CINTA SEORANG PANGERAN

Hukuman



Hukuman

0Alena dan Cynthia berjalan mengikuti Ratu Sabrina. Suasana begitu menegangkan. sesekali Alena membetulkan rambutnya yang acak-acakan. Mana kepikiran tadi Ia menyisir rambutnya dulu setelah diacak-acak suaminya. Cynthia berjalan dengan wajah cemberut. Ingin rasanya Ia menghajar sahabatnya yang susah dinasehati. Untungnya kali ini Nizam bisa membela dirinya. Coba kalau tidak, sudah pingsan Alena dicambuk lagi. Atau kalau tidak mungkin Ia yang akan dicambuk.     
0

Perjalanan dari ruangan Nizam ke Harem terasa sangat lama karena perasaan yang resah. Melihat wajah Ratu Sabrina yang membeku sangat menakutkan. Kenapa ada wajah yang begitu cantik tapi sekaligus menakutkan di dunia ini. Akhirnya perjalanan yang terasa panjang itu akhirnya sampai juga.     

Ratu Sabrina berdiri didepan gerbang Harem, menghadap ke tubuh dua orang Kasim penjaga gerbang lalu berkata dengan tajam.     

"Kalian adalah Kasim yang terpilih. Bagaimana bisa Putri Alena sampai keluar dari Harem tanpa sepengetahuan Kalian?"     

Kedua Kasim langsung berlutut didepan Ratu Sabrina. Mukanya pucat pasi.     

"Maafkan Kami yang Mulia Ratu, Kami sama sekali tidak melihat Putri Alena keluar dari Harem. Kami hanya melihat Nona Cynthia dan mengizinkan untuk bertemu Yang Mulia Pangeran. " Salah seorang Kasim mencoba membela diri.     

Mereka juga tidak mengerti, bagaimana bisa Putri Alena ada diluar. Mereka yakin tadi hanya melihat Cynthia yang keluar dari Harem. Apa mungkin Putri Alena keluar menyelinap saat mereka menolong Cynthia. Apa mungkin tadi Cynthia hanya berpura-pura pingsan. Bagaimana mungkin mereka bisa tertipu oleh taktik yang sudah umum ini. Hanya karena mereka menganggap bahwa Cynthia orang luar yang tidak tahu taktik apapun. Karena kecerobohan ini, membuat mereka terperangkap dalam jebakan Cynthia dan Alena. Tubuh kedua Kasim itu langsung lemas.     

"Jadi maksud Kalian adalah bahwa Kalian berhasil dibodohi oleh dua orang gadis yang berasal dari luar. Yang tidak paham tentang taktik apapun di kerajaan. Sementara kalian bertahun-tahun lamanya belajar tentang taktik, siasat dan strategi menghadapi segala situasi yang mungkin bisa terjadi. Luar biasa kemampuan Kalian. Penjaga!!! " Ratu Sabrina memanggil penjaga yang sedang berpatroli ke depan Harem. Setiap berpatroli ada sekitar 6 Orang tentara yang berjalan sambil berbaris. Memegang tongkat kayu sebagai alat pukul. Mereka tidak diberi senjata Api sebagaimana penjaga di luar.     

Para penjaga itu segera berhenti dan lalu mereka berbaris berjajar menghadap Ratu Sabrina,b menundukkan kepalanya menunggu perintah.     

"Pukul mereka masing-masing 20 kali." Suara Ratu Sabrina terdengar menggelegar serasa mencabut nyawa orang yang mendengarnya.     

Alena dan Cynthia membuka mulutnya lebar-lebar. Mereka langsung kaget mendengar perintah Ratu Sabrina. Karena kesalahan mereka, dua orang Kasim yang tidak bersalah terkena dampaknya.     

Alena langsung memegang baju Ratu Sabrina. Merengek seperti anak kecil.     

"Yang Mulia Ibunda Ratu. Hamba mohon jangan pukuli mereka. Mereka tidak bersalah. Hamba yang salah telah menyelinap keluar. Tolong Hukum saja hamba sebagai gantinya." Alena mulai menangis. Ia merasa sangat bersalah terhadap dua orang Kasim itu.     

Ratu Sabrina menggelengkan kepalanya.     

"Aku sudah berjanji pada Yang Mulia Pangeran untuk tidak menghukummu. Dia bersumpah demi nyawanya sendiri. Apa Kau pikir aku ibunya sendiri hendak bermain-main dengan nyawa anaknya sendiri. Tidak Alena!! Lagipula ketika Yang Mulia Pangeran meminta pengampunan untukmu Ia tahu aku pasti akan menimpakan kesalahanmu pada dua orang Kasim penjaganya. Ia marah karena Mereka tidak menjaga Harem dengan benar. Terlepas siapa yang salah..." Suara Ratu Sabrina benar-benar menakutkan. Ia seakan memberi penekanan bahwa Kasim itu dihukum karena kesalahan Alena.     

