CINTA SEORANG PANGERAN

CEO Mr. Aresca yang Tampan



CEO Mr. Aresca yang Tampan

0Di depan hotel Gardenia mobil berhenti. Ali bergegas keluar dari mobil lalu masuk ke dalam hotel mewah bintang lima itu dan segera berbicara dengan resepsionis.     
0

"Selamat siang Miss, beritahukan Mr. Aresca bahwa Yang Mulia ada di sini"     

Resepsionisnya ada dua orang. Seorang pria dan seorang lagi wanita. Keduanya masih sangat muda. Yang wanita muda berwajah sangat cantik dan yang pria juga berwajah tampan. Standar orang-orang yang bekerja di bagian pelayanan konsumen. Mereka tidak pernah bertemu dengan pemilik sebenarnya. Tahunya mereka cuma mengenal Mr. Aresca pria tampan sebagai Presiden Direktur atau CEO mereka.     

Jadi ketika ada pria berbadan tinggi besar bicara seperti itu Wanita muda yang bernama Nicole dan Pria yang bernama Santiago sedikit kebingungan.     

"Mohon maaf tuan, Siapakah yang Anda maksud dengan Yang Mulia??" Tanya Nicole dengan hati-hati. Sebagai resepsionis hotel kelas atas dan sudah berpengalaman jelas Ia menyadari pria gagah di depannya bukan orang sembarangan. Wajahnya yang khas Azura terlihat berbeda dari orang bule atau Negro.     

Ali tersenyum menyadari kalau selama ini Nizam tidak pernah menginjakkan kakinya ke hotel ini. Selama ini ia hanya memantau hotel-hotel nya di belakang layar. Setiap akhir tahun Ia hanya memanggil seluruh direktur hotel-hotel nya ke apartemen Nizam untuk menerima laporan mereka. Atau Nizam hanya berbicara dengan Mr. Aresca kepala dari seluruh direktur hotel Gardenia. Nizam juga tidak suka menginap di hotel kecuali waktu di Indonesia kemarin.     

Sebenarnya Ali juga heran mengapa majikannya meminta ke hotel bukannya pulang ke apartemen.     

"Miss, Kau katakan saja Yang Mulia datang, Dia pasti sudah mengetahuinya"     

Dua orang resepsionis itu lalu berbisik-bisik.     

"Bagaimana? apa kita langsung sambungkan ke sekertaris nya atau kita bicara dulu dengan kepala manajer? Aku takut menghubungkan langsung. Selama ini segala sesuatu cukup ditangani oleh kepala manajer yang membawahi para manajer. CEO adalah orang yang sangat penting kita saja jarang bertemu dia. Tiba-tiba ada orang asing Ingin bertemu. Kho Aku jadi ketakutan." Nicole sedikit pucat pasi. Sementara itu Santiago tampak lebih menguasai keadaan.     

"Tuan!! CEO kami adalah orang yang sangat penting. Tidak banyak orang biasa yang dapat bertemu dengan Mr. Aresca. Dia sangat sibuk. Dia adalah presiden direktur seluruh hotel-hotel Gardenia yang ada di Amerika. Kami saja jarang bertemu dengan dia. "     

Ali tersenyum maklum, "Kau hubungi saja atasanmu, Aku kan sudah bilang kalau mendengar Yang Mulia pasti dia sudah paham"     

Nicole dan Santiago saling berpandangan tapi kemudian Santiago segera meraih teleponnya dan menghubungi atasannya. Manajer Front office. Tidak lama kemudian datang seorang wanita setengah baya mengenakan kaca mata tebal lalu berdiri dengan pongah di depan Ali. " Apa Anda sudah mempunyai janji? Siapa Anda sehingga berani bertemu langsung dengan Mr. Aresca tanpa ada janji"     

Ali mengerutkan keningnya, "Apakah jika seorang pemilik hotel ingin bertemu pegawainya harus membuat janji terlebih dahulu??" Kata Ali akhirnya dengan kesal. Basa-basi yang tidak perlu sudah memakan waktu hampir 15 menit. Ia tahu Nizam sudah gerah dan ingin beristirahat.     

