CINTA SEORANG PANGERAN

Pengkhianat



Pengkhianat

0"Apa ini? Kau membawa kalung apa?" Putri Mira gemetar dan kakinya menjadi lemas. Ia sungguh tidak mengerti dengan keberanian Putri Nadia. Putri Nadia meracuni Alena melalui Putri Rheina dan sekarang Ia membawa kalung yang menjadi berita panas tentang perselingkuhan Alena dan kakaknya.     
0

Putri Mira memegang kalung itu tapi ketika Ia akan mengambilnya, Putri Nadia menahannya.     

"Jangan kau ambil ! Kau tentu tidak ingin jejak jemarimu ada pada kalung ini" Kata Putri Nadia sambil kembali menutup kotak perhiasan itu dengan cepat. Putri Mira menarik kembali tangannya dengan wajah ketakutan. Ia memang termasuk putri yang berani tetapi ternyata keberaniannya bukanlah apa - apa dibandingkan dengan keberanian Putri Nadia. Putri Nadia begitu luar biasa berani. Ia seakan tidak takut nyawanya melayang.     

"Bukankah kalung ini adalah kalung yang dipakai putri Alena?" Kata Putri Mira sambil melihat ke arah Alena yang masih mengenakan kalung itu. Bahkan sewaktu menari kalung itu masih menempel di lehernya.      

"Benar! Kalung yang dipakai Putri Alena adalah kalung palsu dan yang ditanganku adalah kalung asli. Akan Aku buktikan kalau Putri Alena memang benar berselingkuh dengan kakakmu" Kata Putri Nadia sambil tersenyum lebar.      

"Tetapi bagaimana bisa kau memiliki kalung itu sementara Aku adiknya Pangeran Abbash tidak tahu tentang hal ini sedikitpun," Kata Putri Mira menunjukkan rasa ketidakpuasan.     

"Tentu saja karena Aku memiliki jaringan yang luas. Jadi sekarang kau tinggal memainkan perananmu dengan benar" Kata Putri Nadia kepada Putri Mira.     

"Perananku? Peranan apa?" Putri Mira tampak semakin bingung.     

"Kau nanti  pergi ke depan untuk memberikan ucapan selamat, Aku akan menyuruh pelayan untuk memberikan kalung ini kepadamu dengan mengatakan kalau hadiah itu dari kakakmu Pangeran Abbash, hadiah permintaan maaf karena kemarin Ia lupa dengan hari ulang tahunmu.     

Tetapi nanti kau pura - pura salah menerima sehingga kotak itu terjatuh dan isinya keluar. Seterusnya Aku yang akan berperan untuk melakukannya,  Oh ya jangan lupa. Kau harus mengucapkan selamat setelah para putri itu  duduk ke tempatnya masing - masing sehingga nanti di aula hanya tinggal kau dan Putri Alena dan Pangeran Nizam" Kata Putri Nadia sambil pergi dan menyelinap diantara kerumunan para putri yang berdesak - desakkan ingin mengucapkan selamat kepada Alena dan Nizam.     

Putri Mira menganggukkan kepalanya tanda paham. Bukankah tujuannya adalah ingin menjadi pusat perhatian agar kalung itu diketahui oleh orang lain. Kalung yang di bawa oleh Putri Nadia adalah kalung yang asli dan yang dikenakan oleh Alena adalah yang palsu. Bagaimana mungkin bisa begitu? darimana Putri Nadia memiliki kalung itu? Ini sungguh suatu misteri yang membingungkan.     

Ketika Ia sedang kebingungan tiba - tiba melintas Putri Alycia. Putri Mira langsung menjadi naik darah karena Ia  menganggap bahwa Putri Alycia telah mengkhianatinya. Bukankah tadi tanpa diminta Ia tiba - tiba menyanyikan lagu itu sehingga menambah keindahan tarian Alena dan Nizam.     

"Kau, pengkhianat rendahan. Pantas saja beberapa hari ini kau tidak pernah bekunjung ke tempatku. Kau sudah mau membelot kepada wanita asing itu." Kata Putri Mira dengan murka. Putri Alycia seketika ketakutan, diantara semua putri, Ia adalah yang paling lemah padahal ayahnya seorang menteri pertahanan Kerajaan Azura.     