Alena sangat terkejut mendengar penjelasan Ratu Sabrina. Suaminya sudah tahu bahwa dengan meminta pengampunan dirinya maka hukuman akan ditimpakan ke yang lain. Alena juga tadi mendengar Nizam marah pada penjaga Harem karena membuat Alena bisa kabur dari Harem. Alena menangis, Mengapa kehidupan didalam istana begitu kejam.     

Alena memeluk Cyntia ketika kedua tangan Kasim itu diikat lalu mulai dipukuli didepan Alena dan Cynthia. Jeritan mulai terdengar memenuhi Harem. Bukan Kaki yang dipukul sebagaimana hukuman Alena tetapi badan yang dipukuli. Maka tidak dapat dibayangkan rasa sakit yang diderita oleh Kasim tersebut. Alena dan Cynthia berpelukan sambil menutup matanya.     

Teriakan itu sampai terdengar juga ke ruangan Nizam. Nizam malah duduk sambil merokok mendengarkan jeritan itu. Asap rokok membumbung tinggi. Wajah Nizam begitu dingin. Ia tampak tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ia sudah bisa mengira bahwa Ibunya akan tetap menegakkan keadilan. Karena Nizam sudah bersumpah diatas nyawanya maka Ibunya pasti menimpakan kesalahan pada penjaga gerbang Harem. Hati Nizam kesal karena menurutnya gara-gara penjaga yang lalai Alena bisa lolos pergi ke tempatnya. Jadi hukuman itu setimpal atas kesalahannya.     

***     

Alena menangis di atas ranjang sambil memeluk kedua lututnya. Suara tangisan Alena terdengar sangat memilukan. Ia benar-benar merasa sangat menyesal telah melakukan tindakan yang mengakibatkan orang lain dihukum. Jeritan dua orang Kasim itu terus terngiang-ngiang ditelinganya. Ia tidak memperdulikan para pelayan yang berjajar sambil membawa gaun-gaun pengantin yang akan dicobanya. Empat orang penjahit dan perancang designer berdiri menunggu perintah. Mereka akan melakukan fitting baju pengantin. Tetapi agaknya niat itu akan gagal dilaksanakan karena melihat Putri Alena yang terus menangis sambil memeluk lututnya.     

Ratu Sabrina mondar-mandir di depan Alena. Ia tidak dapat berbuat apa-apa. Melihat Alena seperti trauma. Keadaannya lebih parah dari keadaan saat Alena dipukuli sendiri. Kejadian tadi sangat mengguncang jiwanya.     

Akhirnya Ratu Sabrina menyuruh semua pelayan meninggalkan kamar Alena termasuk para penjahit dan perancang designernya.     

Cynthia berdiri kebingungan di samping Alena. Ia juga benar-benar mati gaya. Walaupun Ia sangat pintar tapi Ia juga harus mempelajari gaya hidup di dalam istana. Ia sama sekali tidak mengira akan ada permasalahan seperti ini. Tadinya Ia sangat bahagia Alena tidak mendapat hukuman. Tapi ternyata kejadiannya lebih parah lagi.     

Ratu Sabrina memberi isyarat pada Cynthia untuk keluar dari kamar Alena. Cynthia membungkukkan badannya penuh hormat, lalu mengikuti Ratu Sabrina keluar dari kamar Alena.     

"Cynthia, Agaknya Putri Alena sedikit terguncang dengan kejadian ini. "     

Cynthia langsung berteriak dalam hati. Sedikit terguncang bagaimana? Sudah jelas kejadian tadi sangat mengerikan dan memberikan guncangan yang sangat hebat. Bukan hanya pada Alena tapi juga pada dirinya. Tapi Cynthia tidak berani berkata apapun Ia hanya menundukkan kepalanya.     

"Aku mohon Cynthia. Kamu jangan selalu mengikuti keinginannya. Taktik yang Kalian lakukan pada penjaga pasti berasal darimu. Alena begitu polos. Ia tidak akan pernah berpikiran sejauh itu. Aku juga sangat berharap kalau kejadian ini akan membuat Alena semakin dewasa dan tidak bertindak serampangan lagi."     

Cynthia hanya menganggukan kepalanya lalu membungkuk memberi hormat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.