CINTA SEORANG PANGERAN

Menantu yang Baik



Menantu yang Baik

0Nizam menyempatkan dulu untuk makan malam bersama keluarga Istrinya. Ia belum tenang pergi sebelum para penjaga yang Ia minta datang menjaga rumah Alena.     
0

Alena makan dengan lahap karena semua hidangan yang disajikan adalah makanan kesukaannya. Dan Nizam hanya memakan panggang ayam saja dengan roti putih.     

Nizam tersenyum melihat Alena makan segala. Hilang sudah rasa cemasnya.     

"Alena, apa kamu sedang hamil atau kesurupan Nak?" Bisik Ibunya pada Alena tapi sambil senyum-senyum pada Nizam. Nih anak makin dipandang makin cakep aja. Ingin rasanya Ia membawa Nizam ke arisan ibu-ibu sosialita biar pada semaput semua. Sebenarnya dari kemarin-kemarin Ibunya Alena begitu sedih dan cemas karena Ayahnya Alena akan disidang tapi melihat kedatangan Nizam Ia menjadi sangat tenang dan bahagia.     

Alena yang mulutnya penuh dengan ayam panggang hanya mendelik pada ibunya. Ia lalu mengambil perkedel jagung dan hanya dua kali gigitan. perkedel itu langsung lenyap ke dalam perutnya. Ia juga lalu mengambil tempe mendoan. Nizam melotot tak berkedip melihat Alena menelan makanan bagai tidak makan berhari-hari.     

"Alena.. hati-hati nanti kamu keselek" Katanya sambil memberikan air minum pada istrinya.     

"Bukan Aku yang rakus, ini anakmu yang ingin makan terus-menerus" Kata Alena berdalih sambil menunjuk ke perutnya. Mulutnya terus mengunyah.     

"Ya..ya..Aku minta maaf, anakku sudah menyusahkan mu"     

"Menyusahkan bagaimana Yang Mulia. Anak itu adalah keberuntungan bagi kami" Kata Ibunya Alena sambil menatap ke perut Alena seakan-akan melihat peti harta Karun.     

Nizam tersenyum, hampir semua wanita memang sedikit matrealistis atau realistis terhadap materi. Mungkin hanya Alena yang tidak memiliki ambisi pada harta. Walaupun Ia suka memakai barang mewah tapi pada dasarnya itu karena memang dibiasakan dan disediakan oleh Ibunya sejak kecil. Pakaian mewah, tas mahal, perhiasan semua disediakan oleh orang tuanya. Ia hanya tinggal pakai karena itulah Ia tidak pernah terobsesi oleh nya.     

Selagi menikmati makan malam tiba-tiba datang pelayan diiringi oleh Ali. Pelayan itu berkata dengan sopan bahwa diluar ada Banyak tamu ingin bertemu Nizam. Ayah dan Ibu Alena tampak kaget. Ada tamu yang datang dari luar tapi malah ingin bertemu menantunya yang baru datang. Apa bukan aneh.     

Nizam langsung berdiri dan membungkukkan badan minta ijin menemui tamunya. Ayahnya Alena langsung ikut berdiri. "Apa perlu kami temani?" Nizam menggelengkan kepalanya lalu berkata. "Sebaiknya Ayah istirahat saja untuk mempersiapkan hari besok."     

Ayahnya Alena memegang tangan Nizam. "Nak.. Kamu sungguh menantu yang sangat baik. Entah bagaimana Kami harus membalas budimu"     

Nizam terenyuh dalam hatinya. Ayah Alena sungguh tidak tahu kalau Nizam tidak sebaik yang dikira. Nizam berulangkali menyakiti Alena. Bahkan ke depannya Ia juga tidak bisa menjamin apakah Alena akan tersakiti atau tidak. Walaupun Ia berjanji dalam hati untuk sekuat tenaga menjaga Alena tapi Ia sendiri tidak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi nanti.     

Nizam memeluk Ayah Alena dengan erat.."Anda adalah ayahnya Alena yang berarti Ayah ku juga. Anda adalah kehormatan bagiku. Aku tidak akan membiarkan siapapun berbuat tidak adil terhadap Anda"     

Alena dan Ibunya saling berpandangan. Betapa manisnya Nizam mengatakan hal itu. Alena memeluk Nizam dengan erat. Ia lalu berbisik dengan bahasa Azura" Kau sangat baik, Akan Aku hadiahkan diriku sendiri untukmu malam ini" Nizam terkejut mukanya langsung merah Ia lalu tersipu-sipu malu. Walaupun Alena berbicara dengan bahasa Azura dan mertuanya tidak mengerti tapi tetap saja Ia menjadi malu. Beraninya Istrinya sendiri menggoda dirinya didepan mertuanya.     

Ibunya Alena menatap Alena yang berbisik menggunakan bahasa Azura. "Beritahukan kepada kami, Apa yang kau bisikkan!" Ibunya bicara dengan gusar.     

Alena tertawa "Aku bilang, Diluar tamunya sudah menunggu terlalu lama, Kasihan" Kata Alena sambil ngikik. Nizam menjadi gemas apalagi kemudian Ia melihat Alena berjalan menuju kamarnya dengan langkah yang menggoda. Nizam hanya menelan ludah sebelum akhirnya Ia pergi ke ruang tamu.     

Ada dua orang yang masuk ke dalam ruang tamu. Dan diluar ada sekitar 6 orang laki-laki yang berbadan tinggi besar dan kekar. Nizam tersenyum sambil mengulurkan tangannya mengajak bersalaman pada Doni pegawai Hotel Gardenia yang sekarang menjadi tangan kanan Nizam. Disebelahnya adalah orang kepercayaan Doni. Nendri seorang agen jasa yang bekerja pada Doni.     

"Silahkan duduk.." Kata Nizam sambil mendahului mereka duduk. Ali dan Fuad berdiri disamping Nizam dan Arani berdiri di belakang Nizam. Nendri adalah pemilik Ageng Jasa spesialis untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan pihak ketiga. Seperti penyelidikan kasus-kasus perselingkuhan, ingin mencari seseorang, mencari suatu informasi. Agent mereka bekerja di bawah tanah atau diam-diam. Tidak memiliki markas khusus dan sulit dihubungi kecuali oleh orang-orang tertentu.     

Doni menyewa jasa Agent Nendri untuk menyelidiki Andre. Andre sudah bermain curang untuk kembali menekan Ayahnya Alena. Berbulan-bulan menyelidiki kasus Andre karena memang Andre sangat sulit disentuh.     

Nendri menatap Nizam dengan wajah penuh kekaguman. Malang melintang hampir selama 20 tahun di Agent ini membuat Nendri banyak bertemu orang-orang dari berbagai kalangan baik dalam negeri maupun luar negeri. Tetapi baru kali ini Ia bertemu orang yang begitu berkarisma seperti Nizam.     

Nizam juga terlihat bermain cantik melalui Doni. Nendri sendiri sebenarnya adalah pucuk pimpinan Agent. Ia hampir tidak pernah bertemu client secara langsung. Ia memiliki anak buah yang tersebar dimana-mana. Bahkan pejabat tinggi sekalipun biasanya tidak mau Ia hadapi langsung.     

Tetapi ketika Ia bertemu Doni dan menyerahkan cek dengan jumlah yang sangat fantastis Ia menjadi sangat antusias. Ia menangani kasus Andre langsung dengan tangannya. Apalagi Andre adalah anak konglomerat yang sangat sulit untuk disentuh siapa pun. Gadis yang bernama Niken itu benar-benar memudahkan jalan mereka untuk menjebak Andre.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.