CINTA SEORANG PANGERAN

Pernikahan Edward (10)



Pernikahan Edward (10)

0Nizam menatap tajam pada Edward. Apa genderang perang sudah ditabuh. Ia sengaja memancing Edward dengan menjadikan Lila untuk membimbing Alena. Ia berniat menyimpan Edward disisinya. Agar Ia tahu pergerakan Edward pada Istrinya. Bagi Nizam tempat yang paling aman bagi seorang musuh adalah menempatkan langsung disisinya. Dengan demikian Nizma bisa melihat gerak-gerik yang dipersiapkan oleh musuhnya untuk melawannya.     
0

Dan ternyata dugaannya benar. Cinta Edward pada Alena masih terlihat dengan jelas dari tingkah laku Edward. Jadi niat Edward menikahi Lila adalah suatu omong kosong belaka. Melihat sikap Alena pada Edward juga tidak main-main. Sekali saja Nizam salah melangkah kemungkinan Alena akan berpaling kepada Edward.     

Cinta seorang wanita cenderung berbeda dengan pria. Ketika Laki-laki lebih menggunakan logika maka perempuan lebih memilih menggunakan perasaan. Ketika sisi perasaan wanita sudah tersentuh maka cinta akan menjadi nomor sekian. Ada banyak wanita yang menikahi pria karena pria itu sudah memiliki rasa nyaman, aman dan kasih sayang. Atau banyak juga para wanita yang menikahi pria karena harta kekayaan, jabatan atau ambisi si wanita itu. Terkadang seorang wanita akan menyingkirkan pria yang Ia cintai tetapi tidak memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya atau kenyamanan perasaan.     

Nizam sudah memenuhi hampir semua keperluan Alena tentang kriteria sempurna dari seorang suami. Tetapi bagi Edward Nizam masih memiliki kekurangan. Nizam tidak dapat memenuhi semua kenyamanan perasaan Alena.     

Nizam sendiri walaupun sekarang Ia sangat meyakini cinta Alena, sebagai seorang calon raja jelas Ia harus memikirkan segala sesuatunya secara realistis. Rasa kekhawatiran Alena akan berpaling ke lain hati seakan membayanginya. Padahal Istrinya di Harem banyak tapi tidak terbersit sedikitpun untuk menggantikan Alena dengan wanita lain.     

Edward menatap wajah Nizam dengan mata berkilat-kilat bagaikan sebilah pedang yang siap menghujam. Ia ingin sekali menebas keangkuhan Nizam dan menjerat Alena kedalam pelukannya. Ia tadinya akan bergerak diam-diam dalam mencintai Alena. Ia mengiklashkan Alena untuk Nizam. Tetapi ketika Ia melihat Alena selalu di dera masalah membuat cintanya yang Ia coba untuk Ia kubur malah seakan terlontar keluar.     

Edward selalu berharap Alena akan hidup bahagia disamping Nizam tetapi ketika Ia kemudian melihat bahwa ternyata Kekuasaan dan Kekuatan Nizam tidak dapat melindungi Alena sepenuhnya membuat Edward berubah pikiran. Apalagi secara terang-terangan Nizam menantangnya untuk menunjukkan bahwa Alena adalah miliknya dan hanya jadi miliknya.     

Nizam memintanya untuk menjadikan Lila sebagai pembimbing Alena. Mungkin yang lain kebingungan motifnya apa. Tetapi begitu Nizam menelponnya Edward langsung tahu kalau Nizam sedang menantangnya untuk berperang secara terbuka. Nizam ingin menantangnya sejauh mana Ia tahan menghadapi siksaan mental yang akan Nizam berikan padanya.     

Menjadikan Lila sebagai pembimbing Alena berarti akan membuat Edward akan sering bertemu dengan Alena. Karena Lila adalah calon istri dari Edward, setidaknya Edward akan mengantar Lila untuk bertemu Alena. Dan Nizam tahu pasti kalau setiap Edward bertemu Alena maka batin Edward akan semakin tersiksa apalagi jika nanti Nizam mempertontonkan kemesraannya di depan Edward.     

Itulah sebabnya Edward akhirnya akan menerima tantangan Nizam. Daripada batinnya tersiksa tiada guna lebih baik Ia memperjuangkan cintanya kepada Alena. Minimal Edward akan menunjukkan bahwa cintanya kepada Alena begitu tulus. Harapannya Alena akan terenyuh dan membalas cintanya. Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini kalau segala sesuatunya diperjuangkan sekuat tenaga.     

