CINTA SEORANG PANGERAN

Persidangan (1)



Persidangan (1)

0"Yang Mulia, coba lihat Kakakmu. Dia berbisik-bisik sambil senyum-senyum dengan Alena. Apa dia tidak tahu kalau kita tegang. Coba lihat di layar handphone Aku. Edward terus menerus Aku hubungi. Dia sama sekali tidak mau menjawab." Cynthia berbisik di telinga suaminya.     
0

Panglima Thalal melirik ke arah Kakaknya dengan pandangan resah. "Aku dari tadi juga mencari-cari wajah Edward, tapi Aku tidak melihat sosoknya. Apa dia benar-benar mengalah untuk menyelamatkan Alena. Atau dia akan tetap memaksa muncul."     

"Aku tidak tahu, Aku sudah menulis pesan agar dia tidak usah muncul. Karena sidang ini hanya akan jadi suatu formalitas belaka buat Alena. Tetapi dia tidak menjawab. Aku juga sudah bilang kalau dia muncul maka Nizam akan menjadi marah dan bisa menganiaya kita. Dia juga tidak menjawab." Cynthia menggosok-gosok tangannya satu sama lain. Ia seperti sedang dicekam suatu ketakutan amat sangat.     

"Tapi coba lihat, Wajah Kakak Putri Alena terlihat tenang. Apakah dia tahu atau tidak kita sedang tegang dan cemas" Kata Pangeran Thalal.     

"Yang Mulia kan tahu bagaimana otak Alena. Mana pernah dia cemas akan sesuatu. Dia orang nya so easy banget. Otaknya pendek, pemikiran nya dangkal"     

"Iya Aku sangat bersyukur seleraku ternyata lebih baik dari Kakakku. Si Superman itu seleranya ternyata aneh..." Kata Pangeran Thalal. Tapi langsung disikut oleh Cynthia     

"Alena itu tipe wanita yang disukai oleh orang-orang ber IQ bagus." Kata Cynthia.     

Pangeran Thalal langsung cemberut. "Maksudmu, karena Aku tidak mencintai Kakak Putri Alena berarti IQ Aku tidak bagus"     

Cynthia jadi menahan tawa. Ia lalu mengelus punggung Pangeran Thalal.     

"Bukan seperti itu kucing anggora ku yang manis, tapi Seseorang yang memiliki pemikiran serius seperti Nizam, Edward, Andre, Nendri mereka cenderung mencari seseorang yang pemikirannya simpel atau sederhana untuk mengurangi ketegangan otak mereka. Ibarat mereka itu adalah api maka mereka akan mencari air untuk menetralkan panasnya. Apakah Kau memahami nya?"     

"Aku mengerti sekali. Karena Aku tidak memiliki kecerdasan seperti mereka maka Aku menikahimu yang memiliki kecerdasan diatas Ku." Kata Pangeran Thalal sambil tersenyum lucu.     

Cynthia tersenyum, "Aku tidak mengatakan seperti itu. Yang Mulia yang mengatakannya sendiri" Cynthia tersenyum geli. Pangeran Thalal mengerutkan bibirnya dengan sebal tapi kemudian ikut tersenyum.     

Perbincangan mereka terhenti ketika Hakim sudah memasuki ruangan. Alena duduknya sudah pindah ke kursi depan tepat di depan Hakim ketua. Nizam tampak memperhatikan Alena dengan wajah tenang.     

***     

Karena sidang dinyatakan terbuka untuk umum maka para wartawan boleh meliput seluruh persidangan. Jaksa penuntut umum dan Penasihat Hukum sudah mengajukan para saksi. Baik saksi korban ataupun saksi yang meringankan Alena sebagai terdakwa. Hakim mendengarkan pembacaan dakwaan dari Jaksa Penuntut umum dan ketika tidak ada Eksepsi ( Nota keberatan) dari pengacara pihak Alena maka Hakim mengadakan pemeriksaan para saksi.     

Yang pertama diperiksa adalah Sisca sebagai saksi inti. Sisca dianggap sebagai istri Andre dan Sahabat dari Alena. Setelah Sisca disumpah untuk berbicara yang sebenarnya maka Ia segera berbicara tentang kasus Andre dan Alena.     

