CINTA SEORANG PANGERAN

Selalu Membohongi



Selalu Membohongi

0Edward menjalankan mobilnya bagaikan orang gila, untungnya tidak ada polisi yang melihat. Walaupun demikian Ia tidak berani kalau melanggar peraturan lalulintas berupa lampu merah hanya kecepatannya saja yang sangat tinggi. Sesampainya di apartemen Nizam, Edward sampai lari mau menerjang pintu apartemen Nizam setelah keluar dari lift apartemen. Tetapi Fuad dan Ali yang berdiri di depan pintu apartemen langsung menghadang Edward. " Maaf Tuan Edward. Anda tidak boleh masuk" Kata Ali sambil menghadang tubuh Edward.     
0

Mata Edward melotot dengan muka murka. Ia langsung mencengkram kerah baju pengawal Nizam. "Majikanmu yang bodoh itu menelponku. Cepat buka pintunya atau Aku akan menghajar mu sampai mati" Kata Edward sambil mendorong tubuh Ali ke pintu.     

Ali mengerutkan keningnya. Ia terdiam sambil menatap Fuad. Jelas sekali Ia meminta pendapat dari Fuad. Sebenarnya Ali bukannya tidak berani melawan Edward. Edward walaupun berbadan tinggi dan proporsional tetapi tidak memiliki ilmu beladiri jadi jelas kalau mereka berkelahi, Edward akan kalah telak.     

Cuma masalahnya antara Edward dan Nizam memiliki hubungan yang rumit. Mereka berteman tapi bermusuhan. Mereka bermusuhan tapi sebenarnya berteman juga. Jadi ketika Edward bilang Ia diminta Nizam untuk datang. Mereka antara percaya dan tidak percaya.     

Mendengar ada ribut - ribut di luar pintu lalu dibuka dari dalam. Seraut wajah wanita bule keluar dari dalam. "Biarkan dia masuk!! Yang Mulia Nizam tadi memintanya datang"     

Mendengar perintah Cynthia. Ali segera menyingkir dari hadapan Edward. Ia menunduk dan memberikan hormat. Edward masuk dengan muka masam.     

"Edward..dari kemarin Alena mengunci diri di kamar. Ia tidak mau keluar. Ia sangat marah karena merasa dipermainkan oleh kalian."     

"Oleh siapa?? Aku atau Nizam?" Kata Edward sambil berjalan terus.     

"Aku bilang Kalian. Kau dan Nizam. Nizam sudah hilang akal merayunya untuk keluar dari kamar."     

"Mengapa tidak dia dobrak saja pintunya"     

"Dia tidak ingin Alena tambah kalap."     

"Terus Kalian ingin Aku melakukan apa?"     

Tapi belum juga Cynthia menjawab. Terdengar suara berat di telinga Edward.     

"Alena ingin Kau mengakui hubungan yang sebenarnya antara Kau dan Lila. Dia berharap banyak akan hubungan kalian. Jadi Kau bilang lah pada Alena kalau Kau mencintai Lila..."     

Begitu mendengar perkataan itu. Edward langsungnya kalap. Ia menerjang maju dan "Buk..." Pukulannya bersarang di dagu Nizam. Cynthia menjerit. Tubuh Nizam terdorong ke belakang satu langkah.     

"Kau memang bajingan yang tidak tahu malu. Kau terus menerus membohongi istrimu sendiri" Kata Edward sambil kembali memukul Nizam. Tapi kali ini Nizam menahan pukulan Edward.     

"Aku tidak keberatan Kau pukuli. Tapi nyawamu bisa terancam kalau kau ketahuan oleh penjaga rahasia kerajaanku. Jadi berhentilah"     

"Kau...Kau memang setan. Kau selalu menyakiti istrimu. Kau yang memulai kekacauan ini. Mengapa Kau malah meminta Lila untuk membimbing projek istrimu. Kau kan tahu Aku menikahi Lila bukan karena mencintainya. Tapi untuk melindungi Alena"     

"Jadi bukankah itu sesuatu yang bagus. Kau bilang Aku bajingan lalu kau sendiri apa? Bukankah posisi kita sama. Sama-sama membohongi Alena."     

"Guys...please.. Alena dari kemarin belum makan. Ia pasti sedang menangis dengan sedih. Dan Kalian selalu ribut. Apa Kalian masih waras??" Cynthia ngomel-ngomel.     

"Tunjukkan dimana kamarnya!!" Kata Edward sambil mendorong tubuh Nizam dengan kesal. Nizam hanya diam di dorong Edward. Posisinya sedang terjepit. Ia tidak berdaya karena Ia mengharapkan bantuan Edward untuk menyelamatkan Alena dari kelaparan.     

Cynthia lalu berjalan menuju kamar Alena dan Nizam. Lalu berhenti setelah sampai ke depannya. Cynthia mengetuk pintu.     

"Alena...Alena..ini ada Edward"     

Suasana masih hening. Tiba-tiba Nizam memberikan isyarat pada Edward untuk memukulnya lagi.     

"Pukul aku lagi cepat!!" Bisik Nizam.     

"Aku tidak mau mati oleh pengawal rahasiamu"     

"Aku berbohong tadi. Mana ada pengawal rahasia di apartemen ku?"     

"Kau memang setan pembohong!!"     

Nizam malah mengangkat bahunya. "Kau boleh menyebutku apa saja. Tapi cepat pukul Aku!!"     

Edward kebingungan sesaat tetapi karena Nizam terlihat memaksa Lalu tanpa bisa dicegah lagi Edward langsung menghajar Nizam. Kesempatan emas untuk menghajar Nizam. Sialan.. Edward benar-benar serius memukuli Nizam.     

Cynthia tercengang melihat Edward kembali menghajar Nizam tapi kemudian Ia tersadar permainan Nizam. "Alena.. Nizam dipukuli Edward!! Tolonglah Dia..!! Cepat!!!" Cynthia pura-pura berteriak histeris. Dan sesuai dugaan Nizam. Alena yang polos akan langsung keluar dari kamar.     

Dan memang benar tidak lama dari dalam keluar Alena. Mukanya kusut dengan mata bengkak. Melihat Nizam terkapar Ia langsung berteriak dan memeluknya. "Edward!!! Apa Kau sudah gila??"     

Edward mengangkat bahunya. "Mengapa Kau mengunci dirimu sendiri di kamar? Kau membuat Kita semua cemas."     

Alena tidak menjawab tapi malah menolong Nizam yang terlihat sedikit memar-memar diwajahnya, untuk berdiri tapi kemudian badannya jadi limbung sehingga Nizam langsung menangkap dan memeluknya.     

Edward yang refleks hendak ikut memegang Alena, dipelototi oleh Nizam. Edward kembali mundur dengan mata yang keruh.     

"Alena..Aku minta maaf. Tapi biarlah Kau makan dulu.. Kasian bayi Kita.." Kata Nizam sambil mengusap rambut Alena. Nizam lalu meminta Segelas air teh manis hangat kesukaan Alena pada Arani. Arani dengan sigap. Membuatkannya untuk Alena. Sedangkan Alena hanya terdiam pasrah ketika Nizam membawanya berbaring di sofa. Tubuhnya lemas, kepalanya pusing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.