CINTA SEORANG PANGERAN

Siapa yang Ingin Kau Singkirkan



Siapa yang Ingin Kau Singkirkan

0"Tentu saja, mana pernah wanita itu belajar menari. Dia wanita biasa yang berasal dari kalangan rakyat jelata dan ayahnya hanyalah seorang pengusaha kecil. Ia hanya beruntung sudah menaklukan hati Pangeran Nizam. Entah bintang apa yang menaunginya hingga Ia mendapatkan keberuntungan yang begitu luar biasa" Kata Putri Mira.     
0

"Pangeran Nizam sendiri malah tergoda dengan wanita yang wajahnya seperti biasa - biasa saja. Aku pikir dia akan menjadi pasangan sejati bagi Putri Rheina. Tetapi nyatanya kecantikan Putri Rheina tidak bisa menggoyahkan hatinya. Seandainya Pangeran Nizam tidak pernah ke Amerika tentu dia sudah jadi suami kita" Putri Nadia menggelengkan kepalanya.     

"Itulah... anehnya para pria. Aku sendiri tidak mengerti apa keistimewaan putri itu bahkan kedua kakakku sendiri sampai terpecah tali persaudaraannya karena wanita itu" Putri Mira mengeluh kepada Putri Nadia.     

"Jadi memang benar kalau Pangeran Abbash mencintai  Putri Alena dan Pangeran Barry juga" Putri Nadia tampak sangat ingin meyakinkan dirinya. Putri Mira menganggukan kepalanya.     

"Kau tahu sekarang mengapa Aku semakin membencinya. Dulu kedua kakakku sangat menyayangiku dan menganggap akulah wanita yang paling penting di mata mereka tetapi semenjak mengenal Putri Alena,  maka dalam otak mereka hanya ada Putri Alena.     

Kakakku Pangeran Abbash sangat menghormati dan mematuhi Kakakku Pangeran Barry tetapi sekarang mereka tidak saling menyayangi lagi. Kakak Pangeran Barry menganggap kalau Kakak pangeran Abbash sudah berkhiant kepadanya."     

Putri Mira menghela nafas, Ia lalu menatap Putri Nadia, "Seandainya strategi racunmu itu berhasil tentu sekarang Aku sudah menjadi Ratu Azura" Kata Putri Mira dengan nada kesal. Ia memang tidak berani kalau sampai meracuni Alena tetapi jika Alena mati karena racun orang lain maka Ia tidak dapat memungkiri hatinya kalau Ia merasa sangat senang dan bahagia. Ia lebih mengenal Nizam dibandingkan dengan Putri Nadia mengenalnya.     

Nizam sangat kejam kalau Ia sudah benci dengan seseorang, Putri Mira tahu bagaimana memelasnya Putri Kumari ketika dia akan meninggal dan Nizam bahkan tidak mau memeluknya hanya untuk menyenangkan orang yang akan mati. Putri Mira menyimpan mata - mata di setiap sudut harem. Dan Ia mulai manancapkan kukunya di setiap sisi.     

"Aku tidak pernah tahu kalau si putri tolol itu akan menggantikan Putri Alena untuk mencicipi makanannya. Lagi pula Pangeran Nizam ternyata memang sangat waspada. Tetapi sejauh ini Aku bersyukur karena pemeriksaan oleh para petugas harem itu tidak menemukan sesuatu apapun yang mencurigakan pada diriku"     

"Itu karena yang diperiksa duluan adalah Putri Rheina dan dia tidak dapat menyembunyikan ketakutannya. Dan ketakutannya malah membuktikan dia semakin bersalah. Sehingga penyelidikan langsung dihentikan ketika tersangka utamanya telah ditemukan" Putri Nadia menghela nafasnya sebelum kemudian Ia melanjutkan lagi pembicaraannya.     

"Yaah.. Aku pikir, Aku akan lolos selamanya tetapi ternyata kau lebih jeli dari petugas harem. Kau berhasil menemukan Aku sebagai pelakunya." Putri Nadia tersenyum kecut.     

"Mengapa? Bukankah gara - gara Aku tahu kau tersangkanya maka sekarang kita bisa berteman. Atau, Kau menyesal karena telah menjadi temanku?" Kata Putri Mira sambil mengerutkan keningnya. Putri Nadia semakin menggerutu dalam hatinya, pertemanan macam apa yang dimulai dari suatu ancaman. Ini bukan tentang pertemanan tetapi tentang seseorang yang memaksanya untuk tetap berada disisinya. Ini adalah suatu intimidasi.     

