CINTA SEORANG PANGERAN

Mengubur Cinta Dalam - Dalam



Mengubur Cinta Dalam - Dalam

0Alena terdiam, Ia sebenarnya tidak terlalu tahu seberapa jahat Perdana Menteri Salman yang pasti Alena tahu kalau Nizam sangat membencinya. Ia menjadi kasihan terhadap Putri Rheina. Ia lalu memegang tangan Putri Rheina lalu berkata,     
0

"Mungkin Ia melakukan ini semua karena rasa sayangnya kepadamu. Aku benar - benar meminta maaf" Alena berulang kali meminta maaf dan itu membuat Putri Rheina menjadi tidak suka.     

"Aku akan tutup mulutmu kalau kau terus menerus mengatakan itu. Ayolah kita bergegasm Ibunda Ratu Sabrina sangat tidak suka jika ada putri yang terlambat" Kata Putri Rheina sambil menarik tangan Alena dan mereka berjalan menuju Aula tempat pesta itu diselenggarakan.     

Duduk di depan mereka adalah Ratu Sabrina dan para ratu lainnya. Ratu Sabrina mengenakan pakaian berwarna merah cerah dan tampil cemerlang mengalahkan ratu lainnya. Mahkota indah tampak menghiasi kepala Ratu Sabrina dan berkilauan menyilaukan mata. Tetapi ketika Alena masuk ke Aula maka semua mata memandang ke arah Alena yang tampil dengan kalung berlian kemerahan. Seketika keindahan mahkota Ratu Sabrina menjadi padam.     

Mata Ratu Sabrina menatap ke arah kalung itu dan hatinya langsung tidak suka. Kalung itu seharusnya berada di lehernya dan menghiasi gaunnya malam ini. Walaupun kalung itu tampak sangat cantik di leher Alena, menantunya tetapi Ia tetap merasa kesal melihat kalung itu.     

Keberadaan kalung itu dileher Alena menunjukkan kalau cintanya kepada Baginda Walid tidaklah murni. Dan itu disadari oleh mertuanya yaitu ibundanya Baginda Walid. Ini adalah hal yang memalukan yang harus Ia derita jadi ketika Alena mengenakan kalung itu, amarahnya langsung meluap. Tetapi di pestanya sendiri Ia tidak ingin bertindak gegabah. Ada banyak ratu dan putri serta istri para pejabat dan tamu dari luar negeri.     

Suara berbisik - bisik terdengar jelas kalau kalung itu ternyata membuktikan bahwa gosip perselingkuhan Alena dengan Pangeran Abbash adalah suatu kebohongan. Kalung itu ada di leher Alena dan bersinar sangat indah. Kalung itu melingkari sempurna bagaikan ribuan bintang yang bertaburan di galaksi tata surya.     

Putri Mira dan Putri Nadia yang kursinya ada di seberang Alena dan putri Rheina tampak menatap dengan tajam ke arah kalung Alena.     

"Gosip itu ternyata bohong.. Kau lihat kalau kalung itu ada di leher Putri Alena" Kata Putri Nadia.      

"Aku ingin mengenakan kalung itu" Kata Putri Mira matanya tidak ingin lepas dari leher Alena.     

"Aku juga ingin.." Kata Putri Nadia sambil mengelus tas tangannya yang berasal dari kulit binatang itu.     

"Langkahi dulu mayatku" Kata Putri Mira melotot kepada Putri Nadia. Putri Nadia seketika terkehkeh.     

"Aku hanya bercanda, Kau jangan terlalu di ambil hati. Kalung itu memang lebih pas di lehermu daripada di leher putri ga jelas itu. Kau jangan takut, Aku akan membantumu untuk mewujudkan mimpimu itu. Malam ini Aku yakin dia akan tersingkir dari istana ini" Kata Putri Nadia sambil kembali mengusap tasnya.     

"Kau janga terlalu mengada - ngada, kalau hanya menggagalkan tarian Putri Alena tidak mungkin akan menjadikan Ia di usir dari istana ini. Paling Ia hanya dimarahi dan dipermalukan saja" Kata Putri Mira. Tapi Putri Nadia malah tambah tersenyum dan tidak bicara lagi.      

