CINTA SEORANG PANGERAN

Tarian Nizam untuk Para Putri



Tarian Nizam untuk Para Putri

0"Nizam..." Suara Alena tampak perlahan terdengar. Nizam tersenyum sambil menarik tangan Alena dan menyatukan tubuh Alena ke tubuhnya sehingga posisi mereka sekarang adalah Nizam memeluk Alena dari belakang. Tangan Nizam melingkari perut Alena lalu Nizam berkata di telinga Alena.     
0

"Percayalah kepadaku. Kau hanya tinggal mengikuti kata - kataku. Lemaskan tubuhmu dan menarilah sesuai dengan gerakan dasar yang telah kau kuasai. Aku akan menuntun gerakan tarianmu. Kau paham?" Bisik Nizam kepada Alena. Alena menganggukan kepalanya. Ia sudah sangat ketakutan sehingga apapun yang dikatakan Nizam Ia akan mengikutinya.     

Nizam lalu menoleh ke arah pemain musik. Ia mengangkat tangannya dan meminta musik berhenti bermain. Para pemain musik itu  berhenti lalu mereka mendengar Nizam memberikan perintah.     

"Mainkan lagu "Nothing Else Matter" dari Metallica!" Para pemain musik itu segera mengubah tampilan layar onlinenya untuk mencari not balok dari lagu itu. Sebagai pemusik dari kerajaan mereka tentu saja mengetahui berbagai jenis musik dan lagu. Apalagi lagu seterkenal itu.      

Musik lagu "Nothing Else Matter" segera mengalun indah membuat suasana benar - benar hening. Kaki Nizam segera bergerak sambil menarik tangan Alena. Ia melemparkan tubuh Alena ke atas, Alena terkesiap dan belum sempat Ia berteriak Nizam sudah menangkap tubuhnya kembali.      

Para hadirin langsung berdiri melihat pemandangan indah di depan matanya. Tubuh Alena terlempar ke udara dengan kaki terbuka lalu meluncur ke bawah dan Nizam menangkap pinggangnya lalu memutar tubuh Alena ke belakang.     

"Kau percayakan tubuhmu kepadaku. Lemaskan tubuhku dan ikuti perintahku" Kata Nizam melihat Alena gemetar. Nizam besar di istana dan tarian sangat akrab dalam kehidupannya. Walaupun Ia tidak pernah belajar menari tetapi karena sering menonton pagelaran menari yang ditarikan oleh para penari kerajaan setidaknya Nizam yang pintar itu merekam gerakan tarian seperti apa. Ditunjang dengan ilmu bela diri yang Ia miliki tentu saja hal ini menjadi mempermudah gerakannya.     

"Berputarlah..." Kata Nizam sambil kembali menarik tangan Alena dan melepaskannya dengan sedikit dorongan tenaga Ia memutar tubuh Alena. Alena segera merentangkan tangannya. Ia masih sangat ingat bagaimana gerakan dasar memutarkan tubuhnya sambil merentangkan tangannya.     

Nizam lalu kembali menangkap pinggang Alena dan mengangkatnya ke bahunya. Dengan gerakan cepat dan Indah. Ia mendudukan Alena di pundak belakang lalu memutarnya hingga kepala Alena di bawah dan suara teriakan kekaguman seakan hendak meruntuhkan atap Aula. Bagaimana bisa tubuh Alena bisa berputar ke sana kemari ditangan Nizam.      

Alena lalu berdiri tegak ketika Nizam memegang bahunya dan meminta Alena untuk diam. Nizam lalu memegang pinggang Alena dan kembali memutarnya. Sebelah kaki Alena menekuk ketika tangan Nizam yang satunya merentangkan kaki kanannya. Ini seperti gerakan balet yang indah.     

Putri Rheina berkaca - kaca melihat keindahan tarian Nizam dan Alena. Bagaimana mungkin selama ini Ia tidak tahu kalau Nizam bisa menari seindah itu. Tubuh Alena begerak begitu sempurna di dalam pengendalian tangan Nizam.     

Musik itu sekarang malah diringi nyanyian dari putri Alycia sehingga sekarang yang terdengar adalah musik dan suara merdu putri Alycia. Nizam terus menarikan tubuh Alena seakan Alena itu sebuah boneka di tangannya.     

