CINTA SEORANG PANGERAN

Membuat perjanjian (3)



Membuat perjanjian (3)

0Sore harinya di Kafe Sunshine, Cynthia duduk menunggu Nizam. Didepannya ada segelas cocktail dengan buah ceri merah diujungnya. Minuman berkadar alkohol rendah sangat Ia butuhkan saat ini untuk membuat otaknya sedikit santai dari masalah Alena. Ia merasa dirinya sudah terlanjur terikat secara batin dengan sahabatnya itu. Persahabatan selama tiga tahun dalam suka dan duka baginya lebih dari cukup untuk menganggap Alena lebih dari saudaranya kandungnya sendiri. Itulah sebabnya Ia selalu ikut memikirkan permasalahan Alena.     
0

Tidak lama kemudian Nizam datang diikuti oleh dua orang. Melihat Ali dan Fuad yang selalu mengikuti Nizam membuat Cynthia berpikir bahwa memang Nizam bukan orang biasa. Apalagi kalau dilihat dari wajah, sikap tubuh, cara berpikir bahkan cara makannya menunjukkan bahwa Nizam memang berasal dari kalangan orang-orang bangsawan.     

" Maaf sudah membuatmu menunggu." Kata Nizam.     

Cynthia menggoyangkan tangannya. " Never mind. Please sit down"     

"Thanks.." Kata Nizam sambil duduk.     

Melihat ada tamu baru yang duduk. Pelayan Cafe segera menghampiri Nizam tapi sebelum sampai ke meja Nizam, seorang pria yang mengikuti Nizam menghadang pelayan itu. Lalu Dia tampak memesankan kopi dan makanan untuk Nizam. Cynthia menyaksikan dengan kepalanya sendiri bagaimana ke orang yang mengikuti Nizam itu tampak menusukkan sebuah jarum yang Cynthia yakin itu adalah jarum perak pendeteksi racun. Jarum itu ditusukkan ke makanan lalu dilihatnya. Setelah yakin tidak ada perubahan lalu mereka mengelapnya dengan tisu. Setelah makanan lalu jarum itu dicelupkan ke gelas minumannya, dilihat lalu setelah yakin bersih dan aman dari racun baru mereka menghidangkannya untuk Nizam.     

"Terima kasih" Kata Nizam sambil meminum kopinya sedikit diiringi tatapan Cynthia yang mulai mempercayai ucapan Alena bahwa Nizam benar seorang pangeran.     

" Aku yakin sekarang dipikiranmu penuh dengan pertanyaan kepadaku." Kata Nizam sambil memainkan cangkir kopi didepannya.     

" Ya..Kamu pasti tahu. Semua ini terlalu mengejutkan untukku. Dimulai dari pernikahan kalian hingga Alena mengatakan bahwa kau seorang pangeran."     

" Aku memang seorang pangeran. Calon raja Azura. Cynthia secara tidak langsung kamu yang sudah mendorong ku ke dalam permasalahan ini. Kamu mendorong Alena untuk menarik perhatianku hingga Aku akhirnya tidak bisa menghindari dari pesona Alena. Sebenarnya Aku berusaha menghindari perasaan ini bahkan meminta Edward untuk menjaga Alena. Apa daya takdir menentukan Aku harus terlibat dalam hidupnya.     

Nizam menghela nafas panjang Ia lalu minum kopinya. "Bolehkah Aku merokok?" Tanya Nizam pada Cynthia. Cynthia memberikan isyarat dengan tangan bahwa Ia tidak keberatan. Nizam mengeluarkan rokok dari saku kemejanya. Begitu Nizam menyelipkan rokok di bibirnya maka Penjaga yang duduk dekat meja Nizam dan Cynthia segera menyalakan api untuk Nizam. Nizam menghisapnya dengan kuat lalu menghembuskannya dengan perlahan. Cynthia tidak berbicara sepatah katapun Ia tetap duduk manis menunggu perkataan Nizam selanjutnya.     

"Aku begitu tak berdaya ketika melihatnya terkulai di kampus waktu pesta dansa itu. Padahal Aku benar-benar tidak berniat hendak berhubungan dengan Alena mengingat betapa rumitnya hubungan kami kelak. Tahukah Kamu bagaimana Aku memperjuangkan diriku sendiri agar bisa menikahi Alena. Aku harus berkonfrontasi dengan ibuku sendiri, lalu hampir mengorbankan nyawaku sendiri Dan Aku juga harus menyakiti istri pertamaku hanya agar Aku bisa bersama Alena. Seandainya waktu itu Kejadian di pesta dansa tidak pernah terjadi. pasti hidupku dan Alena tidak akan menjadi rumit." Nizam kembali menghembuskan asap rokok.     

"Sekarang pernikahan kami sudah terjadi. Aku tidak mengkhawatirkan diriku sendiri tetapi Aku sangat mengkhawatirkan Alena. Terkadang Aku merasa bahwa Aku terlalu egois menyeretnya ke dalam kehidupanku yang penuh bahaya. Tetapi Aku benar-benar mencintainya dan menginginkan dia untuk menjadi pendampingku seumur hidupku. " Nizam terlihat emosional sampai-sampai Cynthia merasa bahwa dihadapannya bukan lagi Nizam berhati es tapi laki-laki rapuh yang mengharapkan cintanya berjalan sesuai harapan.     

