CINTA SEORANG PANGERAN

Pengorbanan Putri Rheina



Pengorbanan Putri Rheina

0"Rheina, Aku menyesal..." Alena hendak mengatakan sesuatu tetapi Putri Rheina menutup mulut Alena.     
0

"Ssst.. sudah jangan mengatakan segala macam omong kosong lagi. Aku hanya ingin kau jadi yang terbaik. Jangan sia - siakan lagi pengorbanan kita" Kata Putri Rheina dan Alena menganggukan kepalanya dengan penuh rasa haru. Putri Rheina benar - benar sudah berubah menjadi sangat baik baginya.     

Alena kemudian kembali belajar menari diiringi musik yang berasal dari handphone yang di sambungkan ke dalam speaker. Para pelayan tampak menatap Alena yang sedang belajar menari.      

"Yang Mulia Putri Rheina tampaknya mengajari Putri Alena dengan baik. Aku masih ingat bagaimana tarian yang mulia saat Ia berlatih untuk mempesembahkan tarian kepada Yang mulia pangeran Nizam. Gerakannya sangat kaku tetapi sekarang Ia terlihat sangat luwes dan gemulai.     

Mungkin Yang Mulia Putri Mira akan menari lebih baik tetapi Putri Alena tidak akan kalah indah dibandingkan dengan Putri Mira. Apalagi kau lihat pakaiannya, Putri Rheina khusus membuatkan untuk Putri Alena. Ia mengerahkan semua penjahit yang biasanya hanya khusus menjahit pakaiannya. Tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkan selera berpakaian Putri Rheina" bisik seorang pelayan sambil memperhatikan Alena yang menari dengan pakaiannya yang akan ditampilkan nanti malam.     

"Aku tidak mengira Putri Rheina begitu baik kepada Putri Alena mengingat mereka dulu bagaikan dua binatang yang saling bermusuhan. Aku bahkan terkadang mengira kalau Putri Rheina sedang bersiasat untuk menghadapi Putri Alena tetapi melihat ketulusan dari matanya. Aku yakin Putri Rheina memang sangat baik sekarang.     

Selesai melatih Alena menari kemudian Putri Rheina menuju ruangannya. Di dalam ruanganya Ia berdiri di depan jendela dan menghela nafas panjang. Melihat Alena menari dengan baik Ia merasa sangat puas tetapi setiap kali mendengar musik yang mengiri tarian Alena, Putri Rheina menjadi sangat sedih.     

Musik itu diciptakan khusus untuknya, musik itu akan mengiringi tariannya untuk Pangeran Nizam. Ia berlatih siang dan malam untuk bisa menari dengan baik di hadapan Nizam. Tetapi kemudian tarian itu tidak akan pernah ada karena Ia meminta cerai dari Nizam.     

Putri Rheina menyadari kalau Ia memang mencintai Nizam. Bukan karena kedudukannya tetapi karena di dalam darahnya sudah mengalir cintanya untuk Nizam. Ia tidak boleh egois menyiksa perasaan Nizam. Putri Rheina tahu kalau Nizam menyayanginya dan Ia akan semakin menyayangi jika Putri Rheina tidak banyak menuntut.     

Nizam tidak menyayanginya lagi ketika Ia memaksa Nizam untuk mencintainya tetapi ketika Ia melepaskan Nizam, Nizam berbalik menyayanginya kembali walaupun itu hanya sekedar sayang kakak terhadap adik tetapi Putri Rheina sudah merasa cukup. Baginya melihat Nizam dan Alena berbahagia sudah cukup. Ia mungkin akan mati dengan membawa cinta Nizam seperti matinya Putri Kumari.      

Putri Rheina tersenyum pahit dan menatap burung yang sedang bercengkrama di dalam sangkarnya. Andaikan Ia hanya menjadi burung yang tidak memiliki perasaan terlalu dalam seperti manusia. Mungkin hati ini tidak akan terasa sakit.     

Putri Rheina tiba - tiba menangis lirih sambil mengingat bagaimana dulu Nizam sering kali memberikannya permen dan coklat. Saat itu Ia merasa jadi gadis yang paling berbahagia. Putri Rheina selalu mencuri - curi pandang kalau Nizam sedang berlatih berkuda. Ia sengaja datang ke istana jika Nizam sedang berlatih berkuda. Kebetulan jadwal berlatih bekuda sama dengan jadwal kunjungan rutin dia ke istana untuk menerima pelajaran khusus etika kerajaan.     