"Begini saja..Kau berikan Kami kamar terbaik di hotel ini. Dua kamar." Akhirnya Ali tidak mau membuang waktu Ia segera mengeluarkan kartu kredit dan identitas pengenal. Manajer Front office itu baru merubah wajahnya melihat kartu emas di tangan Ali. Kartu executive limited edition yang hanya dimiliki oleh dua puluh orang di dunia. Dengan tergesa-gesa Ia segera menelpon kepala manajer dan tidak lama kemudian muncul Mr Aresca ditemani oleh Kepala manajer.     

Mr. Aresca pria berusia 35 tahun. Masih bujangan berbadan tinggi besar dan berwajah sangat tampan. Ia adalah orang latin yang sangat cerdas. Ia pemimpin tertinggi dari semua hotel Gardenia milik Nizam yang ada di Amerika. Mr. Aresca begitu terkejut mendengar bahwa Nizam ada di bawah. Ia sudah hampir 6 tahun memimpin hotel-hotel Nizam belum pernah sekalipun Nizam mengunjunginya hotel miliknya. Nizam lebih suka tinggal di apartemennya yang mewah dan lebih tertutup dibandingkan dengan hotel.     

Begitu melihat Ali Ia langsung tersenyum dan mengangguk hormat. " Salam Tuan Ali, Maafkan atas ketidaknyaman yang Anda terima. Sungguh suatu kejutan yang luar biasa Yang Mulia Pangeran Nizam datang" Katanya sambil mengulurkan tangannya. Matanya kemudian mencari-cari Nizam.     

"Yang Mulia menunggu di Mobil bersama istrinya"     

"Oh.. marilah kita persilakan Yang Mulia untuk masuk" Katanya sambil segera keluar. Sebelum keluar dia berkata pada Manajer Kepala. "Persiapkan kamar president yang kita sediakan untuk tamu istimewa" Katanya sambil segera pergi.     

Para Pegawai yang melihat tercengang melihat Mr. Aresca yang begitu terhormat tampak tegang kedatangan tamu istimewa. Nicole tampak terpesona melihat ketampanan Mr. Aresca. Ia hanyalah pegawai kecil yang belum pernah bertemu langsung dengan Mr.Aresca. Ia benar-benar terpesona melihat kewibawaan dan ketampanan Mr Aresca.     

Melihat ada orang yang datang ke mobilnya Nizam segera membangunkan Alena.     

Nizam menepuk pipi Alena dan berbisik, "Bangun Sayang, Kita sudah sampai"     

Alena menggeliatkan tubuhnya, pinggangnya sakit. Matanya terbuka lalu menatap wajah Nizam dengan sayu. "Aku masih mengantuk."     

"Nanti dilanjutkan lagi tidurnya, Ayolah Sayang. Kita belum sholat dhuhur. Nanti telat"     

Kata Nizam sambil membereskan pakaian Alena yang acak-acakan. Ia juga merapihkan rambut Alena yang tertutup kerudung sutra. Ketika pintu dibuka dari luar Nizam mengeluarkan kakinya dan berdiri.     

Dihadapannya berdiri Mr. Aresca. CEO yang tampan itu langsung membungkukkan badannya dan memberikan hormat. "Salam Yang Mulia, Selamat datang. Mohon maaf atas keterlambatan kami dalam menyambut Yang Mulia"     

Nizam tersenyum. "Lama tidak berjumpa. Aku sebenarnya tidak berencana menginap di sini tapi ada suatu urusan yang harus kudiskusikan langsung denganmu"     

Mr. Aresca mengerutkan keningnya, "Sungguh suatu kehormatan bagi saya. Mungkin kita bisa berbicara setelah Yang Mulia selesai istirahat atau kita langsung menuju tempat berbicang?"     

"Tidak, Aku ingin istirahat dulu. Istriku sedang mengantuk. "     

"Oh baiklah Yang Mulia.."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.