CINTA SEORANG PANGERAN

Akhir dari Lomba



Akhir dari Lomba

0Kaki yang menendang perut Kuda Nizam ternyata diujungnya terdapat pisau kecil sehingga pisau itu melukai perut kuda. Seketika kuda itu meringkik keras lalu melemparkan penumpangnya ke atas. Untungnya Nizam memegang tali kekang dengan kuat sehingga Ia tidak terjatuh. Para penunggang kuda yang berada dekat dengan posisi Nizam langsung kacau balau karena ikut terkejut. Untungnya Dibelakang tiba-tiba ada yang ikut menarik tali kekang kuda Nizam lalu berseru, "Loncat ke atas kudaku!!"     
0

Nizam lalu meloncat sekuat tenaga ke atas kuda itu. Lalu orang yang menyuruh Nizam untuk meloncat adalah Rasyid adik sepupunya. Bersamaan dengan Nizam meloncat ke atas kuda Rasyid dan Rasyid meloncat ke atas kuda orang yang menendang kudanya Nizam. Rasyid langsung melingkarkan tangan kanannya ke leher si penunggang lalu mencekik dari belakang dan menguncinya hingga si penunggang tidak berdaya, kemudian mengambil alih kudanya dan menariknya ke pinggir Arena. Sementara itu Nizam tetap melaju menggunakan kuda Rasyid mengejar Pangeran Bari yang sudah maju mendahului semua peserta.     

Tidak banyak peserta yang terganggu oleh kejadian ini. Semua tetap fokus pada lomba. Kejadian curang seperti ini kadang terjadi. Tapi permainan ini tetap dianggap permainan yang paling jujur dibandingkan lomba yang lainnya. Karena menang atau kalah peserta ditentukan ketepatan peserta masing-masing bukan oleh penilaian para juri. Pangeran Bari melihat kebelakang dan Ia tetap tidak menyangka kalau dirinya akan terkejar oleh Nizam hingga akhirnya tetap dengan wajah dingin Nizam meraih busur dan anak panah yang telah tersedia di atas sebuah meja panjang lalu dengan keterampilan memanah yang luar biasa. Nizam menembakkan anak panahnya satu persatu hingga tepat mengenai sasaran.     

Lalu Ia kembali mengitari lapangan pacuan sebanyak dua keliling kemudian Ia menyambar tombak yang cukup berat itu dengan cara membungkukkan badannya lalu mengambil tombak dengan tangan kanannya tanpa menghentikan kudanya. Alena melihat sambil menahan nafas bagaimana tongkat itu digenggam Nizam lalu Ia mulai mengayunkan tangannya lalu tombak itu langsung melesat dan menancap pada pohon palem tanpa ampun. Siapa yang bisa menyangsikan kekuatan tangan dan tubuh Nizam. Ia benar-benar Pangeran yang tidak hanya tampan tapi juga kekuatan fisiknya sangat luar biasa.     

Sorak Sorai penonton tidak tertahankan lagi. Alena sambil berteriak-teriak dan bertepuk tangan dengan bahagia. Sementara itu Cynthia malah garuk-garuk kepala melihat Pangeran Thalal yang tetap memacu kudanya dengan santai. Cynthia kesal pangeran favoritnya tidak menunjukkan keterampilan apa-apa.     

Sementara itu Pangeran Bari sangat marah atas kekalahannya. Sebenarnya anak panahnya juga mengenai semua sasaran tapi Ia kalah cepat dengan Nizam. Ia lalu melihat ke arah Nizam yang sedang menaiki kudanya dengan gerakan santai lalu mendekati tribun tempat Alena duduk. Nizam tampak ingin pamer keterampilan memanah dan menombaknya pada Alena. Ia senang membayangkan kalau mata Alena yang berbinar-binar bagai gemerlap bintang di langit itu terkagum-kagum melihatnya.     

***     

Pangeran Rasyid menyeret orang yang telah melukai kuda Nizam. Tadi Ia diberitahu oleh Pangeran Thalal agar berhati-hati karena Pangeran Bari terus melirik ke arah Nizam. Pangeran Rasyid yang juga terampil dalam berkuda segera mensejajarkan diri dengan Nizam. Sebenarnya keterampilan menunggang kudanya sama baik dengan Nizam tetapi keterampilan memanah dan menombaknya masih kalah. Dari Enam anak panah paling Ia cuma bisa mengenai sasaran sebanyak dua atau tiga anak panah.     