Tidak ada yang tidak suka melihat pemandangan di depan mereka. Mereka baru pertama kali melihat pasangan menari yang begitu indah. Ratu Sabrina sendiri sampai ternganga melihat putranya menari. Sejak kapan anak semata wayangnya itu belajar menari karena Nizam tidak pernah memasukan pelajaran menari ke daftar pelajaran di sekolahnya.     

Tarian itu terus berlangsung dan itu sama sekali tidak menjemukan untuk di tonton. Bahkan tarian Putri Mira yang indah itu sekarang tidak ada apa - apanya dibandingkan dengan tarian Nizam dan Alena.     

Putri Mira yang berdiri di samping Putri Nadia tampak menggigil karena marah. Bagaimana bisa Nizam yang begitu tidak perduli terhadap tariannya sekarang malah ikut menari bersama Alena dengan alasan ingin menemani Alena menari.     

Sudah jelas - jelas Alena terdiam tidak bisa melanjutkan tariannya karena musiknya sudah diubah oleh Putri Nadia. Putri Nadia tidak kalah kagetnya ketika rencananya gagal total karena Nizam. Padahal ketika Alena berdiri mematung kebingungan Ia sudah sangat senang. Kemarin Ia berusaha mengganti tulisan di catatan lagu yang akan dimainkan oleh para pemusik. Sehingga pemusik sendiri tidak sadar kalau nada yang mereka  mainkan berubah dari seharusnya.     

"Bagaimana mungkin ini terjadi?" Kata Putri Mira dengan geram, matanya menatap Putri Nadia dengan tajam. Ia sangat marah karena rencananya gagal total. Lagi - lagi Nizam menggagalkan rencana mereka.     

"Aku tidak tahu kalau Yang Mulia akan menari bersamanya. Padahal tadi sudah berjalan dengan sempurna" Kata Putri Nadia seakan menekannya kalau ini bukanlah salahnya.      

"Aku sangat marah. Dadaku terasa sangat sesak" Kata Putri Mira dengan emosional. Apalagi ketika Ia kemudian melihat Nizam berlutut di depan Alena kemudian Ia merebahkan tubuhnya. Alena berdiri di depannya lalu Nizam menarik tangan Alena hingga Alena rebah ke atas telapak kaki Nizam yang mengangkat. Nizam mengangkat tubuh Alena dengan kakinya. Telapak tangan Nizam menempel pada perut Alena dan itu menyisakan kepedihan yang amat dalam pada dirinya. Termasuk Putri Rheina. Dada Putri Rheina terasa sangat sesak tetapi Ia bersumpah kalau Ia sangat bahagia menyaksikan Nizam dan Alena bahagia.     

Putri Rheina diam - diam melangkah mundur. Sejak kecil Ia bermimpi dapat menari bersama Nizam tetapi Putri Rheina tahu kalau Nizam tidak pernah terlihat tertarik kepada tarian. Tetapi malam ini Putri Rheina tahu kalau dugaannya salah. Ternyata Nizam memang benar - benar bisa menari seperti yang dikatakan Alena waktu itu.     

Putri Rheina berlari sambil menangis. Ia tidak menangisi Nizam atau Alena. Ia menangisi nasibnya yang kurang beruntung dalam cinta. Impiannya tidak ada satupun yang tercapai.     

"Kau lihat Putri Rheina pergi sambil menangis" Kata Putri Nadia kepada Putri Mira. Putri Mira menggelengkan kepalanya. Malam ini Ia sedang tidak ingin melihat siapapun selain Nizam dan Alena yang  menyakitinya.     

"Aku sedang marah dan tidak ingin mengetahui apapun selain mereka" Kata Putri Mira sambil menghapus air matanya ketika tarian Alena dan Nizam berakhir diiringi gemuruh tepuk tangan yang melebihi tepuk tangan yang Ia terima.     

"Kau jangan takut Putri Mira, masih ada pertunjukkan satu lagi yang pasti akan berhasil"     

"Pertunjukkan apa? Ini adalah pertunjukkan terakhir dan acara akan segera berakhir" Kata Putri Mira. Putri Nadia malah tersenyum licik. Ia tiba - tiba mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari tasnya.     

"Apa itu?" kata Putri Mira keheranan.     

"Ini adalah kalung asli yang sama seperti yang dipakai Putri Alena" Kata Putri Nadia sambil membuka kotak perhiasan itu dan diperlihatkan kepada Putri Mira. Putri Mira terpekik kecil melihat warna merah berpedar dari dalam kotak perhiasan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.