CINTA SEORANG PANGERAN

Racun setelah Madu



Racun setelah Madu

0Angin dingin berhembus mendesau meniup dedaunan yang gugur dari pohon yang tumbuh diatas tanah yang bertabur pasir pecahan karang yang diterjang ombak. Cuaca di Pantai Kuta begitu sejuk di pagi hari ini. Sinar matahari masih belum mengangkasa.     
0

Cynthia menatap wajah Pangeran Thalal yang mulai meneduhi tubuhnya seumpama Pohon Nyiur yang meneduhi pesawahan yang berumpak-umpak membuat sengkedan diatas bukit.     

Tubuh Ramping Pangeran Thalal menciptakan siluet hitam di atas tubuhnya terbias sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah jendela yang masih tertutup. Cynthia sangat mengagumi tubuh yang selama ini begitu tertutup oleh pakaian yang membungkus rapat tubuhnya kini terbuka dengan seleluasanya dihadapan Cynthia.     

Cynthia merasa sangat tersanjung mendapat kehormatan menikmati keindahan tubuh suaminya yang pertama kali. Cynthia membelai bahu Pangeran Thalal yang lebar. "Kau begitu mempesona" Kata Cynthia sambil menaikkan tangannya kearah wajah Pangeran Thalal. Cambang tipis yang menghiasi wajah tampan Pangeran Thalal membuat Kehalusan kulit wajah Pangeran Thalal tersembunyi. Sesungguhnya wajah tampan itu mampu menarik wanita dan laki-laki untuk memalingkan wajahnya kearahnya.     

Gayanya yang bagai peragawan di atas catwalk membuat para pemilik agency model kelas dunia berulangkali merayunya hanya untuk sekedar menjadi model di cover majalah atau memeragakan produk laki-laki terbaru. Sayangnya memang Pangeran Thalal tidak tertarik.     

Apalagi Pangeran Thalal merasa sudah cukup dengan membiarkan para wartawan atau paparazi mengambil fotonya dengan leluasa. Ia bukanlah Nizam yang tidak suka difoto dan berwajah dingin. Ia adalah Pangeran yang berwajah begitu manis dan fotogenik Sehingga walaupun Ia tidak menjadi foto model tapi fotonya bertebaran dimana-mana. Ia adalah laki-laki yang menjadi trend center di Kerajaan Azura. Apapun yang dipakainya selalu menjadikan para pria dinegaranya mengikuti gayanya. Makanya tidak salah kalau Cynthia sangat tergila-gila pada pesona Pangeran Thalal.     

Ketika sesuatu akan mengancam kenyamanannya Cynthia malah mengagumi wajah tampan yang sekarang sedang memerah dihadapannya. Nafasnya yang memburu terasa panas menyapu wajahnya. "Aku mencintaimu" Kata Cynthia sambil mengelus cambang halus yang bewarna hitam legam.     

Pangeran Thalal hanya tersenyum dengan mata yang sayu. Ia benar-benar sangat bergairah. Tangannya mengelus-elus paha Cynthia sebelum membukanya dengan penuh perasaan. Hidungnya yang mancung Ia susupkan ke leher Cynthia untuk menghirup aroma tubuh Cynthia yang memabukkan. Kedua pahanya berada di atas paha Cynthia. Lututnya menjadi tumpuan tubuhnya.     

Tubuhnya lalu bergerak secara perlahan turun. Mata Cynthia menatap dengan sendu Ia merasakan ada yang menyeruak memasuki tubuhnya. Cynthia menggeliat sambil menggigit bibirnya. "Mmmm...."Cynthia mengguman dengan perasaan tidak karuan. Tangan Pangeran Thalal membelai pinggul yang terasa sangat halus.     

Tangannya menyelusup ke bawah pinggul Cynthia. Lalu dengan gerakan penuh Ia menghujamkan tubuhnya ke depan. "Hegh..." Suara Pangeran Thalal terdengar penuh rasa gemas ketika Ia mulai mengeluarkan kekuatannya untuk menghujamkan tubuhnya agar bisa mendesak sebuah pertahanan yang begitu kuat menghadangnya.     