"Saya adalah teman dekat Alena sejak SMA. Saya selalu bersama-sama dengan Alena. Saya tahu persis bagaimana Alena bertingkah laku. Dia merasa dirinya paling cantik dan disukai oleh pria... " Sisca lalu terdiam ketika Pengacara Alena mengangkat tangannya.     

"Yang Mulia Hakim. Kami keberatan dengan perkataan Saudari Sisca karena Ia mengatakan pendapat pribadi nya. Pendapat pribadi bisa saja salah dan tidak relevan"     

Kemudian Jaksa Penuntut Umum ( JPU ) berkata, " Yang Mulia, Sisca ini adalah teman dekat Alena selama 3 tahun. Apa yang dia katakan pasti tidak akan sembarangan. Apalagi kami juga mendatangkan beberapa teman SMA lainnya sebagai saksi. Termasuk guru BK dan Walikelasnya saat SMA."     

Alena terkejut mendengar kata-kata JPU. Teman-teman SMA-nya? Walikelasnya? guru BK-nya? Kho bisa.     

"Jadi Yang Mulia mohon ijinkan Sisca untuk melanjutkan perkataannya. Karena nanti kesaksiannya akan didukung oleh saksi yang lain."     

"Baiklah, Keberatan dari Penasihat Hukum Alena di tolak. Silahkan Saudari Sisca lanjutkan!!"     

Alena melihat ke belakang menatap suaminya. Nizam tampak memasang airphone ditelinganya yang disambungkan langsung ke petugas penterjemah sehingga Nizam memahami jalannya persidangan yang menggunakan bahasa Indonesia. Nizam balas menatap istrinya menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Pandangan mata yang menunjukkan agar Alena tidak perlu khawatir.     

"Terima Kasih Yang Mulia. Alena terlihat sangat sopan dan baik hati jika dihadapan orang banyak. Tetapi sesungguhnya Dia berhati busuk. Dia menggoda setiap laki-laki untuk memuaskan egonya sebagai seorang wanita. Dia senang mengobral cinta ke setiap laki-laki. Sehingga para lelaki sering berkelahi karena berebut Alena. Berkali-kali Alena dipanggil ke ruangan BK untuk menjadi saksi perkelahian antar teman pria kami. Bahkan yang terparah Sekolah kami bahkan pernah akan tawuran dengan sekolah lain hanya karena siswa di sekolah itu berebut Alena dengan siswa sekolah kami."     

Alena menatap Sisca dengan berkaca-kaca. Alena sama sekali tidak menyangka kalau Sisca begitu tega memutar balikkan fakta yang sebenarnya. Siapa sebenarnya yang mengadu domba mereka dan mengambil keuntungan dari semua pria yang menyukainya. Siapa yang sebenarnya memberikan mereka harapan tentang cinta dia pada mereka.     

Karena yang sebenarnya adalah Sisca sendiri yang melakukan. Dan Ia selalu memaafkan dia. Alena terdiam, air matanya mulai meleleh. Ia tidak sedih dituduh seperti itu oleh Sisca. Ia hanya sedih bagaimana bisa Sisca sahabatnya yang sangat Ia cintai menikamnya terang-terangan.     

"Lihat Yang Mulia Hakim. Alena selalu menggunakan airmatanya sebagai senjatanya. Dia selalu begitu. Dan Dia adalah sahabat Yang Saya cintai. Selama ini Saya selalu memaafkan tingkah laku dia walaupun Kemudian dia berusaha merebut Andre dari Saya." Sisca lalu terdiam. Ia menatap Alena dengan sinar mata yang tajam dan menakutkan. Alena sampai merasa ketakutan. Ia mencengkram pegangan kursi nya erat-erat.     

"Saudari Sisca, Anda berhubungan dengan Andre Setelah tidak bersama Alena. Bagiamana bisa dikatakan Saudari Alena merebut Almarhum Andre dari Anda."     

Hakim bertanya dengan penuh minat kepada Sisca. Persidangan ini sangat menarik karena melibatkan dua kekuatan besar. Walaupun hasil akhirnya sebenarnya sudah dia ketahui tapi ini masalah proses peradilan yang memperjuangkan tentang harga diri. Apakah yang menang harga diri Hartono selaku ayah Andre atau harga diri Nizam selaku suami dari Alena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.