CINTA SEORANG PANGERAN

CCTV-nya Rusak.



CCTV-nya Rusak.

0"Ini adalah restoran kelas atas dengan jaminan pelayanan yang seharusnya mendekati kesempurnaan. Tapi memiliki seorang manajer yang tingkat kecerdasannya dibawah standar, tidak heran kesalahan fatal bisa terjadi. Bagaimana bisa tempat sudah dipesan Private tetapi ada orang luar yang bisa lolos masuk. Kau lihat di luar sana..para penjaga ku ada sekitar satu lusin. Apakah mungkin ada orang yang bisa masuk??"     
0

Manajer itu terdiam dengan keringat dingin yang mulai mengalir. Tapi Ia masih punya nyali untuk berbicara. "La..lu darimana orang itu berasal?" tanyanya tergagap.     

"Itulah yang seharusnya menjadi tanggung jawabmu sebagai seorang manajer untuk mengetahuinya. Seharusnya begitu restoran mu dipesan secara private maka langkah yang pertama harus kau lakukan adalah clear area lalu mengamankan tempat. Mem-briefing para karyawan. Bukan hanya perduli dengan menu makanan.Orang-orang yang memesan tempat secara private membutuhkan keamanan lebih besar dibandingkan rasa makanannya. Kami bukan ingin makan enak yang pastinya sudah sering kami cicipi tapi kami hanya butuh privacy, Kami butuh keamanan karena status Kami yang tidak biasa.     

Kau benar-benar bodoh keterlaluan. Kau tahu Orang itu kemungkinan sudah mengincar istriku begitu Aku memesan tempat ini. Aku berani bertaruh ada orang dalam yang terlibat sehingga orang itu dapat masuk ke dalam restoranmu dengan keahliannya menyelinap. Hanya Tuhan yang tahu dia bermaksud apa. Karena Ia jelas sudah merencanakan ini semua." Nizam bicara morang-maring. Ia ingin rasanya menghajar manajer restoran itu."     

Manajer itu terdiam, Ia merasa benar-benar bodoh. Restoran nya adalah restoran termewah Ia terbiasa dengan pesanan private seperti ini. Tapi memang membooking seluruh restoran seperti yang dilakukan Nizam belum pernah terjadi. Manajer itu hanya melakukan pengecekan standar. Ia merasa sudah melakukannya dengan maksimal. Kalau sampai ada orang dalam yang terlibat seperti yang dituduhkan oleh Nizam maka habislah sudah karirnya sebagai seorang manajer. Ia tidak bisa membina karyawannya sendiri. Tapi Manajer itu tetap berupaya sesuatu. Ia berkata dengan lemah.     

"Kita akan lihat tayangan CCTV-nya yang Mulia. Semoga kita bisa menyelidikinya dari sana" Kata Manajer itu sambil menundukkan kepalanya.     

" Kau sungguh naif, coba lihat dari tadi teknisimu tidak bisa membuka satupun rekaman hasil CCTV-nya. Dari sepuluh CCTV yang terpasang tidak ada satupun yang rekamannya dapat dibuka. Orang itu sudah merusaknya. Dan Kau sebagai manajer tidak teliti tentang hal itu." Nizam menggelengkan kepalanya dengan kesal. Wajah si manajer benar-benar pucat pasi.     

Sementara itu teknisi Restoran Angela gemetar mendengar perkataan Nizam. Ia sedari tadi berusaha mengotak-atik laptop nya mencoba membuka satu saja rekaman CCTV dari sepuluh CCTV yang terpasang tetapi semuanya Blang..hitam tidak ada satupun yang bisa dibuka. Ia belum memberitahu Nizam tapi Nizam sudah mengetahui nya. Pangeran ini analisanya sangat akurat. Teknisi ini kemudian mengangkat tangannya ke arah manajernya.     

"Yang Mulia Pangeran...benar, Saya tidak bisa membuka satu pun rekaman CCTV nya. Ini sudah disabotase."     