Tapi tentu saja Putri Nadia tidak berani berbicara terus terang, jadi Ia kemudian menjawab dengan wajah yang berusaha semanis mungkin,     

"Ha..ha..ha.. mengapa kau berpikiran seperti itu? Ayolah.. kita sudah berteman baik selama ini. Jangan kau rusak dengan tuduhan yang mendasar. Bukankah kau juga berjanji kalau Kau menjadi Ratu utama kau akan menjadikan Aku ratu pendamping" Kata Putri Nadia. Mata Putri Nadia mencoba untuk berbinar. Ia tidak ingin di ketahui berbohong karena dilihat matanya. Bukankah ada pepatah yang mengatakan kalau mata adalah anggota tubuh yang tidak akan pernah berbohong.     

Putri Mira menyelidiki wajah Putri Nadia. Dan Ia memang melihat mata Putri Nadia yang berbinar. Putri Mira sedikit lega. Ia sungguh berharap Putri Nadia akan jadi sekutunya yang setia.      

Di dalam harem putri cantik dan berbakat mungkin banyak tetapi yang cerdas hanya bisa dihitung dengan jari. Mereka jarang mendapatkan pendidikan tentang pengetahuan umum. Mereka hanya mendapatkan pendidikan tentang keterampilan wanita dan menyenangkan raja. Lagipula otak mereka kebanyakan berisi bagaimana agar bisa tidur dengan Pangeran Nizam.      

Dan sekarang Putri Mira melihat kecerdasan dari Putri Nadia. Dari awal memang terlihat putri itu lebih menononjol dibandingkan yang lain. Hanya sayang dia tidak memiliki latar belakang yang kuat karena kerajaan Parsia hanya kerajaan yang kecil dan tidak terlalu kaya. Wilayahnya sempit dan tidak memiliki banyak sumber daya alam.     

Itulah sebabnya Putri Nadia sangat tertarik dengan illmu kimia karena ilmu kimia dapat dipelajari dengan leluasa di tempat yang tidak terlalu luas. Kecuali jika ingin membuat percobaan yang berskala besar. Bukankah percobaan kimia itu bisa dilakukan di laboratorium.     

Akan ada banyak keuntungan jika Putri Nadia berada di sisinya. Ia bisa memanfaatkan kecerdasan Putri Nadia di dalam ilmu kimia dan itu pasti akan sangat berguna.     

"Tentu saja, Aku percaya kepadamu. Aku sangat ingin kau berada disisiku untuk melakukan banyak hal denganmu. Tetapi masalahnya kalau kau percaya kepadaku apakah Aku bisa bercaya kepadamu?" tanya Putri Mira kepada Putri Nadia     

"Tentu saja.. Aku percaya padamu. Ini akan menjadi hal yang sangat menyenangkan dimana kau akan menjadi Ratu dan Aku akan sangat puas walaupun hanya menjadi ratu pendamping. Bagiku berada di atas Putri Rheina sudah menjadi impianku yang sangat besar." Kata Putri Nadia dengan wajah berapi - api.     

Jika Putri Mira sangat membenci Alena maka Putri Nadia sangat membenci putri Rheina. Baginya Putri Rheina memiliki banyak hal kebahagiaan yang tidak Ia miliki. Sejak kecil semua putri sangat iri kepada Putri Rheina yang sangat cantik, kaya dan menjadi calon istri Pangeran Nizam. Siapa yang tidak ingin mndapatkan anugrah ini.     

Dan Putri Nadia tidak seberuntung itu. Ia memang cantik tetapi tidak secantik Putri Rheina. Sungguh Ia lebih ingin menyingkirkan Putri Rheina dibandingkan dengan Putri Alena.     

"Apakah kau masih ingin menyingkirkan dia dari istana ini?" Kata Putri Mira sambil tersenyum licik. Ia sekarang seperti memiliki anak panah yang bisa Ia kendalikan kemanapun juga. Betul kata kakaknya kalau hidup di di istana itu harus penuh dengan strategi. Dengan strategi yang cerdas maka semua ambisi akan dapat tercapai.     

"Siapa? Putri Alena atau Putri Rheina?" Putri Nadia malah balik bertanya kepada Putri Mira.     

"Menurutmu siapa yang ingin kau singkirkan?"     

Putri Nadia seperti tidak ingin terjebak dua kali oleh Putri Mira. Ia malah terdiam sambil berpikir ke arah mana pemikiran putri Mira.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.