Mulut Cynthia seketika terbuka lebar. Matanya mendelik ke atas. Suaranya langsung membahana ke setiap dinding kamar hotel. "Aaaakh....Ouch...AAA...aaah...Hu....hu..." Jeritan Cynthia seakan hendak meruntuhkan dinding kamar. Tubuhnya melengkung bagai busur panah. Kakinya menjejak ke atas ranjang sebelum kemudian menerjang-nerjang hebat bagai angin topan yang memporak-porandakan alam sekitar.     

Pangeran Thalal langsung memeluk Cyntia dengan perasaan sedikit panik tapi kemudian kepanikannya menghilang ketika Ia mengingat kata-kata kakaknya. Ia laki-laki. Ia harus kuat dan tega. Berani dan jangan berbelas kasihan. Benar kata-kata Cynthia, Nizam bagaikan setan yang membuat Pangeran Thalal bertindak seperti setan juga     

Bahkan dengan sangat tega Pangeran Thalal kemudian membalas terjangan Cynthia dengan terjangan juga. Ia menerjang untuk menghujamkan kembali pinggulnya sekuat tenaga hingga Ia merasakan ada dinding yang begitu pongah menghadang langkahnya.     

Pangeran Thalal menekan-nekan sedikit untuk mengukur kekuatan pertahanan benteng yang menahannya. Jangan dibayangkan derita sakitnya yang dirasakan Cynthia ketika suaminya menerjang sekuat tenaga tadi kemudian menekan-nekannya seakan rasa sakitnya hanya sebuah fatamorgana bagi suaminya. Tangan Cynthia mencengkram rambut Pangeran Thalal dengan kuat seakan ingin merenggutnya dari kulit kepalanya.     

Jeritannya hampir membuat gendang telinga Pangeran Thalal serasa pecah. Pangeran Thalal sudah memperkirakan sedemikian rupa setiap kemungkinan yang akan terjadi ketika Ia akan mengambil haknya pada tubuh Cynthia. Suara jeritan Cynthia harus teredam sedemikian rupa.     

Ini bukan Azura yang tidak aneh mendengar teriakan kesakitan di malam pertama. Ini adalah Indonesia yang malam pertama kemungkinan dilalui dengan penuh keindahan dan kedamaian. Sehingga Ia kemudian menutup jendela dan pintu kamar rapat-rapat agar suara Cynthia tidak terdengar keluar.     

"Aaah...Akh...My Godness, Yang Mulia Pangeran You make me hurt...I want to die now... please kill me now." saking sakitnya Chyntia malah ingin mati saja.     

Pangeran Thalal sendiri walaupun harus menahan sakit yang menghujamnya. Ia menahannya sekuat tenaga. Air mata Cynthia sekarang mulai berhamburan seperti curahan salju pada saat badai dimusim dingin. Hati Cynthia terasa membeku ketika menyadari jeritan dan airmatanya tidak akan berhenti sampai Pangeran Thalal memuaskan dirinya sendiri. Sadar bahwa sakit yang dideritanya sekarang tidak akan menghilang dengan cepat Cynthia menangis mengamuk bagai banteng di arena matador.     

Pangeran Thalal yang tampan kini seakan menjelma jadi iblis yang haus darah. Wajah lembutnya berubah jadi membeku. Bibirnya malah mencari-cari bibirnya lalu setelah bertemu Pangeran Thalal lalu menggigitnya dengan kuat.     

Cynthia terpekik lagi ketika bibirnya juga kini terasa perih.     

Tubuh Cynthia menggeliat-geliat bagaikan cacing yang dibakar api Gerakan Pangeran Thalal yang menekan-nekan miliknya ke tubuh Cynthia menimbulkan rasa perih yang teramat sangat. Pangeran Thalal sendiri setelah merasakan kekuatannya sendiri dan merasa mampu menghancurkan dinding yang menghadangnya Ia lalu mengangkat tubuhnya sedikit.     

