya akan mengajak bicara wanita tua itu. Memangnya Apa yang bisa dia lakukan untuk mencelakai ku"     

"Tidak.. apa-apa yang tampak tidak berbahaya bisa jadi malah berbahaya. Aku akan berkaca pada kasus Kakak Alena. Kau adalah anggota keluarga kerajaan sekarang. Tidak akan pernah kuijinkan Kau pergi tanpa pengawalan"     

"Ya Tuhanku.. Pangeran Thalal suamiku Yang Mulia..Aku hanya akan pergi sekitar 10 meter darimu. Bukannya hendak pergi ke seberang lautan" Cynthia jadi gereget melihat suaminya yang lebay.     

Pangeran Thalal malah menggandengnya. "Kalau kita berdebat terus maka Kau akan kehilangan wanita itu. Coba lihat dia sekarang akan pergi"     

Cynthia merengut. Tadinya Ia ingin leluasa menyelidikinya sendiri. Bukankah Thalal dan Nizam itu sama keras kepalanya kalau berkaitan dengan prinsip dan keyakinan.     

"Baiklah, tapi Kau tidak boleh sedikitpun protes terhadap apapun yang Aku bicarakan dengan wanita itu"     

"Apa?? memang kenapa??"     

"Mau atau tidak?? Cepatlah Kau jangan menghalangi gerakanku"     

"Ok.. baiklah. Aku akan diam"     

"Kau berjanji"     

"Ya Aku berjanji"     

"Kau bersumpah"     

Pangeran Thalal mengerutkan keningnya. Lalu tangannya mengusap jenggot rapihnya. "Aku curiga"     

"Tidak usah curiga-curiga. Cepatlah..Kau bersumpah"     

"Ya..ya.. baiklah Aku bersumpah"     

Chyntia lalu berjalan cepat-cepat. Tapi lagi-lagi Pangeran Thalal berkata. "Jangan cepat-cepat, jangan cepat-cepat ada permata berharga dalam perutmu.." Pangeran Thalal mencekal tangan Cynthia. Cynthia jadi tambah geregetan. Semenjak hamil Pangeran Thalal jadi lebih protektif kepadanya. Bahkan melebihi protektif nya Nizam terhadap Alena.     

Cynthia terkadang jadi merasa kesal. Ia kan hanya sedang hamil bukannya sedang sakit parah. Ada berapa banyak jutaan wanita yang sedang mengandung dibelahan bumi ini. Bukankah kehamilan itu hal yang normal. Ada banyak wanita hamil yang masih bekerja diusia kehamilannya. Tapi Pangeran Thalal benar-benar keterlaluan.     

Pangeran Thalal hampir tidak mengijinkannya melakukan apapun yang dianggap nya bisa mencelakakan bayinya. Bahkan Pangeran Thalal sampai ingin menggendongnya kemanapun Cynthia melangkah. Bagaimana Ia tidak kesal.     

Cynthia akhirnya mengurangi kecepatan jalannya. Ia tidak ingin membuat gusar suaminya. Pangeran Thalal adalah pria yang senang merajuk. Ia manja dan kadang kekanak-kanakan.     

Akhirnya setelah Cynthia ada di belakang wanita itu. Cynthia menyapanya dengan hormat.     

"Maafkan Saya Madam. Saya adalah Cynthia"     

Wanita tua itu berbalik dan lalu menatap Cynthia Kemudian Ia menatap Pangeran Thalal. Wanita itu mengerutkan keningnya menatap Pangeran Thalal dengan lekat lalu kemudian tersenyum lebar.     

"Pemuda tampan ini pasti memiliki hubungan darah dengan pemuda tampan yang ada dibelakang ku tadi. Dan Sekarang Aku bisa memastikan bahwa kalian kemungkinan memilki darah bangsawan."     

Cynthia dan Pangeran Thalal saling berpandangan. Perasaan kaget menyelimuti keduanya.     

"Madam.. darimana Anda tahu?" Pangeran Thalal tidak tahan untuk tidak bertanya. Kalaulah yang mengenalnya seorang gadis atau wanita sepatu baya. Pangeran Thalal tidak heran. Karena mungkin mereka pernah melihatnya di Internet. Karena wajah Pangeran Thalal memang banyak bertebaran di media sosial. Tetapi wanita ini adalah wanita tua yang mungkin tidak pernah mengenal kata browsing. Lagipula Ia adalah Pangeran Azura bukannya Pangestu Inggris yang bisa dikenali semua orang.     

"Wajah seperti Anda memancarkan aura yang tidak biasa. Ketampanan Anda dan pemuda tadi tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang yang berasal dari kalangan rakyat jelata. Dari kerajaan mana kalian berasal? Dan apa hubungannya dengan Edward? Aku tidak pernah tahu kalau Edward berhubungan dengan pihak kerajaan"     

Pangeran Thalal dan Cynthia saling berpandangan. Tapi kemudian Pangeran Thalal berkata. "Saya adalah Pangeran Thalal dari Kerajaan Azura. Dan pemuda yang tadi Anda temui kemungkinan adalah Kakak saya Pangeran Nizam"     

"Anda pasti adalah seorang muslim. Jadi kalau maksud Anda menemui saya untuk bertanya tentang suatu masa depan dari Kakak Anda. Maka Anda bisa memikirkannya terlebih dahulu. Tetapi kalau seandainya Anda hanya ingin sekedar tahu untuk menambah kewaspadaan maka Aku bersedia membantu. Lagipula Aku tidak bermaksud untuk mendahului takdir Tuhan. Aku hanya sekedar membantu sedikit. Kakak Anda adalah orang yang baik. Dan Ia sangat tampan"     

Pangeran Thalal menggigit bibirnya Ia bingung harus mengatakan dan melakukan apa. Ia lalu menatap istrinya.     

"Itulah sebabnya mengapa tadi Aku ingin menemuinya sendiri. Yang Mulia, Aku mohon dengan amat sangat. Aku hanya ingin tahu. Bukankah nasib kita ditentukan oleh kita sendiri. Jadi ini hanya sekedar informasi agar kita lebih waspada. Yang Mulia tadi sudah bersumpah untuk tetap diam"     

Pangeran Thalal mendelik pada Istrinya. Cynthia bagaikan rubah betina yang licik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.