CINTA SEORANG PANGERAN

Galaunya Pangeran Barry



Galaunya Pangeran Barry

0Putri Mira menarik nafas lega karena Pangeran Barry tidak memarahinya. Sebenarnya Ia tadi lupa untuk memvideokan tarian Alena. Ia terlalu marah melihat Pangeran Nizam menari dengan Alena dan menggagalkan rencana nya.     
0

Tetapi itu tidak penting sekarang yang sekarang sangat menakutkan bagi Putri Mira adalah keterlibatannya dalam penipuan kalung itu. Saat ini Ratu Sabrina belum menginterogasinya. Tetapi Ia yakin kalau besok atau lusa, Ia akan ikut di interogasi.     

Putri Nadia masih belum di selidiki secara mendalam. Pencambukan itu hanya luapan marah Ratu Sabrina. Putri Mira yakin kalau permasalahan ini tidak akan berlalu begitu saja. Semua akan diselidiki sampai tuntas.     

Yang Putri Mira takutkan adalah Putri Nadia buka suara tentang dirinya makanya Ia segera menelepon kakaknya.     

Putri Mira menceritakan semua kejadian yang terjadi malam ini termasuk persengkokolannya dengan Putri Nadia tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Pangeran Barry mendengarkan dengan penuh seksama. Ia tahu kalau sampai Putri Nadia berbicara maka putri Mira akan tamat riwayatnya.     

Pangeran Barry sudah berusaha menekan Perdana Menteri Salman agar memuluskan jalan adiknya untuk dinikahi dengan resmi dan dijadikan salah satu ratus dari empat ratu yang diperbolehkan.     

Ia masih memegang kendali atas Perdana Menteri Salman melalui foto-foto selingkuhnya dengan Ratu Sabrina. Jadi tidak sulit baginya untuk menolong adiknya itu.     

"Kau tidak usah khawatir, yang harus kau lakukan sekarang adalah jangan pernah berhubungan lagi dengan putri sialan itu. Kau harus berlaku seakan-akan kau adalah korban dari kejahatan dia."     

"Aku juga berpikir seperti itu tetapi yang Aku takutkan adalah dia akan memutar balikkan fakta. Ia akan menuduh Aku dibalik semua ini padahal Aku tidak memiliki keberanian kalau sampai harus membunuh Putri Alena"     

"Apa maksudmu? Apa yang kau maksud dengan membunuh Putri Alena? Karena kalau sampai Kau membunuh Putri Alena maka Aku akan memutuskan tali persaudaraan kita," Pangeran Barry tiba-tiba menjadi murka.     

"Aku tahu kakak, Aku tahu. Bukankah Kakak memutuskan tali persaudaraan dengan Kakak Abbash karena Putri Alena juga," ucap Putri Mira dengan sebal      

"Semua orang mencintai dia, padahal yang paling di kerajaan Aliansi itu adalah Putri Rheina," kata Putri Mira lagi sambil terus bersungut-sungut. Seandainya Ia memiliki keberanian, Ia juga sangat ingin membunuh Putri Alena. Tetapi Ia tidak sanggup di musuhi oleh kakak-kakaknya dan di benci oleh Nizam bahkan mungkin Ia akan mati di tangan Nizam.     

Sementara itu, mata Pangeran Barry tampak mengecil mendengar Putri Rheina. Ia sudah lama mendengar kecantikan putri itu. Fotonya beredar sembunyi - sembunyi. Calon istri Pangeran Nizam itu adalah wanita yang luar biasa cantik terlepas dari mulutnya yang tajam dan temperamental.     

"Bagaimana dengan putri itu? Aku dengar dia dan Putri Alena berada di istana Pangeran Nizam. Seharusnya kalau memang Pangeran Nizam bisa menduakan Putri Alena dengan Putri Rheina maka kau harus bisa masuk ke dalamnya. Kau juga tidak kalah cantik dengan mereka," Pangeran Barry membesarkan hati adiknya.     

Putri Mira menghembuskan nafas seperti yang terlihat sangat lelah. Kakaknya tidak tahu, di mata Pangeran Nizam secantik apapun wanita itu tidak akan berpengaruh terhadap rasa cintanya kepada Putri Alena.     

Bahkan Putri Mira curiga kalau sebenarnya Putri Rheina hanya pengalihan kecurigaan Ratu Sabrina dan istana. Karena melihat dari wajah Putri Rheina yang jauh dari ceria. Pertama kali dia datang ke istana, Ia melihat Putri Rheina begitu angkuh tetapi sekarang keangkuhan itu hilang dan sinar mata Putri Rheina seperti muram.     