Pangeran Thalal menarik nafas panjang. Diiringi tatapan memelas Cynthia Pangeran Thalal mencabut miliknya sedikit. Cynthia langsung melolong panjang bagai serigala dan Ia tidak mempercayai apa yang Ia rasakan ketika Pangeran Thalal menghujam sekuat tenaga hingga urat-urat ditangannya terlihat menonjol saking kuatnya Pangeran Thalal menghujam. Ia juga mendorong pinggul Cynthia ke depan untuk menyambut miliknya. Tidak dapat ditahan lagi" Brett..wrek...robeklah selaput dara Cynthia. "AAAAKH...A..A..A..saaaakiiitnya Ya Tuhan... Aku mau mati...bunuh Aku Ya Tuhan... saaakiit sekali...Tubuh Cynthia meronta-ronta. Tubuhnya gemetar. Pangeran Thalal menghujamnya tanpa perasaan. Chyntia merasakan ada sesuatu yang begitu besar dan keras merobek-robek tubuhnya.     

Usai merobek selaput dara Cynthia. Pangeran Thalal tidak berhenti dulu Ia terus mendesakan tubuhnya ke depan sampai tuntas semua. Cynthia meraung-raung tiada henti. "Pangeran cukup...Aku tidak tahan lagi. Hentikan demi Tuhan. Kau merobek-robek tubuhku. Aku mau kau bunuh saja sekarang juga daripada menahan sakit ini..."Cynthia berkata memelas berharap Pangeran Thalal menghentikan gerakannya dan mencabut miliknya dari tubuhnya.     

Tapi Pangeran Thalal benar-benar menepati perkataannya . Ia tidak menghiraukan ratapan Cynthia yang sudah sangat kepayahan.     

Tubuh Pangeran Thalal kemudian terlihat turun naik. Ia mencabut sedikit lalu menghujamkannya sekuat tenaga hingga tubuh Chyntia sampai meleksak ke bawah. Cynthia mencengkram bahu Pangeran Thalal. Bertanya dengan nada merintih kesakitan.     

"Me.. mengapa Kau bergerak-gerak terus. Bukankah Aku sedang kesakitan.. ouch.. mengapa bercinta itu sangat menyakitkan.. cukup pangeran hentikan!!" Cynthia meratap minta belas kasih pada suaminya.     

"Eummmm.. Cynthia I really love you." Pangeran Thalal menulikan telinganya Ia malah terus memacu Istrinya. Cynthia menjadi geram lalu dengan gerakan yang tidak terduga Ia memutar tubuhnya ke atas. Pangeran Thalal terpekik kaget tapi terlambat Ia sudah tumbang di bawah tubuh Cynthia. Pangeran Thalal mengerutkan keningnya ketika ia menyadari bahwa Cynthia ingin mencabut tubuhnya dari tubuhnya.     

"Ooh.. Cynthia jangan Kau lakukan ini" Kata Pangeran Thalal sambil menikmati tubuh Cynthia yang berusaha keras mencabut miliknya. Cynthia ngusek-ngusek sendiri dengan air mata bercucuran. Ia kesulitan mencabutnya hingga kemudian Ia melihat ke tubuhnya bagian bawah. Cynthia terlihat sangat panik melihat darah mulai menetes membasahi sprei..."Ouch.. Tidak!!!Aku berdarah. " Cynthia semakin berusaha keras mencabutnya miliknya sambil menangis.     

Pangeran Thalal malah tersenyum melihat istrinya kesulitan mencabut miliknya. Benda itu tertancap begitu dalam bahkan di dalam semakin bengkak bagaimana mungkin Cynthia bisa mencabutnya dengan mudah. Cynthia hanya bisa bergerak-gerak dengan putus asa. Pangeran Thalal malah semakin menikmati gerakan Cynthia. Mulutnya semakin mendesah menahan nikmat.     

