CINTA SEORANG PANGERAN

Angan-Angan Cinta



Angan-Angan Cinta

0

Alena bergegas keluar dari kelas. Hari ini ia harus ke salon untuk merawat kukunya yang sudah tidak rapih. Dengan gayanya yang lucu, cantik dan manis ia berjalan terburu-buru. Rok pendeknya dengan model flare skirt ( model rok pendek namun lebar) yang berempel tampak seakan melambai-lambai Mengundang para pria untuk menatapnya. Sepatu high heels nya yang senada dengan roknya membuat ia benar-benar tampak menawan.

0

Justin yang sedari tadi mengincarnya di kelas terburu-buru mengejar Alena. "Alena.. Alena please wait for me.. " Katanya sambil berusaha menjajari langkah Alena. Kunci mobil sport-nya sengaja ia mainkan dijarinya untuk meyakinkan Alena bahwa ia benar-benar layak untuk dijadikan teman kencan. Entahlah kenapa ia selalu merasa bahwa Alena adalah gadis yang salah masuk ke kampusnya.

Gadis tipe Alena adalah gadis yang seharusnya jadi model Victoria's secret. Kulit halus sawo matangnya yang sempurna, wajah cantik yang memikat, bentuk tubuh yang yang langsing tapi berisi di dada dan pinggul tetapi memiliki pinggang yang begitu ramping. Terbayang sudah betapa indahnya jika Alena hanya memakai pakaian dalam. Sayangnya Alena begitu sulit ia dapatkan. wajah tampannya dan kekayaan keluarga nya tidak meluluhkan hati Alena. Alena bagai layang-layang yang makin dikejar makin tinggi melayang. Tetapi ia tetap gigih berlari mengejar gadis pujaannya.

Alena berhenti mendengar namanya dipanggil. Ia menoleh ke belakang dan mengernyitkan dahinya. "The damn.. you are so sweet.. " Justin berkata dalam hatinya. Apalagi melihat bibir Alena yang mungil merah dan sedikit basah itu tampak sedikit maju cemberut.

" Ada perlu apa? " kata Alena dengan judes.

" Where are you going? bolehkah aku mengantarmu? " tanya Justin sambil tersenyum menawan. Mungkin gadis lain akan langsung terpesona. Tetapi bagi Alena, Justin sangat menyebalkan.

"Aku mau ada perlu dan maaf aku tidak butuh tumpangan, aku memiliki sopir yang siap mengantarku kemana pun." Alena berkata dengan penuh percaya diri. Percuma ayahnya termasuk jajaran pengusaha terkaya di Surabaya kalau tidak bisa menyediakan apartemen mewah, kendaraan lengkap dengan sopir pribadinya.

Justin menghela nafas, status Alena yang berasal dari keluarga kaya raya semakin mempersulit dia untuk menaklukkan Alena. Kekayaan keluarganya mungkin bisa memikat teman wanita yang lain tapi bagi Alena hal itu tidak berlaku.

"Tetapi Alena.. Justin tidak melanjutkan kata-katanya karena Alena malah membalikkan badan dan berlalu dengan cepat menuju tempat dimana mobil dan sopirnya menunggu. Justin terdiam mematung. Ia tampak kesal dengan kelakuan Alena. Kapan cintanya akan berbalas hanya waktu yang mungkin bisa menjawabnya.

Hati Alena sedang kesal bagaimana mungkin Ia berbicara dengan Justin. Justin selalu mengajaknya berbicara dan mengajaknya berkencan. Berulang kali Alena menjelaskan kalau Ia tidak ingin berkencan dengan Justin. Alena masih ingin sendiri dan tidak ingin memiliki pasangan.

 Tetapi Justin tidak pernah memperdulikannya. Ia selalu berusaha meyakinkan Alena betapa berkualitas dirinya. Ia selalu berkata bahwa Justin sangat cocok menjadi kekasihnya. Justin dapat membuatnya bahagia.

Alena selalu mengeluh, mengapa bukan Nizam yang mengejarnya. Mengapa harus Justin. Mengapa Pria yang tidak Ia cintai mencintainya tetapi Pria yang Ia cintai malah menolaknya. Alena menggelengkan kepalanya. Ia segera masuk ke dalam mobilnya dan tidak memperdulikan Justin lagi


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.