Nizam duduk mendekati Alena, Tangannya melingkari pundak Alena. Nizam lalu berbisik pada Alena. "Edward sedang jatuh cinta pada Lila, tetapi Ia terkadang salah melampiaskan kepadamu. Kau harus menolongnya agar cintanya kepada Lila berjalan lancar"     

Mata Alena terbelalak, Ia menatap wajah suaminya dengan kebingungan. Nizam mengecup bibir Alena yang ternganga membuat Alena langsung tersipu-sipu. Ia malu-malu memandang wajah Edward dan Lila. Mata Lila terbelalak melihat Nizam benar-benar melakukan suatu penyiksaan pada Edward.     

Wajah Edward pucat pasi, Ia jelas melihat wajah Alena yang memerah dan Edward bersumpah kalau Alena terlihat semakin cantik. Hatinya terbakar api cemburu, matanya berkaca-kaca. Nizam sangat keterlaluan. Edward hampir saja berdiri dan pergi kalau tidak Ia melihat mata Lila dan isyarat gelengan kepalanya agar Ia menahan emosinya.     

Edward menarik nafasnya lalu berkata dengan wajah yang dibuat sedatar mungkin.     

"Aku tidak mengerti mengapa Nizam meminta Lila untuk menjadi pembimbing Alena, Bukankah mereka memiliki jurusan kuliah yang berbeda" Kata Edward sambil menahan perih.     

Nizam tersenyum sambil mengelus kepala Alena. "Si cantik ini akan mengambil proyek tentang suatu permasalahan hukum yang biasa terjadi di bidang perekonomian. Semisal seperti kasus yang terjadi pada Ayahnya Alena. Bagaimana suatu perjanjian bisnis diantara beberapa pihak bisa menyebabkan seseorang terkena suatu kasus penipuan." Nizam berbicara panjang lebar.     

Alena menatap suaminya dengan kagum. Ia sendiri tidak tahu hendak mengambil proyek apa tapi suaminya tampak menjelaskan dengan detil rencana proyek Alena kepada Lila. Nizam samasekali tidak menganggap pertanyaan Edward. Nizam malah seakan-akan menjawab pertanyaan Lila.     

Edward menelan ludahnya. Melihat gaya Nizam menjelaskan membuat Edward tidak habis pikir mengapa otak yang begitu jenius tetapi memiliki nalar yang sempit tentang suatu cinta. Bagaimana bisa Nizam begitu ke kanak-kanakan dengan memanas-manasi nya.     

Lila sendiri langsung terkagum-kagum melihat Nizam yang begitu fasih berbicara tentang ekonomi dan hukum. Ia juga kemudian menyadari bahwa ketampanan Nizam jauh melampaui ketampanan Edward. Jika ketampanan Edward bagaikan Kerlip bintang maka ketampanan Nizam bagaikan sinar bulan purnama yang menenggelamkan ribuan cahaya bintang.     

Cara Nizam memperlakukan Alena juga membuat iri setiap wanita yang melihatnya. Lila jadi miris sendiri, akankah Ia akan menemukan pria seperti Nizam. Jangan bicara tentang ketampanannya yang sulit dicari tandingannya tetapi minimal pria itu memiliki rasa cinta yang sedikit saja seperti cintanya Nizam kepada Alena.     

"Kau tahu Lila, mengapa Aku meminta mu untuk membimbing istri ku?" Kata Nizam sambil mengelus lengan Alena.     

Lila menggelengkan kepalanya sambil menatap Nizam. Nizam tersenyum hingga menggetarkan hati Lila.     

"Karena Kau adalah orang Indonesia, Kau bisa menjelaskan sudut pandangan permasalahan proyek Alena dari sudut Bangsamu dan Alena. Dan itu akan menjadi nilai plus buat Alena. Sedangkan jika Aku yang membimbing Alena maka sudut pandang yang diambil tentu saja sudut pandang Azura. Dan itu tidak terlalu bagus untuk pengambilan latar belakang proyek Alena.     

Bukankah alasanku masuk di akal, Tuan Edward?"     

Edward terdiam dengan muka melengos, Bukankah tadi Ia mempertanyakan mengapa Nizam meminta calon istrinya untuk menjadi pembimbing Alena.     

"Aku yakin Kau tidak akan menolak permintaanku. Bukankah Kau sangat perduli dengan Alena?" Kata Nizam lagi dengan dingin.     

[Sialan Kau Nizam, Kau benar-benar Pangeran yang berhati dingin bagaikan batu ] Edward berkata dalam hatinya. Mengapa Nizam jadi memutar balikkan fakta.     

"Yaaah..Aku memang sangat peduli pada Alena. Dan kau tahu Ia hampir menjadi milikku seandainya Kau tidak mengangganggu hubungan Kami. Kau juga tahu bahwa sebenarnya yang jadi intruder antara hubungan ku dengan Alena adalah Kau bukannya Aku" Kata Edward.     

