CINTA SEORANG PANGERAN

Jangan Kau sakiti Aku



Jangan Kau sakiti Aku

0Pangeran Thalal mencumbu Istrinya seakan ingin membalas semua perlakuan Cynthia pada dirinya walaupun sedikit kaku. Cynthia yang sekarang mengerang ketika tangan Pangeran Thalal menjarah kemana-mana. Ia merasakan betapa lembutnya tangan yang membelai tubuhnya. Betapa halus jemarinya yang runcing-runcing itu. Bibir Pangeran Thalal tampak merah karena Ia memang tidak pernah merokok. Kulitnya juga sangat putih dan halus bagai tubuh seorang gadis.     
0

Cambang tipis menghiasi wajahnya. Bulu mata lentiknya menaungi mata hitamnya. Rambutnya yang ikal sehitam arang. Giginya berderet putih bagai mutiara. Ketampanan Pangeran Thalal bahkan mampu membuat pria pun memalingkan wajahnya dengan penuh minat. Apalagi Pangeran Thalal begitu murah senyum dan baik hati.     

Bibir tipis itu sekarang begitu terampil menyusuri dada Cynthia yang menghiasi tubuh Cynthia dengan indah. Cynthia mendekapkan kepala Pangeran Thalal kedadanya seakan meminta Pangeran Thalal untuk melakukan sesuatu. Pangeran Thalal membuka mulutnya dan mulai memainkan lidahnya. Cynthia langsung mengejang hebat. Sekarang mulutnya yang meracau tidak jelas.     

Pangeran Thalal melakukannya bergantian kiri dan kanan. Tangannya terus menerus bergerak kesana kemari. Wajah Cynthia sudah merah padam bagaikan mawar merah dipagi hari. keringatnya menetes seumpama embun pagi mengalir menyusuri helaian kelopak mawar.     

Pangeran Thalal seumpama kumbang yang bergerak kesana kemari mencoba hendak menghisap madu yang dijanjikan oleh bunga mawar yang merona.     

Ketika tangan Pangeran Thalal menyusuri perutnya yang begitu ramping lalu perlahan meluncur ke bagian bawah tubuhnya. Lalu jemari itu meluncur masuk bagaikan kaki yang terpeleset diatas lantai yang basah, mata Cynthia yang terpejam seketika terbelalak kaget. Ia Seketika mencabut tangan yang mulai kurang ajar memasuki bagian terlarang tubuhnya. Masuk dengan serampangan dan tidak mencari titik-G nya membuat Cynthia merasakan kesakitan.     

"Jangan...akh.. pelan-pelan. Mengapa kau masukan tanganmu seperti itu. Saakit..."Kata Cynthia sambil berkaca-kaca. Tangannya gemetar mencengkram erat tangan Pangeran Thalal yang tidak mengerti bagaimana memperlakukan benda itu. Ternyata Ia lebih payah dari kakaknya.     

Pangeran Thalal langsung mencium bibir Cynthia dengan lembut Ia membiarkan tangan kanannya di cekal Chyntia. Kedua pahanya membuka paha Cynthia perlahan-lahan hingga Pangeran Thalal memperkirakan milik Cynthia terbuka lebar. Ia terus mencumbu Cynthia agar Cynthia lupa dengan tindakan Pangeran Thalal di bawah.     

Cynthia masih tidak sadar ketika ada benda yang akan mencoba memasuki tubuhnya. Ia malah membalas ciuman Pangeran Thalal dengan semangat. Pangeran Thalal menekan tubuhnya perlahan.     

Pangeran Thalal merasakan tubuhnya menyentuh sesuatu yang keras sehingga Ia merasa sangat kesulitan sampai kemudian Ia menghentakan tubuhnya dengan kuat dan Tubuh Cynthia langsung melonjak kaget. Matanya terbelalak seakan biji matanya hendak meloncat keluar. Mulutnya terbuka lebar. Pangeran Thalal langsung merasa nyawanya seketika terbang ketika Cynthia menjerit histeris.     

Bagian tubuh Cynthia bagai dihujam sebelah pisau tajam. Sakitnya mampu memporak-porandakan seluruh tubuh Cynthia. Rasa sakit yang tidak pernah Ia rasakan sebelumnya. Perih dan ngilu seakan merejamnya dalam waktu yang bersamaan.     

Ia langsung mendorong tubuh Pangeran Thalal hingga terjengkang ke belakang. Cynthia menarik tubuhnya menjauh dari Pangeran Thalal. Tubuhnya langsung bereaksi membangun pertahanan diri karena mencium ketidakberesan yang akan terjadi.     

Pangeran Thalal membelai tubuh Chyntia yang gemetar menahan sakit. "Sakit..yah.. Sakit?" Tanya Pangeran Thalal sambil kebingungan menghadapi Cynthia. Mengapa belum apa-apa Ia sudah kesakitan. Seperempatnya saja belum masuk. Bukankah Cynthia sudah tidak gadis lagi. Apakah Karena miliknya terlalu besar atau bagaimana.     

Tapi mengapa jari saja yang masuk Cynthia sudah kesakitan. Apa yang sebenarnya terjadi. Pangeran Thalal menggigit bibirnya sendiri sambil menenangkan senjatanya yang tidak sabar ingin mengamuk. Cynthia memegang tangan Pangeran Thalal dengan gemetar. Air mata Cynthia berhamburan. "Aku tidak mau meneruskannya"     

Pangeran Thalal langsung mendekap tubuh Cynthia yang telanjang."Iya... terserah..Kamu. Aku tidak akan melakukan apapun. Sekarang tidurlah.. Sudah jangan menangis lagi. Mau Aku cium agar tidak sakit?" Tanya Pangeran Thalal.     

Chyntia langsung menggelengkan kepalanya menolak keras. Ia takut kalau Pangeran Thalal akan terangsang lagi dan memaksa Ia melakukan kehendak-nya sebagai mana Nizam melakukan pada Alena. Cynthia masih ingat bagaimana jeritan Alena yang menyayat hati ketika Nizam memuaskan hasratnya pada Alena dengan brutal. Ia takut Pangeran Thalal akan melakukan hal sama. Ia menjadi sedikit trauma.     

"Tolong jangan mendekat.. Aku takut. Takut jangan mendekatiku kecuali Aku sudah siap"     

"Ya..jangan takut Cynthia, Sungguh aku tidak akan melakukan apapun yang akan menyakitimu" Kata Pangeran Thalal dengan lembut. Cynthia masih memandang Pangeran Thalal dengan perasaan ketakutan.     

Untungnya Pangeran Thalal menepati janjinya. Ia tidur menjauhi Cynthia. Ia tidur dengan membalikkan badannya memunggungi Cynthia. Cynthia bahkan tidak bisa tidur sampai Ia memastikan Pangeran Thalal tidak akan memaksakan kehendaknya.     

Dalam benaknya berkecamuk pikiran yang sama bingungnya dengan Pangeran Thalal. Mengapa Ia begitu kesakitan bukankah Ia sudah tidak gadis lagi. Ouch...sakitnya masih terasa. Ia merasa seakan dimiliknya masih ada benda milik suaminya.     

Cynthia benar-benar tidak mengerti. Ia merasa yakin Ia dulu sudah bercinta. Ataukah waktu itu saking mabuknya mereka tidak melakukan apapun. Kalau benar... matilah Ia sekarang. Tidak terbayangkan sakitnya diambil kegadisan oleh Pangeran Thalal. Buktinya sekarang saja belum apa-apa Ia sudah merasakan sangat kesakitan. Cynthia makin mengkerut. Kali ini Ia benar-benar sangat berharap Ia bukan gadis lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.