"Aku tidak tahu Kakak, Aku terkadang merasa pesimis kalau harus bersaing dengan Putri Alena. Aku tidak akan pernah bisa mendekati Pangeran Nizam kalau masih ada Putri Alena. Jadi Kakak, Aku harap kakak bisa secepatnya mengambil Putri Alena dari sisi Pangeran Nizam."     

"Aku mengerti, bersabarlah. Aku sedang mengumpulkan kekuatan untuk bisa mengambil Putri Alena. Kau tahu kalau Pangeran Nizam tidak akan pernah melepaskan Aku jika Aku mengambil istrinya. Ini adalah pernyataan perang dari kerajaan Zamron kepada kerajaan Azura."     

"Aku tahu kakak, semakin kesini cinta Pangeran Nizam kepada Putri Alena semakin tidak masuk di akal. Bayangkan saja bagaimana mesranya tarian mereka! Aku sungguh sangat cemburu melihatnya. Aku ingin kau menculik Putri Alena dan menyentuhnya agar Pangeran Nizam tidak mau menyentuhnya lagi."     

"Aku sudah bilang, enyahkan ide gila itu! Kau ingin Aku berperang dengan Azura? Kau tahukan sekarang Aku sedang tidak memiliki kedudukan. Pulau tempatku di tahan di jaga ketat bahkan Aku tidak diperbolehkan bertemu dengan istri - istriku. Aku hanya bersama para pelayan laki - laki. Jadi jangankan memiliki kekuatan untuk menerima serangan Azura, untuk menyentuh istriku saja Aku tidak bisa"     

"Kasihan Kakak. padahal ini saat yang tepat untuk menyentuh Putri Alena. Coba saja Kakak bayangkan tubuh mungilnya itu sangat menggemaskan. Dia adalah wanita mungil yang seksi. Kau tahu mengapa Pangeran Nizam sangat mencintai Putri Alena?" Putri Mira tampak semakin memprovokasi kakaknya.     

"Hmm...," darah Pangeran Barry tampak mulai mendidih. Hasratnya yang sudah lama tidak tersalurkan seakan semakin berkumpul di bawah perutnya. Tubuhnya menegang tidak karuan. Keringat dingin mulai menetes.     

"Karena fostur tubuh Putri Alena yang berbeda dengan kebanyakan wanita dari kerajaan Aliansi. Tubuh wanita Indonesia itu rata - rata mungil dan berkulit eksotis. Putri Alena memiliki dada besar dengan pinggang yang ramping. Dan Kakak bisa bayangkan bagaimana dia berada di pelukan Kakak. Mendesah dan merona. Kakak..kau harus mendapatkan Putri Alena atau Kakak  akan menyesal seumur hidup"     

Pangeran Barry jadi goyah, Ia mulai berpikir ulang tentang rencana adiknya. Kalau seandainya Ia menculik Putri Alena dan menyentuhnya bahkan bila perlu Ia akan menghamilinya sekalian maka Ia akan selangkah lebih dekat untuk menjadikan Putri Alena menjadi miliknya.     

Nizam adalah pria baik - baik yang sangat setia tetapi kadang - kadang pria baik - baik juga tidak semua bisa menerima jika istrinya sudah pernah disentuh orang lain walaupun itu secara paksa. Kesetiaannya akan jadi tidak terbalas jika istrinya sudah ternoda.     

Dan kalaupun harus perang sebenarnya apa yang perlu ditakuti? Toh Ia sekarang seorang tahanan pulau. Kalau Azura menyerang maka yang akan bertanggung jawab untuk menghadapinya tentu saja Pangeran Abbash adiknya. Tiba - tiba Pangeran Barry tersenyum licik. Apakah mungkin Ia akan jadi orang yang memakan nangka sementara adiknya yang kena getahnya.     

"Kakak, mengapa kakak diam saja? Apa Kakak sedang memikirkan Putri Alena?"     

"Aku memang sedang memikirkan Putri Alena, Aku sedang menimbang - nimbang tentang usulan mu itu."     

"Kakak harus berusaha ya. Tetap semangat kakak dan selalu berhati - hati," kata Putri Mira dengan hati yang berbunga. Dan sebelum Ia menutup teleponnya Pangeran Barry mengatakan kalau Putri Mira harus tenang dan tidak usah takut karena Ratu Sabrina dan Perdana Mentri Salman akan Ia intimidasi lagi untuk tidak menggaggu Putri Mira     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.