"Ha...ha..ha..tentu saja, tapi sayangnya Alena lebih memilihku dibandingkan dengan mu. Sebaiknya Kau fokus saja pada pernikahan mu dengan Lila. Bukankah Lila sangat mencintaimu?" Kata Nizam sambil menatap Lila.     

Lila tersenyum manis, "Cinta tidak bisa dipaksakan Yang Mulia tetapi pasti bisa diusahakan. Yang Mulia pasti sudah tahu pasti siapa yang ada di hati calon suami Hamba. Tetapi Hamba tidak akan putus asa." Kata Lila sambil menatap mata Edward yang muram. Edward terdiam lalu berkata dengan pelan.     

"Nizam, Kau tahu mengapa Aku akan menikahi Lila??"     

Nizam mengangkat bahunya.     

"Itu Karena agar Kau tidak mencurigai Alena. Agar Kau tidak membuat Alena ketakutan kepadamu setiap kali Ia bertemu dengan ku. Sekarang Kau jelas-jelas meragukan hubungan ku dengan Lila. Jadi sekarang akan aku katakan kepada kalian semua.     

Nizam sangat benar dengan meragukan hubungan antara Aku dan Lila. Karena memang Aku tidak pernah mencintai Lila. Tapi Nizam tidak bisa dibohongi Ia terus mendesakku untuk memperlihatkan niatku yang sebenarnya. Dan Karena Kau Nizam sudah tahu jadi Aku tidak bisa berpura-pura lagi." Edward berkata dengan tenang walau suara yang terdengar seperti rintihan dari lembah sunyi. Ia lalu melihat ke arah Lila dengan penuh kehampaan.     

"Lila, maafkan Aku..Aku tidak jadi menikahimu. Maafkan Aku, sungguh. Aku hanya mencintai Alena sampai kapanpun. Aku bebaskan Kau untuk membantu Alena. Tetapi Aku tidak sanggup untuk berada di sisi Alena secara terus-menerus. Nizam berhasil melukaiku dengan membuatku terbakar api cemburu. Aku bisa gila dengan perasaan ini."     

Alena terkejut dengan perkataan Edward. Alena sedari tadi berusaha mencerna perbincangan di antara Nizam dan Edward, hingga akhirnya Ia menyadari kekejaman yang sudah dilakukan kepada Edward. Alena lalu berbalik menatap wajah Nizam dengan buas.     

"Kau!!!! Teganya Kau berbuat itu terhadap Edward. Bukankah Kau tadi mengatakan bahwa Edward mencintai Lila. Apa salah Edward kepadamu? Mengapa Kau tidak pernah puas menyiksanya." Air Mata Alena berderai. Lalu Alena menatap wajah Edward dengan ibam     

"Maafkan Aku Edward. Aku terlalu bodoh sehingga tidak memahami maksud Nizam menjadikan Lila sebagai pembimbingku. Aku terlalu bodoh untuk memahami cintamu" Alena menangis terisak lalu Ia berdiri dan berkata pada Nizam.     

"Kau adalah orang yang tidak berperasaan." Kata Alena sambil pergi. Nizam terkesiap melihat Alena pergi. Ia segera akan mengejarnya tapi Cynthia menahan tangan Nizam. "Biarkan Aku saja" Kata Cynthia sambil mengejar Alena.     

Nizam lalu berbalik menatap dengan murka pada Edward lalu dengan cepat kakinya menendang perut Edward sehingga Edward langsung terpental menghantam meja yang sedang dikelilingi oleh para wanita sambil minum kopi. Para wanita yang berkumpul di meja itu langsung berteriak kaget. Tubuh Edward menghantam meja hingga mejanya patah.     

Nizam meloncat ke arah tubuh Edward lalu kakinya mulai menghajar lagi tubuh Edward yang sedang meringkuk kesakitan. Kaki Panjang Nizam dengan telak menghajar pinggangnya. Edward melenguh kesakitan.     

"Bunuhlah Aku Nizam, Agar Aku tidak terus menerus mengganggu Alena. Karena sepanjang nyawaku ada dinadiku. Kau tidak akan pernah hidup dengan tenang. Aku akan berusaha mengambil Alena darimu. Aku bersumpah untuk itu"     

'Baiklah...Aku akan membunuh mu sekarang juga. Aku tidak perduli kalau sampai terjadi peperangan antara Amerika dan Azura" Kata Nizam sambil membungkuk lalu merenggut kerah kemeja Edward dan mengayunkan pukulannya ke arah leher Edward. Pukulan Nizam yang ahli bela diri jika benar mengenai leher Edward maka leher itu pasti akan patah. Dan jika leher Edward patah maka nyawanya pasti melayang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.