"Aku tidak bermaksud berkhianat tetapi Aku suka menyanyi dan Aku menyukai lagu itu" Kata Putri Alycia sambil menundukkan mukanya.     

"Kau jangan pernah menginjakkan kaki ke tempatku lagi, dan jangan harap Aku akan memberikanmu kesempatan untuk menjadi pendampingku. Putri Nadia jauh lebih baik darimu" Kata Putri Mira sambil menunjukkan telunjuknya ke dada Putri Alycia.     

Putri Alycia menjadi pucat, Ia sama sekali tidak memiliki teman di istana ini selain Putri Mira tetapi Ia melihat Putri Mira sangat marah dan Ia tidak berani berkata apapun yang akan membuat Putri Mira bertambah marah.      

"Aku benar - benar minta maaf" Katanya dengan mata berkaca - kaca karena sedih. Putri Alycia merasa bahwa tinggal di dalam harem sangat menderita. Dari awal Ia sudah tidak ingin menjadi putri persembahan. Tetapi Perdana menteri memaksa ayahnya untuk menyerahkan dirinya ke dalam harem.     

Perdana Mentei itu ingin mengikat ayahnya agar tetap setiap kepada Ratu Sabrina sehingga ayahnya tidak akan pernah ingni memberontak jika putrinya ada di dalam harem. Putri Alycia lalu menghibur dirinya sendiri bahwa dia akan menjadi wanita terhormat dengan menjadi istri Nizam dan Ia menunggu kedatangan Nizam untuk menyentuhnya.     

Sudah hampir dua tahun Putri Alycia breada di dalam harem tetapi Nizam tidak pernah sedikitpun mau menyentuhnya. Bahkan mungkin Nizam tidak mengenal dirinya seperti Nizam mengenal Putri Mira dan Putri Nadia. Putri Alycia seperti kura - kura yang akan langsung memasukan kepalanya ke dalam cangkang jika ketakutan.     

Kedudukannya di dalam harem seperti kacung bagi Putri Mira tetapi Ia tidak berani melawan, Ia tidak ingin memiliki musuh apalagi sekarang Putri Mira semakin leluasa berkuaasa di dalam harem setelah Alena dan Putri Rheina tidak tinggal di dalamnya. Ia juga baru tahu kalau Putri Mira yang Ia kenal begitu lemah lembut sekarang berubah menjadi sangat kejam lebih kejam dari Putri Rheina.     

Setidaknya Putri Rheina hanya kejam di mulutnya dan paling banter hanya menampar jika Ia tidak suka dengan seseorang tetapi Putri Mira berani menganiaya dan membully para putri yang tidak taat kepadanya dengan cara kejam. Putri Mira menjelma jadi seperti pangeran Barry di dalam harem.     

Melihat Putri Alycia hanya menunduk sambil berkaca - kaca. Putri Mira mendorong Putri Alycia. "Menyingkir kau dari hadapanku. Besok jangan harap kau akan mendapatkan makanan karena Aku akan membuat kau kelaparan selama beberapa hari" Kata Putri Mira dengan wajah sebal.      

Putri Alycia segera menyingkir dari hadapapn Putri Mira. Ia percaya apapun yang dikatakan Putri Mira karena Putri Mira sekarang memiliki akses kemana - mana. Pasokan uang yang dikirimkan oleh kakaknya membuat Ia bisa leluasa menyuap siapa saja Ia kehendaki temasuk Hatice dan Sanita. Pelayan senior di dalam harem.     

Putri Mira terum memperhatikan Alena dan Nizam yang mendapatkan ucapan selamat. Para putri itu mengucapkan selamat tetapi diam - diam mereka ingin mencium tangan Nizam. Mereka juga tampak genit - genit membuat Nizam menjadi risih tetapi tentu saja ia tidak bisa mengusir mereka hingga akhinya semua putri sudah mengucapkan selamat dan mencium tangannya.     

Nizam diam - diam memepetkan tubuhnya ke  Alena yang berdiri disampingnya dan dengan gerakan cepat Ia memegang rok Alena yang terbuat dari sutra yang sangat halus dan lembut lalu  Ia mengusapkan rok Alena ke punggung tangannya dimana para putri menyentuhkan bibirnya. Tanpa diketahui siapapun Nizam melap tangannya oleh kain rok Alena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.