Para penjaga juga ikut mengamankan orang yang berniat curang itu dan langsung menyeretnya ke dalam penjara. Suasana agak sedikit ricuh karena orang-orang ingin mengetahui kejadian yang sebenarnya. Tapi kemudian suasana tertib kembali. Acara diakhiri dengan pemberian piala dan hadiah untuk pemenang.     

Nizam meminta hadiah kepada Ayahnya berupa bulan madu keliling Eropa bersama Alena. Ketika Nizam meminta hadiah itu maka para wanita diharem langsung berteriak iri. Wajah Putih Putri Reina malah menjadi gelap saking cemburunya. Ia harus segera mencari cara agar Ia dapat mencelakakan saingannya. Tapi Ia juga harus memikirkan caranya agar semua dapat berjalan dengan lancar tanpa diketahui.     

Usai meminta hadiah Nizam segera menghampiri Pangeran Rasyid dan Pangeran Thalal yang sedang yang sedang menyelidiki kasus yang baru saja terjadi.     

"Kamu sudah menyelidiki siapa orang itu?" Tanya Nizam sambil memasuki ruang pemeriksaan tahanan.     

"Kemungkinan Ia suruhan Pangeran Bari" Kata Pangeran Thalal.     

"Tapi mengapa Pangeran Bari ingin mencelakaiku?" Tanya Nizam sambil melihat orang yang sedang diinterogasi oleh polisi kerajaan.     

"Aku juga tidak mengerti, Bukankah adiknya ada dalam Harem kakak." Kata Pangeran Thalal.     

"Aku sungguh tidak mengerti, mungkin Kamu salah, Aku sedikit kenal dengan Pangeran Bari, Ia bukan tipe orang yang ceroboh dan bertindak serampangan," Kata Nizam pada adiknya.     

"Yaah..Tapi Aku melihat dia berulang kali melihat ke arah mu dengan tatapan mata yang geram."     

"Hmmm...Apa kali ini Kamu yakin dengan pengamatan mu?"     

"Aku yakin sekali, atau Kakak mungkin saja dia marah kepada mu karena ada sesuatu yang ada kaitannya dengan adiknya"     

"Memang siapa adiknya?yang mana orangnya? Terus Apa hubungan adiknya denganku? " Nizam bertanya kepada adiknya.     

Pangeran Rasyid menatap keheranan. "Masya Alloh Kakak!! Bukankah Adiknya ada dalam Haremmu. Aku tahu siapa-siapa saja gadis yang ada didalam Harem karena Aku selalu diajak oleh Yang Mulia Ratu Sabrina dalam mengurus pengawalan para gadis itu."     

"Apa kamu tahu wajahnya yang mana?" Nizam jadi penasaran.     

"Bagaimana Kami bisa tahu, calon-calon Istrimu selalu ditutupi cadar dan tidak boleh dilihat orang lain."     

Pangeran Rasyid berkata sambil mengerutkan keningnya. Nizam jadi tertawa mentertawakan kebegoannya sendiri. 'Lama bergaul dengan Alena apa mungkin Aku jadi ketularan dia.' Kata Nizam dalam hati.     

"Kakak, Apa Kamu sudah menyentuh adiknya atau tidak?" Tanya Pangeran Thalal. Sekarang Pangeran Thalal yang kelihatan bego. Nizam mendengus mendengar pertanyaan Pangeran Thalal.     

"Kalau Aku sudah menyentuhnya Aku tidak akan bertanya yang mana orangnya"     

Pangeran Rasyid sekarang yang tertawa ngakak.     

"Ya siapa tahu saja kalian bercinta tanpa saling mengenal. Bukankah dikalangan Raja hal itu biasa terjadi." Pangeran Thalal membela diri.     

"Aku belum pernah menyentuh siapapun dan Aku harap Aku tidak akan pernah menyentuh siapapun kecuali Alena" Nizam berkata dengan tegas. Dampaknya adalah membuat kebingungan pada adik tiri dan sepupunya.     