Ouch...jahat sekali pemuda tampan dihadapannya. Cynthia kemudian tersungkur penuh kegagalan ke dada suaminya. Tangisannya sangat menyayat hati.     

Matahari yang semakin meninggi kini seakan ingin menyembunyikan tubuhnya ke balik awan. Ia tidak tega melihat Cynthia yang begitu kesakitan. Melihat Cynthia tersungkur ke dadanya lalu dengan mudah Pangeran Thalal kembali memutar tubuhnya dan mulai memacu kembali.     

"Alloh Akan memberkahimu Cynthia.. karena sudah membuat Aku, suamimu bahagia.. Semoga Kau selalu menjadi istri yang berbakti padaku..Aaaakh...I feel so high...." Pangeran Thalal terus menerus memacu tubuhnya di atas tubuh istrinya yang semakin lemah. Cynthia tidak pernah mengira sedikitpun Ia akan mengalami nasib seperti sahabatnya Alena     

Tubuhnya basah oleh keringat. Kakinya juga hanya bergerak lemah. Setiap Pangeran Thalal mencabut miliknya lalu menghujamkannya lagi tanpa sedikitpun perduli dengan kesakitannya. Rasa benci kemudian menyelusup. Apalagi ketika Pangeran Thalal memekik melepaskan semua gelora didadanya. semburan lava yang kedua menerjang tubuhnya. Kalau semburan lava yang pertama membuatnya muntah maka semburan lava yang kedua membuatnya perih yang tak terkira.     

Jeritan panjang mengiringi berakhirnya penderitaan yang dialami Cynthia ketika kemudian Ia merasakan miliknya terbebas dari terjangan benda yang sangat mengerikan. Cynthia menutup wajahnya dengan kaki terkangkang lebar. Darah kesuciannya menetes membasahi sprei yang bewarna putih. Pangeran Thalal malah tersenyum bahagia sudah menyelesaikan semuanya dengan lancar.     

Ia membelai rambut pirang Cynthia senyum-senyum melihat Cynthia yang menderita karena ulahnya. Cynthia menggelengkan kepalanya melihat bahwa seakan tidak ada penyesalan di wajah Pangeran Thalal sudah menyiksanya bagai menyiksa binatang. Ia sudah memohon ampun sambil menjerit-jerit tapi tidak dihiraukan sedikitpun.     

Cynthia melihat Pangeran Thalal lebih jahat dari Nizam. Setidaknya Nizam memasang wajah menyesal sudah menyakiti Alena. Tapi wajah Pangeran Thalal malah bagai prajurit menang dimedan perang.     

"Mengapa Kamu begitu jahat?" Tanya Cynthia sambil merintih.     

"Aku sudah bilang Aku akan mengambil hakku"     

"Tapi Kau sangat menyakiti ku"     

"Iya..Aku tahu maaf"     

"Maaf tidak cukup. Aku akan mencekikmu sampai mati" Cynthia seakan lupa rasa sakitnya Ia naik ke atas tubuh Pangeran Thalal dan mencekiknya. Pangeran Thalal langsung tersedak di cekik Istrinya sendiri. Ia mencekal tangan Cynthia melepaskan tangan itu dari lehernya. "Kalau kau menyakitiku Aku akan kembali menyentuhmu. Kau harus ingat akan janjimu. Kau tidak akan marah Kalau aku lepas kendali" Katanya sambil terus tersenyum.     

Mata Cynthia terbelalak langsung. Ia tidak menyangka kalau madu yang tadi Suaminya berikan diakhiri dengan pemberian racun yang mengakibatkan kesakitan tiada Tara. Cynthia menggulingkan tubuhnya ke samping Pangeran Thalal dan kemudian menangis tersedu-sedu sampai kemudian tertidur dalam keletihannya. Pangeran Thalal meraup tubuh telanjang itu lalu mendekapnya erat. Ia juga turut tertidur pulas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.