CINTA SEORANG PANGERAN

Kecantikan bukanlah Segalanya



Kecantikan bukanlah Segalanya

0Pangeran Thalal tercengang melihat Cynthia menangis. Ni... Bule, Kho ga kaya bule kenapa tingkah nya lebih parah dari wanita di negaranya. Di Istana para wanita berusaha menarik perhatian suaminya tapi Cynthia malah tidak mau Ia sentuh.     
0

Sekarang Cynthia malah semakin ketakutan. Ia mundur sambil gemetar. "Yang Mulia, hamba mohon..jangan..ampun..." Katanya sambil tersendat-sendat.     

Pangeran Thalal mengangkat alisnya. "Apa Aku begitu menakutkan? Apa Aku seperti hantu dimatamu?" Tanya Pangeran Thalal sambil tersenyum. Ia mengulurkan tangannya.     

Cynthia menggelengkan kepalanya.     

"Tidak.. Kau tidak seperti hantu, Kau sangat tampan. Dimataku Kau adalah pria paling tampan" Kata Cynthia sambil menghapus air matanya.     

Pangeran Thalal tertawa terbahak-bahak. Apa yang disebutkan oleh Cynthia Ia sudah sering mendengarnya. Tapi jika kata-kata itu keluar dari mulut Cynthia apalagi diucapkan sambil menghapus air matanya. Kelihatannya jadi lucu.     

Cynthia jadi bagaikan anak kecil didepan Pangeran Thalal. Ia benar-benar sudah kehilangan harga dirinya. Wanita cerdas yang selalu beranalisa kini lemah tak berdaya dihadapan suaminya sendiri. Dimana logikanya kini? Semua hilang bagai debu dihembuskan angin. Cinta memang bisa mengubah segalanya.     

. "Kemarilah..Aku tidak akan berbuat apa-apa tanpa izinmu."     

Kata Pangeran Thalal sambil tetap mengulurkan tangannya. Cynthia tetap berdiri tapi dengan mata Cynthia yang menyipit seakan menyangsikan itikad suaminya.     

"Percayalah.."     

"Kau tidak akan memaksaku?"     

"Apa Kau wanita yang bisa dipaksa?"     

Cynthia menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Kalau begitu kemarilah..." Kata Pangeran Thalal sekarang sambil merentangkan tangannya. Cynthia segera memeluk suaminya dengan penuh kelegaan.     

"Kau benar-benar diluar dugaan" Kata Pangeran Thalal sambil mengusap rambut Cynthia. Mereka duduk disofa sambil berpelukan.     

Cynthia tengadah menatap suaminya.     

"Ketika Kamu bilang Kamu sudah tidak gadis lagi Aku terus terang sedikit kaget, tapi kemudian Aku menyadari bahwa Kau adalah orang Barat maka Aku pun tidak mempermasalahkannya. Lalu setelah ternyata Kau masih gadis Aku sangat bahagia. Tapi kemudian Kau benar-benar tidak berpengalaman Kau malah sangat kesakitan. Tapi Aku tidak mempunyai pilihan lain Aku harus melakukannya. Jadi bukan masalah tega atau tidak tega, jahat atau tidak jahat. Aku memang harus melakukannya.     

Tapi Kau, sudah tidak berdaya menghadapiku Kau malah berbohong di depan temanmu..." Pangeran Thalal senyum-senyum lucu.     

Cynthia menyusupkan mukanya ke dada suaminya menyembunyikan rasa malunya seraya mencium bau tubuh Pangeran Thalal yang memabukkan.     

"Yang Mulia.." Cynthia memanggil suaminya.     

"Hmmm..." Pangeran Thalal mengguman. Matanya terpejam.     

"Mengapa Yang Mulia mencintaiku, Aku tidaklah terlalu cantik. Apalagi dibandingkan gadis-gadis Azura yang cantik-cantik"     

Pangeran Thalal memegang dagu Cynthia. "Ada yang lebih menarik dari seorang wanita selain kecantikan. Karena kecantikan itu sifatnya relatif. Kecantikan Wanita itu bagai kelopak bunga yang cantiknya hanya sekejap. Kecantikan dari dalam akan lebih kekal abadi. Dimataku Kau luar biasa cantik. Kau baik hati, loyal terhadap teman, Kau juga sangat cerdas, Kau tanpa pamrih dan mau berkorban.     