"Apa Kamu sadar dengan Ucapanmu?" Tanya Pangeran Rasyid. Nizam mengangkat bahunya seakan tidak perduli.     

"Kakak kalau Kamu bicara seperti itu lalu terdengar oleh Ibunda Ratu Sabrina maka akan sangat berbahaya." Pangeran Rasyid berbisik.     

"Hmmm..." Nizam hanya bergumam tidak jelas.     

"Kakak jelas harus memiliki Banyak anak untuk memperkuat dinasti kerajaan, Kalau hanya menyentuh Kakak Alena saja, apa mungkin akan diperoleh banyak anak? Kemudian darah dinasti yang akan datang akan menjadi darah campuran dan bukan murni berasal dari bangsa Azura." Pangeran Rasyid menatap dengan tajam.     

Nizam menjadi terdiam. Apa yang dipikirkan oleh Pangeran Rasyid bukannya tidak dipikirkan olehnya.     

"Aku tidak bisa menyentuh mereka, Aku mati rasa" Kata Nizam akhirnya.     

"Jangan menggunakan perasaan, cukup lakukan saja. "     

"Kalau Aku tidak bangkit bagaimana?" Nizam berkata sambil wajahnya tetap datar seperti muka tembok.     

Pangeran Rasyid dan Thalal malah tertawa-tawa, mentertawakan kakaknya. Mereka benar-benar merasa bahwa Nizam menjadi pribadi yang jauh berbeda ketika sebelum mengenal Alena. Pangeran Rasyid lalu menepuk pundak kakak sepupunya.     

"Jangan Khawatir Kakak..Aku punya ramuan manjur, Siapapun yang meminumnya dia akan hilang ingatan dan yang ada dalam benaknya cuma satu yaitu bercinta. Dia tidak akan berhenti sampai semuanya selesai."     

Nizam mendelik pada Pangeran Rasyid. "Kau... darimana kau dapatkan obat itu, Lalu Kau gunakan untuk apa? Jangan-jangan Kau merusak anak gadis orang"     

"Tentu saja tidak Kakak, obat ini digunakan kalau kepepet. Siapa saja yang meminumnya entah laki-laki atau perempuan maka riwayatnya akan tamat"     

"Apa bedanya dengan minuman Salwahya?" Tanya Nizam jadi penasaran.     

"Minuman Salwahya adalah minuman khusus buat pengantin. Efeknya hanya akan meningkatkan gairah saja dan kesuburan juga. Minuman Salwahya tidak akan mengakibatkan hilang ingatan pada peminumnya. Ia masih sadar sehingga semuanya masih dalam kendali. Kalau Kakak cuma meminum Salwahya tetapi kakak tidak menyukai orang itu. Kakak masih bisa menendangnya dari atas tempat tidur. Tapi minuman ini akan membuat orang lupa siapa dia dan siapa yang bercinta dengannya"     

"Efek obat itu mengerikan sekali" Kata Nizam sambil memandang Pangeran Rasyid dengan pandangan jijik.     

"Siapa suruh negara ini menjodoh-jodohkan anaknya. Mengapa Kami tidak dibiarkan memilih pasangan sendiri. Sehingga ketika malam pertama ada sebagian dari kami harus meminum obat ini hanya untuk sekedar tidur dengan istri atau suami yang tidak disukai." Wajah Pangeran Rasyid jadi murung.     

"Diamlah Rasyid, jangan murung seperti anak gadis. Sabar saja. ke depan kita ubah semua adat yang kuno ini"     

Mata Pangeran Rasyid terbelalak."Benarkah Kakak? Kalau begitu apa Aku nanti bisa menikahi Putri Alicya?" Tapi kemudian Pangeran Rasyid menutup mulutnya dengan wajah pucat.     

"Siapa Putri Alicya? Kenapa wajahmu menjadi pucat?" Nizam bertanya dengan heran.     

"Tidak Kakak, Maafkanlah Aku. Anggap Aku tidak mengatakan apa-apa. Demi Tuhan Kakak..Aku meminta maaf" Pangeran Rasyid mengambil tangan Nizam lalu menyentuhkannya pada mata kiri dan kanannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.