CINTA SEORANG PANGERAN

Siapapun Tidak Boleh Ada yang Memiliki



Siapapun Tidak Boleh Ada yang Memiliki

0Andre turun dari mobil dengan tergesa, Ia memegang pistol dengan kedua tangannya. Para penjaganya ikut bersiap. Ia menepikan mobilnya agak jauh dari rumah yang Ia curigai tempat Nendri.     
0

Tempat ini adalah markas tersembunyi dari Nendri. Tempat ini cukup terpencil tapi tidak terlalu jauh dari pusat kota. Nendri membangun kerajaan bisnisnya dengan sangat brilian. Hingga Jasanya banyak digunakan oleh berbagai kalangan. Dari Masyarakat awam, pejabat, artis bahkan terkadang Ia bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap suatu kasus.     

Cara kerjanya sangat licin membuat Ia     

"Si Bang*at itu sudah membangunkan macan tidur, Walau harus dihukum mati Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Si Nizam bodoh itu berhasil terperdaya oleh anak buahnya sendiri. Dasar bego" Katanya morang-maring, sambil menyelinap masuk ke suatu rumah besar dengan tempat terpencil.     

Untungnya handphone Alena memiliki jaringan yang bagus sehingga sinyalnya dapat terdeteksi walaupun ditempat terpencil.     

Andre melihat banyak anak buah Nendri sedang berjaga-jaga sambil bermain kartu. Mereka cekakakan tertawa-tawa sambil bersenda gurau. Andre jelas mendengar percakapan mereka yang membuatnya semakin murka.     

"Si Boss akhirnya bisa memperoleh wanita yang Ia idam-idamkan siang dan malam. Niat benar Ia mencintai istri orang. Kaya ga ada wanita lain" Kata salah seorang anak buah Nendri.     

"Sebuas-buasnya si Bos jatuhnya ke tangan wanita juga. Ha..ha..ha... Kalau Aku sih masih waras. Daripada mencintai istri orang, mana sedang hamil lagi. Lebih baik nyari wanita lain. Biarpun ga terlalu cantik tapi ga ribet ngurusinya"     

"Iya benar. Aku pikir si Bos tidak punya hati. Karena Ia selama ini tidak pernah terlihat menyukai seorang wanita manapun. Nyatanya Ia malah jatuh cinta pada Putri Alena. Hanya saja wanita itu memang luar biasa. Aku sendiri tidak keberatan walaupun Ia sudah jadi bekas orang. Kali aja si Bos mau ngasihin kita sisanya. Aku akan terima dengan senang hati Ha..ha..ha..."     

Andre langsung merah padam mendengar percakapan itu. Wanita yang Ia impikan siang dan malam. Yang membuat Ia gelisah setiap saat. Yang membuat Ia harus sampai kehilangan anaknya kini sedah dilecehkan.     

Andre langsung mengarahkan senjatanya. Dan empat kali letusan senjata tanpa suara karena menggunakan peredam suara..Membuat empat orang penjaga pintu depan terjungkal roboh seketika. Nyawanya melayang ditangan Andre yang sedang murka.     

Andre melambaikan tangan ke anak buahnya agar ikut masuk ke dalam rumah. Ia sendiri maju paling depan. Ini adalah perkara hidup dan matinya wanita yang sangat Ia cintai.     

***     

Nendri semakin mendekati Alena ketika Alena menutup wajahnya. "Jangan takut Alena, Aku tidak akan menyakitimu. Aku mencintai mu. Menikahlah denganku, Dan tinggalkan suamimu. Walaupun Aku tidak sekaya suamimu tapi Aku bersumpah akan membahagiakan mu."     

Alena membuka matanya. Ia langsung berasa ingin muntah berada di depan Nendri.     

"Nendri apa benar Kau mencintaiku?" Kata Alena sambil menahan dada Nendri agar berhenti mendekati nya. Alena memutar otaknya mencari siasat agar Ia bisa mengukur waktu sambil menunggu pertolongan Nizam Karena Ia yakin bahwa Nizam akan datang menolongnya.     

Nendri mengangguk bagikan anak kecil ditawari sebungkus permen. Matanya menatap Alena dengan berbinar-binar.     

"Kalau begitu menjauhlah dulu. Kau tahu aku sedang mengandung. Aku mual dan mau muntah. Kau tentu tidak ingin bercinta dipenuhi oleh muntahan ku"     

"Kau jangan coba-coba mempermainkan Aku" Sekarang Nendri menjadi kesal karena disuruh menjauh.     

"Mana berani Aku mempermainkan mu. Hidupku ada di dalam kekuasaan mu. Aku masih ingin hidup. Apalagi Aku sedang mengandung"     

"Hmmm..." Nendri terlihat jadi galau.     

Alena memperbaiki posisi duduknya. Berancang-ancang mengatur tubuhnya.     

"Apa Kau bersedia menjadi istri ku" Tanya Nendri pada Alena.     

"Kalau aku menolak bagaimana?"     

"Aku akan memperkosamu, Lalu menikahi mu dengan paksa"     

"Kalau begitu Aku tidak punya pilihan"     

"Tapi tadi Kau bilang Kau mau mati saja"     

"Itukan tadi, sebelum Aku berpikir jernih.. sekarang Aku sudah berpikir jernih..dan..Heug..!! Alena menendang selangkangan Nendri dengan sekuat tenaga. Nendri yang tidak mengira akan mendapatkan serangan mendadak langsung terjungkal sambil berteriak kesakitan.     

Alena segera berdiri dan turun dari ranjang bersamaan dengan pintu di buka dari luar. Dilihatnya Andre berdiri sambil membawa senjata.     

"Alena!! Andre berteriak sambil mengembangkan kedua tangannya. Ibarat orang yang sedang hanyut tenggelam maka rumput yang lemahpun Ia jadikan pegangan. Begitu melihat Andre Alena langsung berlari ke pelukan Andre dan berteriak histeris.     

"Selamat Aku, Selamat kan. Ia hendak mencelakai ku. Nendri hendak memperkosaku"     

"Sayangku Alena..Aku ada di sini. Aku akan menyelamatkan mu" Andre mengusap punggung Alena dengan penuh kasih. Air matanya menetes melihat Alena begitu ketakutan. Tapi kemudian Ia menjadi murung ketika Alena berkata.     

"Bawa Aku ke suamiku, Aku mau bertemu dengan Nizam. Nizam..Nizam..tolong Aku"     

Belum juga Andre berkata. Ia melihat Nendri bangkit dari ranjang dengan masih meringis. Ia meraih senjata di saku celananya dan kemudian mengarahkan kepada Alena yang sedang memeluk Andre. Posisi Alena tepat membelakangi Nendri     

"Kalau Aku tidak memiliki Alena maka tidak ada seorangpun yang akan memilikinya" Kata Nendri sambil menarik senjatanya dan menembakkannya dengan suara yang sangat memekakkan telinga.     

"ANDRE!!!!" Alena berteriak sebelum jatuh terjerembab.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.