"Kau yakin sudah menyuap para pemain musik untuk memainkan musik yang salah" Kata Putri Mira kepada Putri Nadia.      

"Kau gila apa? Aku tidak mungkin menyuap mereka untuk melakukan kesalahan ini. Bukankah kau tahu bagaimana sikap Yang Mulia terhadap orang yang mau menyakiti Putri Alena. Jadi Aku yakin mereka tidak akan mau di suap"     

"Hah? Lalu kau mau melakukan apa? Kau bilang kau mau menyuap mereka agar mereka memainkan musik yang salah lalu tarian Putri Alena jadi kacau"     

"Aku tidak menyuap mereka tetapi aku mengubah notasi musiknya dari catatan instrumen lagunya. Aku yakin akan ada kekacauan nada yang tidak ketahuan oleh orang lain tetapi bagi si penari akan membingungkan. Apalagi musiknya ini adalah musik tanpa ada syair. Ini pasti akan jadi lucu" Putri Nadia terkikik disamping Putri Mira yang ikut tertawa.     

"Kau benar - benar sangat cerdas. Aku tidak sia - sia menjadikan kau tangan kananku dari pada Putri Alycia. Dia terlalu perasa dan penakut. Dia tidak pernah mau kalau Aku suruh menyakiti Putri Alena"     

"Tentu saja, Aku adalah putri yang cerdas, yang akan menjadi kaki dan tanganmu. Kau harus menjadikan Aku ratu pendamping utama" Kata Putri Nadia sambil tersenyum licik. Matanya menatap ke arah para ratu yang tampak duduk elegan di depan terutama tentu saja ratu Sabrina. Ratu tecantik.     

Ketika kemudian Putri Nadia menatap ke arah Putri Rheina berbarengan dengan Putri Rheina yang menoleh ke arahnya juga. Percikan permusuhan dan kebencian langsung tersebar di antara mata mereka. Putri Rheina tidak akan pernah lupa karena ulah Putri Nadia yang menyebabkan Ia terkena tuduhan meracuni Alena dan mengakibatkan kematian Putri Kumari. Gara - gara Putri Nadia, Ia hampir kehilangan nyawanya,     

Putri Mira heran  mengapa Putri Nadia terdiam, Ia lalu mengikuti arah mata dari Putri Nadia dan Ia langsung tahu kalau Putri Nadia sedang saling bertatapan penuh kebencian kepada Putri Rheina. Ia ikut menatap ke arah Putri Mira dan pas dengan pandangan Alena yang juga mengikuti arah pandangan mata Putri Rheina. Jadilah mereka saling berpandangan berempat. Dan pandangan itu diakhiri ketika Alena mengangkat jari tengahnya sambil menggumankan kata, " F*ck you" Membuat Putri Nadia dan Putri Mira hampir terjengkang karena kaget.     

Putri Rheina jadi ingin tertawa melihat tingkah Alena, Ia kembali memalingkan mukanya kemudian meminum minuman yang sudah ada di depan mereka. Tetapi kemudian Putri Rheina jadi tertawa kecil melihat reaksi Putri Nadia dan Putri Mira yang sangat kaget dengan tingkah laku Alena yang sangat konyol.     

Tapi tawanya terhenti ketika pembawa acara mengumumkan kedatangan Nizam dan Arani. Tidak ada pengawal laki  - laki yang masuk untuk menemani Nizam karena memang ini adalah harem di mana laki - laki diharamkan untuk masuk kecuali Nizam.     

Semua orang langsung berdiri dan membungkuk dengan hormat. Nizam berjalan menggunakan pakaian khas dari negera india. Berwarna keemasan, Ia mengenakan penutup kepala dengan hiasan selembar bulu angsa di tengah penutup kepalanya. Ia tampak sangat tampan dan  memukau. Ia seperti raja dari cerita raja - raja seribu satu malam.     

Putri Rheina tidak bisa memalingkan matanya dari wajah Nizam. Ia memegang dadanya yang tiba - tiba terasa sakit. Ia berusaha menahan air matanya keluar dan menetes. Putri Rheina menggigit bibirnya sekuat tenaga. Ia lebih baik mati dari pada harus mengambil Nizam dari Alena.    Ia sudah bertekad akan mengubur cintanya dalam - dalam walaupun terkadang cinta itu muncul tidak terduga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.