"Aku tidak bersedih Ya Alloh, Aku hanya ingin menangis saja. Aku ikhlas dengan semua takdir ini. Walaupun mungkin akan ada jodoh untukku di luar sana tetapi izinkanlah Aku menangis untuk saat ini" Kata Putri Rheina sambil berjalan ke tempat tidurnya dan kemudian menangis sambil memeluk lututnya.     

***     

Aula tempat para putri mempersembahkan keterampilannya untuk Ratu Sabrina dan Nizam tampak sudah selesai dipersiapkan. Kain merah sebagai hiasan tampak menggantung di atas langit - langit. Tulisan selamat ulang tahun dan semoga berbahagia tampak menempel di mana - mana.      

Ada banyak hidangan yang melimpah ruah di setiap meja dengan pengawasan yang sangat ketat. Kejadian keracunan yang menimpa Putri Kumari tampak membuat para pegawai harem menjadi lebih waspada. TIdak ingin kecolongan yang kedua kali. Standar persiapan makanan sekaligus pendeteksian terhadap racun samakin di perketat.     

Ada banyak manisan dan buah - buahan, Yogurt berbagai varian rasa dan makanan tradisional Azura lainnya tampak sangat indah dipandang mata. Penyusunan makanan itu bahkan di atur sesuai gradasi warnanya. Tidak ada makanan dari luar yang diperkenankan masuk termasuk pelarangan hidangan resep masakan yang bukan dari Azura.     

Alena sendiri tidak ambil pusing karena Nizam mengatakan kalau Dia ingin masakan dari Indonesia maka Alena harus meminta chef dari Indonesia yang memang didatangkan langsung dari Indonesia dan disimpan Nizam di istananya. Selain chef itu tidak ada seorangpun yang boleh memasakan hidangan untuk Alena.     

Nizam akan datang pada malam hari, sekarang dia sedang mengurus para tamu undangan yang datang ke Azura termasuk para duta besar kerajaan dan negara lain. Mereka di jamu dengan pesta yang sangat meriah. Ada banyak nasi kebuli bersama kambing guling yang disediakan di setiap meja.     

Harumnya daging kambing yang dibakar membuat perut menjadi lapar kecuali bagi Cynthia. Ia sangat tidak menyukai daging kambing yang menurutnya sangat bau sehingga Ia berulang kali melirik ke arah Pangeran Thalal yang sedang membantu melayani para tamu.     

Para tamu pria dan wanita mendapatkan ruangan yang terpisah dan Ia diserahi tanggung jawab untuk mengatur tamu undangan wanita tetapi bau daging kambing membuatnya sangat mual sehingga alih - alih mendampingi tamu wanita Ia malah ingin kembali ke istananya.     

Pangeran Thalal melihat wajah istrinya sudah sangat pucat sehingga kemudian Ia berbisik kepada Nizam kalau Ia akan mengantar Cynthia untuk kembali ke ruangannya. Nizam meperhatikan Cynthia yang pucat pasi lalu menganggukan kepalanya tanda Ia menyetujui kalau Cynthia kembali ke kamarnya.     

"Aku yakin kalau malam ini Perdana Menteri Salman sialan itu akan melakukan hal yang membuat Alena dipermalukan. Tetapi Aku tidak bisa masuk ke dalam harem. Orang luar dilarang masuk, demikian kata Ratu Sabrina, padahal Aku sangat ingin berada di dalam harem untuk melihat tarian Alena" Kata Cynthia dengan sedih.     

"Mau bagaimana lagi, kau memang tidak boleh masuk ke dalam harem mengingat semua isi harem adalah wanitanya Kak Nizam. Sedangkan kau adalah wanitaku. Jadi bagaimana mungkin kau akan masuk ke dalam harem" Kata Pangeran Thalal sambil mencubit hidung istrinya yang mancung itu.     

"Aku tahu, Aku hanya berharap kalau Putri Rheina benar -benar tulus kepada Alena. Ia tidak punya siapapun di dalam harem karena Aku harus menjaga  para bayi. Aku tetap khawatir dengan pergerakan para putri yang jumlahnya tidak sedikit itu" Kata Cynthia sambil berkeluh kesah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.