Mendapatkanmu untuk mendampingi hidupku sungguh suatu keberuntungan."     

Pangeran Thalal bicara berterus terang hanya memang Cynthia sangat cerdas sehingga bisa menangkap apa maksud yang tersembunyi dari keterus-terangan suaminya.     

"Kau hendak menekanku? Dengan mengatakan Aku orang yang mau berkorban kau mengharapkan Aku mau berkorban menahan sakit lagi untukmu" Kata Cynthia sambil cemberut lagi.     

Pangeran Thalal kembali tertawa terbahak-bahak sehingga hilanglah seluruh kesedihan yang ada di dunia tenggelam dalam gelak tawa Pangeran Thalal. Pangeran Thalal tertawa karena tidak mengira Cynthia begitu cepat menangkap maksud yang Ia sembunyikan dari perkataannya.     

"Kau memang gadis yang luar biasa cerdas" Katanya lagi sambil terus tertawa.     

Melihat suaminya tertawa terbahak-bahak Cynthia akhirnya tidak bisa menahan diri. Ia memandang suaminya dengan mata berbinar.     

"Apakah Tuhan sedang tertawa ketika menciptakanmu? Sehingga Kau begitu tampan" Kata Cynthia sambil kemudian Ia membenamkan mulutnya ke mulut suaminya lalu menciumnya dengan penuh semangat. Pangeran Thalal menjadi terkejang dicium sedemikian rupa. Bagaikan orang yang sedang kehausan di gurun tandus lalu diberi seteguk air. Pangeran Thalal tidak menyia-nyiakan kesempatan Ia membalas ciuman Cynthia dengan penuh nafsu.     

Tangannya melingkari tubuh Cynthia, menghisap seluruh isi mulut Cynthia. Cynthia menjadi bergelora. Ia menengadahkan mukanya agar Pangeran Thalal bisa menjelajahi lehernya. Pangeran Thalal segera menyapukan lidahnya lalu mengeksplorasi kemampuannya untuk membuat Cynthia melupakan traumanya.     

Ketika Tangan Pangeran Thalal menyelusup. Cynthia tampak sedikit terkejut dan meronta tapi kemudian Ia tampak pasrah ketika Pangeran Thalal memainkan jemarinya.     

"Bolehkah Aku menyentuhmu?" Pangeran Thalal meminta ijin sebelum memasuki tubuh Cynthia. Cynthia menatap wajah Pangeran Thalal dengan sayu.     

"Lakukanlah..Kau sudah merayuku dengan kata-kata yang indah. Aku sangat bahagia mendengarnya. Menahan sakit untukmu adalah suatu kehormatan. Kalau nanti Aku menjerit jangan Kau hiraukan. Anggaplah pengorbananku untukmu. Terima kasih sudah mencintai ku" Kata Cynthia sambil membuka tubuhnya lebar-lebar.     

Dan ketika suaminya memasuki dirinya, Cynthia menggigit bibirnya menahan nyeri dan ketika Ia lalu terpekik dan menjerit kesakitan. Kakinya mulai meronta-ronta mulutnya merintih, air matanya menetes. Pangeran Thalal menciumnya seakan merayunya agar tidak terlalu sakit. Dan ketika Ia menghujami tubuh Istrinya. Cynthia menggigit bahu Pangeran Thalal untuk meng-share rasa sakitnya.     

Rasa sakit dibahunya tidak membuat Pangeran Thalal berhenti Ia biarkan bahunya menjadi korban asalkan Ia memperoleh apa yang Ia impikan. Dan tak lama kemudian Pangeran Thalal terjatuh lunglai sambil terus memeluk tubuh Cynthia. Mulutnya mendesah melepaskan seluruh asa yang menggumpal dalam dada     

Cynthia terbaring dengan keringat yang mengalir deras. Walaupun Ia masih merasakan sakit tapi membuat Pangeran Thalal begitu puas Ia rasakan sebagai suatu balasan yang setimpal.     

Suaminya benar-benar menggunakan kalimat yang memprovokasi untuk melakukan apa yang Pangeran Thalal inginkan. Sarjana Psikologi yang cerdas. Pasti Ia akan menjadi Perdana Mentri yang hebat di kerajaan Azura.     

"Terima kasih sayang.." Kata Pangeran Thalal sambil mengecup pipi Cynthia. Cynthia tersenyum memeluk suaminya dengan erat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.