CINTA SEORANG PANGERAN

Ramalan Wanita Tua (1)



Ramalan Wanita Tua (1)

0Alena hampir ditarik Nizam keluar dari tempat resepsi pernikahan Edward. Cynthia sedari tadi sudah memberikan kode pada Nizam agar mereka menyingkir sejauh mungkin dari hadapan Edward. Nizam tidak memperdulikan Alena yang ngomel-ngomel kesal karena ditarik pulang. Para pengawal Nizam yang berjumlah hampir sepuluh orang itu membuat Alena tidak berkutik.     
0

Mobil mewah Nizam meluncur meninggalkan kediaman keluarga Edward yang digunakan sebagai tempat resepsi.     

"Mengapa Kita harus pulang. Kitakan belum mengucapkan selamat kepada Edward dan Lila. Lila adalah kawan senegaraku. Edward adalah teman baikku. Bagaimana bisa aku pergi begitu saja tanpa berpamitan." Alena masih tampak kesal. Apalagi setelah tahu kalau Cynthia dan Pangeran Thalal masih ada di sana.     

"Kau jangan marah begitu. Pesta pernikahan bukan tempat yang tepat untuk seseorang yang sedang hamil besar. Coba lihat perutmu yang gendut itu. Nanti kalau kesenggol orang bagaimana?" Nizam membujuk Alena     

Alena terdiam. "Masa sih seperti itu Zam. Sejak kapan orang hamil tidak boleh hadir di pesta pernikahan."     

"Bukannya tidak boleh hadir hanya saja Aku takut Kau kesenggol orang lain. Lihat nih..perutmu gendut begini bagaikan balon. Orang-orang begitu banyak, merek mondar-mandir, lalu lalang ke sana kemari. Kena sikut nanti bagaiman?" Kata Nizam sambil mengelus perut Alena. Tetapi kemudian tangan Nizam berhenti di puncak perut Alena. Wajahnya terlihat sangat excited sekali.     

"Ada apa? Ada apa?" Tanya Alena sambil memegang tangan Nizam.     

"Dia bergerak. Bayi Kita bergerak" Kata Nizam sambil melihat lagi ke arah perut Alena. Ada gerakan yang terlihat dengan samar-samar. Janin itu seakan sedang memindahkan salah satu bagian tubuhnya dari atas ke bawah. Tapi perut itu terhalang pakaian Alena yang berempel. Sehingga Nizam tidak jelas melihatnya. Nizam jadi penasaran ingin melihat langsung tanpa terhalang pakaian.     

Nizam lalu menekan tombol disamping tempat duduk. Penyekat ruangan mobil segera turun dari atas mobil. Menghalangi antara penumpang dan sopir. Mata Alena terbelalak." Kau mau apa??" Alena sudah pasang taring dan wajah macan.     

Nizam jadi meringis lihat wajah galak Istrinya. "Kamu jangan suudzon dulu. Aku cuma mau lebih jelas melihat pergerakan anakku." Kata Nizam sambil mengangkat gaun Alena. Alena langsung menutup gaun itu dengan kedua tangannya.     

"Kamukan tipe orang yang suka mencari kesempatan dalam kesempitan. Pura-pura lihat pergerakan anak padahal taunya malah pengen nengok sekalian. Sana!! Menyingkir!! Nanti anak kita sebal ditengokin melulu. Dia juga butuh privacy"     

Mendengar kata-kata Alena. Nizam tidak tahan ngakak. Ia hampir jungkir balik menahan tawa.     

"Please Honey..dia sudah cukup banyak mendapatkan privacy. Dia butuh teman untuk berbagi suka dan duka. Dia didalam sendirian kasihan. Jadi jangan marah kalau adik kecil ini sering nengok"     

"Aaargh...Kamu menyebalkan." Alena memukuli punggung Nizam dengan kesal. Nizam hanya terkekeh-kekeh menahan geli.     

***     

Arani melihat penyekat ruangan dimobil diturunkan. Ia segera mengambil handphonenya dan menghubungi Cynthia.     

:telephone_receiver:"Yang Mulia Putri Cynthia. Bolehkah saya meminta bantuan?" Arani mengirim Chat kepada Cynthia.     

Cynthia yang sedang mencicipi hidangan bersama para tamu undangan lainnya. Tertegun membaca chat dari Arani. Tidak biasanya Arani menghubunginya. Pasti ada sesuatu yang penting.     

:telephone_receiver:" Ada apa Arani? Katakan saja. Mudah-mudahan Aku bisa membantu."     

:telephone_receiver:" Saya tadi melihat dan mendengar Yang Mulia Pangeran Nizam berbincang dengan seorang wanita tua yang mengatakan tentang hal aneh. Wanita itu seakan bisa meramal masa depan. Saya ingin menyelidikinya lebih lanjut. Bisakah Yang Mulia mencari informasi itu untuk Saya. Mengingat Yang Mulia Cynthia masih dikediaman Edward. Saya kirim foto seorang wanita tua yang tadi berbincang dengan Yang Mulia Nizam."     

:telephone_receiver:" Tetapi mengapa Kamu baru sekarang menyelidikinya? Mengapa tadi tidak langsung berbicara dengan wanita itu?" Cynthia tidak mengerti dengan tindakan Arani.     

:telephone_receiver:"Ia meramalkan sesuatu tentang masa depan Yang Mulia. Dalam keyakinan Kami. Kami tidak boleh mempercayai ramalan. Sehingga Yang Mulia Pangeran Nizam tidak tertarik. Dan melihat ekspresi Yang Mulia seperti tidak percaya maka wanita itu tidak banyak bicara. Mohon untuk mencari tahu siapa wanita tua itu. Dan tolong bantu saya untuk memperoleh informasi apapun tentang ramalan itu"     

:telephone_receiver:" Mengapa Kau tidak menyelidikinya sendiri?"     

:telephone_receiver:"Yang Mulia Nizam pasti akan mengetahuinya. Ia sangat cerdas dan waspada. Sekali saja Saya bertingkah mencurigakan maka Yang Mulia akan tahu"     

:telephone_receiver:"Ok Kalau begitu. Aku akan mulai mencarinya."     

Cynthia lalu menerima gambar yang diambil Arani diam-diam saat Nizam berbicara dengan wanita tadi. Ia menatap gambar wanita tua itu dan mulai mencarinya. Ruangan tempat Cynthia makan adalah ruangan eksklusif. Tidak banyak tamu yang ada. Termasuk tamu yang menyaksikan pemberkatan langsung pernikahan Edward. Wanita ini termasuk ke dalam undangan yang menyaksikan pemberkatan Edward. Pasti Ia juga sekarang masih di sini.     

Dan Cynthia mulai mencarinya melalui baju yang dikenakannya. Baju wanita itu berwarna biru elegan dengan topi ala-ala bangsawan Inggris. Topi unik dengan bulu burung yang menjulang tinggi ke atas. Sekali pandang Chintya langsung menemukannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.