"Ya Tuhan.. bagaimana bisa. CCTV kami adalah yang terbaik. Diperiksa secara teratur. Sangat tidak mungkin hingga rusak sepuluhnya" Manajer itu terduduk lemas. Habislah Ia kali ini.     

Sesaat suasana hening ketika kemudian resepsionis datang memberikan telepon Restoran. "Yang Mulia ada seseorang yang hendak berbicara dengan Yang Mulia"     

Nizam tersenyum sinis. " Si pecundang itu tidak menunda waktu untuk bernegosiasi dengan ku. Aku harap motifnya hanyalah uang" Kata Nizam sambil mengambil teleponnya.     

Manajer itu melirik ke arah Resepsionis. Sedikit kebingungan mengapa orang itu menelpon via resepsionis mengapa tidak ke Nizam langsung.     

:telephone_receiver: "Katakanlah apa maumu?" Nizam langsung bertanya.     

:telephone_receiver:" Waah..wah..Yang Mulia benar-benar luar biasa. Benar kata orang-orang. Selain tampan Anda juga sangat cerdas. Aku tidak menyebutkan apa-apa pada resepsionis itu, tapi Yang Mulia langsung tahu..ha..ha..ha.." Nizam mendengar suara tawa yang penuh kepuasan dan kegembiraan.     

Nizam mengerutkan keningnya. Dari logat dan gaya bahasanya Nizam meng-analisa orang ini bukalah orang Azura juga bukan Orang Indonesia. Dari logatnya orang ini pasti dari Amerika. Tapi siapa? Di Amerika Nizam merasa tidak punya musuh selain... Nizam mengerutkan keningnya. Ia terus menganalisa ketika orang itu berbicara lagi.     

:telephone_receiver: " Istrimu sangat cantik. Dia sedang hamil besar tetapi kecantikannya malah semakin keterlaluan. Aku sampai bergetar memeluk tubuhnya. Nafsu ku bangkit memegang tangan nya yang halus, tubuhnya sangat harum. Aku sungguh tidak keberatan menyentuh istrimu walaupun sedang dalam keadaan hamil. Ia memiliki aura wajah yang menantang kelaki-lakianku..."     

:telephone_receiver: "Basta*d... Manusia hina. Kau berani melecehkan istriku. Aku bersumpah akan membunuhmu dengan kedua tanganku. Cepat katakan Kau siapa?? dan apa maumu? Apa Kau mau uang?" Wajah Nizam sangat hitam saking marahnya. Dadanya bergejolak. Amarah meluap-luap sampai ke ubun-ubun. Pria ini berbicara kotor tentang Istrinya. Ia harus menarik lidah orang itu sampai putus.     

:telephone_receiver:"Uang??? Ha..ha..ha..kali ini otakmu ternyata tidak berguna. Aku tidak ingin uangmu. Aku hanya ingin menyiksa mentalmu secara perlahan-lahan. Aku bisa merasakan kepanikanmu. Dan itu membuat darahku bergejolak bahagia. Berbulan-bulan Aku mengintai Alena. Tetapi Kau menjaganya melebihi nyawamu sendiri. Kau tidak pernah melepaskannya sendiri. Kali ini Kau lengah...ha...ha...ha. Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya Ia terpeleset juga.     

Oh...Yang Mulia Pangeran Nizam bahagianya Aku..Aku merasakan aura ketegangan dan berpacunya adrenalinmu. Itu lebih memuaskan ku dari pada gunung emas."     

Nizam memegang telepon itu dengan erat. Buku-buku jarinya sampai memutih saking marahnya.     

:telephone_receiver: "Siapa sebenarnya yang Kau tuju. Aku atau istriku?"     

:telephone_receiver: Ha..ha..ha...coba kau tebaklah sendiri, Yang Mulia."     

Nizam menggigit bibirnya otaknya berpikir dengan keras. Orang ini benar-benar membuat Nizam sedikit kebingungan. Motifnya jelas bukan uang. Ada beberapa kemungkinan yang muncul pada peristiwa ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.