CINTA SEORANG PANGERAN

Melanjutkan Pemeriksaan



Melanjutkan Pemeriksaan

0Alena kembali duduk di hadapan Penyidik dan berbicara perlahan. " Sebenarnya Saya pribadi tidak menyadari kalau Andre masih mendendam kepada saya karena menolak lamaran dia. Seperti yang sudah disampaikan oleh suami saya. Saya tidak mungkin. menggoda Andre karena memang dari dulu Saya tidak pernah menyukai Andre. Bahkan Saya hanya pernah bertemu beberapa kali. Saya mengenalnya pertama kali sebagai kekasih Sisca. Itulah sebabnya Andre menjebak saya dengan mengatasnamakan Sisca.     
0

Sisca adalah sahabat saya semasa SMA. Ketika dia meminta bantuan maka tanpa pikir panjang saya segera memenuhi panggilannya. Bahkan ketika Ia meminta Saya untuk pergi sendiri tanpa ditemani oleh suami saya. Dengan... bodohnya...." Tiba-tiba Alena terdiam. Ia lalu melirik suaminya dengan wajah sedikit pucat, suasana hatinya kembali berubah secara drastis. Betapa Ia sangat menyesali perbuatannya yang pergi tanpa seijin suaminya. Ia kabur saat Nizam tertidur. Mata Alena seketika berkaca-kaca.     

AKBP Santosa menatapnya dengan pandangan yang sulit dipercaya. Di zaman dimana hubungan suami-istri hanya seperti yang tertera di atas sebuah buku kecil bewarna hijau dan coklat. Maka istri meminta izin pergi pada suaminya menjadi barang yang sedikit langka.     

Nizam hanya terdiam sambil mengelus punggung Alena. Alena menarik nafas panjang sebelum melanjutkan kembali kata-katanya. "Dengan bodohnya saya menuruti permintaannya. Tidak sedikitpun Saya mengira kalau yang mengirimkan pesan itu adalah Andre. Dan ketika saya keluar dari rumah. Penjaga suami saya tidak ada, yang ada adalah penjaga yang dikirim anak buahnya Nendri."     

AKBP Santosa mengerutkan keningnya. "Mengapa Anak buah Nendri menjaga rumah anda." AKBP Santosa tampak masih tidak mengerti.     

Nizam berdehem, "Bolehkan Aku turut menjelaskan persoalan tentang anak buah Nendri?.     

"Yaah..silahkan!"     

"Andre tidak hanya menekan istriku secara pribadi, Ia juga menekan keluarga istriku. Khawatir dengan keselamatan keluarga Kami maka Aku lalu menyewa para penjaga yang berasal dari Indonesia. Mengapa hal ini Aku lakukan. Semata-mata karena Kami adalah orang luar. Langkah kami sangat terbatas di Indonesia. Jadi Aku memutuskan untuk memperoleh bantuan dari orang setempat."     

"Oh..ya Aku tahu sekarang, hmmm Aku baru ingat kalau Pak Gatot ayahnya Nyonya Alena kemarin baru terbebas dari kasus surat izin ilegal."     

"Ya betul dan itu Andre yang mengaturnya"     

"Benarkah?? Sangat menarik. Karena setahu kami, Kasus Pak Gatot ditutup karena para saksi mengundurkan diri bahkan barang bukti juga sebagian mendadak hilang." AKBP Santosa menggelengkan kepalanya. Ternyata para saksi dipihak penuntut mengundurkan diri karena ada permainan dibelakang layar.     

AKBP Santosa lalu mengeluh dalam hati. Orang-orang kaya terkadang selalu mempermainkan hukum. Dengan uang mereka terkadang bertindak semena-mena. Mereka membeli apapun yang mereka mau termasuk membeli para saksi untuk menjatuhkan seseorang atau membayar pengacara mahal untuk membebaskan mereka dari jeratan hukum.     

Pak Hartono ini adalah salah satu konglomerat di Indonesia yang sangat licin. Ia sangat kaya dari beberapa perusahaan besar yang dimilikinya. Sayangnya terkadang Ia selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tetapi secara penampilan umum Ia sangat baik dan berjiwa sosial tinggi.     

Sekarang kekuatan Pak Hartono sedang dipertaruhkan. Dari nada bicara Pak Hartono kemarin ketika mengetahui anaknya meninggal. Ia akan menuntut Alena agar dihukum seberat-beratnya. Tetapi apakah hal ini akan terwujud atau tidak tergantung siapa yang lebih kuat. Karena kali ini Ia memperoleh lawan yang tidak mudah dikalahkan. Lawannya adalah seorang pangeran. Hanya saja Pangeran itu bukanlah seorang WNI sehingga Mungkin Pak Hartono masih memiliki peluang untuk menang.     

"Sebenarnya Mr. Hartono sendiri sudah menutup kasus Ayah mertua ku tetapi Andre membukanya kembali. Ia terus menerus mendesak Kami agar Ia memperoleh apa yang dia inginkan." Nizam berkata dengan tenang.     

Alena malah sedikit bingung karena memang Ia tidak tahu secara detail kejadian sebenarnya. Nizam menyembunyikannya dari dia.     

AKBP Santosa mulai menarik kesimpulan berdasarkan penjelasan Nizam dan Alena.     

"Tetapi bagaimana bisa Kemudian anak buah Nendri menculik Nyonya Alena?"     

"Dia..ternyata menyukai ku. Sungguh tidak tahu malu dan keterlaluan. Aku tidak pernah mengerti bagaimana dia bisa menyukaiku. Padahal Aku sudah bersuami.." Mata Alena berkilat-kilat. AKBP Santosa langsung batuk-batuk kecil. Entahlah mengapa Ia merasa kalau Alena sedang melotot ke arahnya dan Ia juga merasa tersindir saat Alena bicara tentang tidak tahu malu. Bukankah secara diam-diam Ia juga menikmati kecantikan wajah Alena.     

"Emmm.. Mungkin karena Nyonya memiliki pesona yang luar biasa sehingga mereka menjadi gelap mata." Kata AKBP Santosa tanpa sadar. Perkataannya malah memperlihatkan isi hatinya.     

Nizam mengerutkan keningnya.."Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa jika istri seseorang sangat luar biasa maka laki-laki lain boleh menyukainya. Kalau memang seperti itu lalu buat apa ada ikatan pernikahan." Kata Nizam.     

Wajah AKBP Santosa tambah merah menahan malu. "Maksud Saya adalah kalau sekedar mengagumi mungkin diperbolehkan."     

Nizam mengangkat bahunya. "Cinta itu asalnya dari suatu kekaguman. Mengagumi seseorang yang tidak seharusnya dilihat akan mendatangkan banyak bencana daripada keuntungan. Dan seharusnya setiap lelaki hendaklah menahan pandangan matanya kecuali pada yang dihalalkan"     

Alena bengong, kenapa jadi ada adu debat diantara dua pria tampan dihadapannya. Sementara itu Notulen yaitu orang yang bertugas mencatat pemeriksaan ini juga ikut bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.