" Cynthia Kamu tahu pasti betapa polosnya Alena. Ia terbiasa hidup dikelilingi kemanjaan. Ia tidak pernah berpikir yang rumit. Dia begitu lugu. Dia memandang dunia dalam kacamata nya sendiri. Terus terang Aku sendiri tidak keberatan dengan tingkahnya tapi dia tidak bisa hidup di istana dengan gayanya yang seperti itu. Didalam istana kebanyakan orang-orang membangun kepalsuan diwajahnya mereka masing-masing. Mereka hidup penuh dengan persaingan. Mereka harus selalu mengasah otak mereka agar bisa bertahan hidup . Semakin cerdas maka mereka akan semakin mendapatkan tujuan mereka. Persaingan itu ada setiap sudut Istana termasuk Harem dimana Alena nanti akan tinggal. Harem adalah istana tempat para istri anggota kerajaan tinggal. Harem yang sekarang dipimpin oleh ibuku. Lalu kemudian nanti oleh istri pertamaku. Aku khawatir istri dan ibuku kelak akan berkonspirasi melawan Alena." Nizam terdiam dengan wajah yang muram. Cynthia masih tetap tidak bersuara.     

"Cynthia Aku tahu kamu sangat menyayangi Alena. Tentunya Kamu tidak ingin dia hidup sendiri dikelilingi oleh orang-orang yang ingin menyingkirkannya. Apalagi seluruh istana tau Aku sangat mencintainya. Cynthia aku tidak pernah meragukan kecerdasanmu. Aku mohon dengan sangat. Ikutlah dengan Alena ke Azura."     

Cynthia terdiam membisu. Ia sejak awal sudah menduga apa tujuan Nizam mengajak ngobrol padanya. Tapi yang tidak dia duga adalah cerita Nizam yang mengerikan. Bagaimana bisa Ia melepaskan sahabatnya sendiri untuk bertarung melawan orang-orang yang mengerikan seperti itu. Ia lalu mendengar Nizam berkata lagi     

" Aku akan menjamin kehidupan keluargamu. bahkan mulailah bekerja sekarang. Kamu tidak usah bekerja paruh waktu lagi. Aku akan membayarmu sekarang juga. Tinggallah dengan Alena diapartemennya"     

"Apa maksudmu Nizam, Kau akan membayar persahabatan antara Aku dan Alena"     

Nizam menggelengkan kepalanya. 'Tolong untuk tidak salah mengerti, Aku membayarmu sebagai ikatan profesional, menghargai setiap waktu yang akan dihabiskan bersama Alena, bukan menghargai persahabatan kalian dengan uang"     

Cynthia menghela nafas. Sejak semula Ia memang berencana untuk ikut dengan Alena hanya yang jadi masalah memang Ia tidak memiliki uang untuk hidup bersama Alena di Azura. Ia juga tidak mau meminta kepada Alena.     

" Cynthia..Aku membayarmu bukan sebagai sahabat Alena tetapi sebagai pegawai yang bekerja padaku" Nizam berkata sambil mengeluarkan buku cek dari sakunya. Cynthia menatap Nizam saat melihat Nizam menulis sejumlah uang di atas cek tersebut. Ketika menyodorkan kepada Cynthia. Cynthia hampir pingsan melihat jumlahnya.     

" Aku hanya memberikan cash kali ini saja. Mulai bulan depan bayaranmu akan Aku akan transfer ke rekeningmu tiap bulan. Oh ya Kamu bisa ngobrol dulu dengan Alenea malam ini. Kamu boleh cerita pada Alena tentang kerja sama ini tetapi jangan kau ceritakan seluruh perkataanku secara detil padanya.     

Aku tidak ingin Ia ketakutan. Aku juga ingin selain menemaninya ajarkan dia untuk tidak bersikap terlalu polos dan tidak terlalu mempercayai setiap perkataan orang. Ajarkan kepadanya bahwa hidup tidaklah sesederhana apa yang Ia pikirkan. Di sepanjang hidupnya Ia tidak pernah mengalami penderitaan. Hal ini yang menyebabkan Ia tidak memiliki tingkat kewaspadaan hidup seperti yang lain.     

"Mengapa bukan Kau sendiri yang mengajarkannya."     

" Aku adalah putra mahkota dengan istri lebih dari satu. Bagaimana mana bisa Aku selalu ada disamping Alena. Ada banyak tugas negara yang harus aku kerjakan. Kamulah orang yang sangat tepat untuk bisa selalu ada disisi Alena. Kamu cerdas, memiliki daya analisis yang kuat dan yang terpenting Kamu menyayangi Alena."     

"Terimakasih sudah mempercayaiku, Tapi Nizam ada satu hal lagi yang sangat ingin Aku tanyakan kepadamu tetapi maaf. Ini sifatnya pribadi." Cynthia berkata hati-hati.     

"Tanyakanlah. Tapi biarlah Aku tebak apa yang akan kau tanyakan" Nizam tersenyum pahit.     

"Apa kamu ingin bertanya apakah benar Aku impoten? Mengapa aku tidak menyentuh Alena dan mengapa Aku memintamu untuk tinggal di apartemen Alena."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.