CINTA SEORANG PANGERAN

Tunduknya Putri Nadia



Tunduknya Putri Nadia

0"Apa maksudmu? Kau jangan mengada - ngada. Ini lelucon yang tidak lucu yang pernah dikeluarkan oleh putri yang pernah gila. Atau kau memang masih gila?" Putri Nadia berusaha untuk mengelak.     
0

"Aku tahu ini benar. Di sini hanya kau kemungkinan yang paling kuat meracuni Putri Kumari. Kau ingin menyingkirkan Putri Alena dan Putri Rheina dalam sekali pukulan. Tapi siapa sangka makanan itu malah dimakan oleh Putri Kumari. Rencanamu gagal total." Putri Mira malah semakin mempertajam dugaannya. Sebenarnya Ia juga belum tahu pasti.      

Tetapi Ia teringat kalau kata temannya, Putri Nadia ini sangat tertarik dengan ilmu kimia dan tentang segala jenis racun. katanya lagi Ia bahkan mengoleksi berbagai macam binatang berbisa di istananya. Tetapi tidak ada satupun yang tahu bahkan Putri Mira sendiri yang memang tidak melihat kejadiannya langsung tidak tahu dengan jelas peristiwa itu.     

Putri Mira hanya teringat ketika Ia berpapasan dengan putri itu. Ia baru sadar kalau Putri Nadia adalah Putri yang sering diceritakan oleh temannya. Dan otaknya yang cerdas langsung menganalisa. Sebenarnya, Ia juga tidak yakin dengan pasti tetapi  karena Ia teringat kalau Putri Nadia ini tertarik dengan kimia dan racun maka Ia segera menebaknya. Asal tebak yang logis dan ternyata mengena.     

Seandainya Putri Nadia ini menolak dengan keras maka Putri Mira tentu saja tidak akan memaksa  karena Ia sendiri belum yakin tetapi wajah Putri Nadia yang pucat dan gesture tubuhnya yang tampak ketakutan menunjukkan kalau tebakan Putri Mira adalah benar.     

Putri Nadia sendiri mengira kalau Putri Mira tahu karena selain Ia kenal dengan teman dekatnya Putri Shinta, Putri Nadia menduga kalau Putri Mira dibantu oleh  kakak - kakaknya yaitu Pangeran Barry dan Pangeran Abbash. Siapa yang tidak kenal dengan dua pangeran itu. Mereka adalah pengeran Terkuat setelah Pangeran Nizam.     

Dan Putri Nadiapun kemudian tidak mengelak lagi, Ia dengan ketakutan memohon kalau Putri Mira mengampuninya dengan menutup mulutnya. Ia juga berjanji akan pulang ke kerajaannya jika Putri Mira menghendakinya. Ia tidak ingin mati konyol ditangan Nizam. Ia masih ingat bagaimana Putri Rheina hampir mati di penjara.     

Dan itu membuat Nizam sangat marah, Ia menghukum banyak orang di penjara, termasuk kepala penjaranya. Ia juga memecat semua orang yang terlibat pembiaran Putri Rheina sakit tanpa perawatan. Ia sudah bersusah payah menyogok si kepala penjara dengan banyak uang agar Ia membiarkan Putri Rheina sakit dan bila perlu mati di penjara. Karena Putri Nadia yakin selain Putri Alena saingan terberatnya adalah Putri Rheina.     

Tapi kini, Putri Nadia gagal menjalankan rencananya dan Nizam membawa kedua putri itu keluar dari Harem. Untungnya tidak ada satupun yang mencurigai dirinya mengingat bukti semua menyudutkan Putri Rheina. Putri Rheina memang terang - terangan membenci putri Alena dan ada saksi yang melihat dan yang terparah  memang ada obat yang ditemukan di kamar Putri Rheina.     

Putri Nadia merasa sudah aman apalagi kasus itu ditutup dengan menikahnya Pangeran Husen dengan adiknya Putri Kumari. Seiring berjalannya waktu kasus ini seperti tenggelam. Tetapi sekarang Putri Mira malah membuka kasus ini kembali dan Putri Nadia sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menghindarinya.     

"Aku tunggu kau di ruanganku. Kau datang sendiri kecuali bersama asistenmu. Kau jangan coba - coba mengelak karena Aku tidak akan segan - segan melaporkan semua perbuatanmu kepada Ratu Sabrina.     

Kau tentu tahu kalau Putri Rheina itu menantu kesayangan Ratu Sabrina dan Putri Alena adalah istri tercinta Pangeran Nizam. Maka Aku sangat yakin kalau mereka tahu apa yang telah terjadi maka nyawamu kemungkinan tidak akan lama lagi berada di dalam tubuhmu" Putri Mira berkata dengan tajam dan Putri Nadia seperti kerbau di cocok hidung, Dia tidak bisa memiliki jalan yang lain selain pasrah.     

Putri Nadia masih ingat bagaimana Ia datang ke ruangan Putri Mira dan Ia melihat betapa indahnya ruangan Putri Mira. Ia tidak mengerti mengapa ruangan putri Mira lebih besar dan lebih indah mengingat kedudukan mereka sebenarnya sama yaitu putri yang menunggu untuk di nikahi secara sah.     

Tetapi melihat ruangan dan fasilitas yang dimiliki Putri Mira, sangat terlihat kalau Putri Mira memiliki ke istimewaan. Saat ini harem masih di kuasai oleh Ratu Sabrina dan Putri Nadia yakin kalau Putri  Mira ada di bawah perlindungan Ratu Sabrina karena banyak tingkahnya yang berbeda dengan putri lain.     

Putri Mira juga banyak mendatangkan orang - orang yang berasal dari kerajaannya padahal Ratu Sabrina sangat melarangnya. Selain asisten dan beberapa pelayan tidak boleh ada siapapun yang dibawa masuk ke dalam harem. Tetapi Putri Mira seperti mendapatkan banyak hak istimewa. Keadaan Harem di Kerajaan Azura sudah mulai tidak kondusif lagi.     

Lamunan Putri Nadia segera menghilang ketika Putri Mira bertanya lagi kepadanya,"Jadi bagaimana? Apakah semua sudah selesai kau persiapkan?" Kata Putri Mira sambil membetulkan hiasan gaunnya yang sedikit menjuntai tidak rapih. Ada banyak batuan mutiara yang menempel di pinggangnya. Batuan ini adalah sisa dari hiasan gaun pengantinnya yang sudah selesai di buat.      

Batuan itu berwarna putih dan sangat indah berkilauan. Putri Mira berasal dari salah satu kerajaan yang kaya raya bahkan mungkin lebih kaya dari Azura. Pangeran Barry berhasil memupuk kekayaan yang tidak sedikit. Jadi memang sangat wajar sebenarnya kalau Ratu Sabrina sangat berambisius ingin menjadikan Putri Mira sebagai salah satu ratu.     

"Apapun yang kau perintahkan, Aku sudah lakukan dengan baik. Aku jamin kau akan menjadi penampil yang terbaik tetapi entahlah kalau Putri Rheina ikut menari. Aku pernah melihat tariannya ketika Ia sedang berlatih dan memang sangat indah. Aku belum pernah melihat tarian seindah itu" Kata Putri Nadia dan itu membuat Putri Mira jadi tidak suka.     

Dari dulu Ia tidak menyukai putri cantik itu. Selain kecantikannya yang memang sangat sulit ditandingi oleh siapapun, keterampilan menarinya belum ada yang mengalahkan. Ia kenal dengan Putri Rheina sebelum Alena datang ke kerajaan Azura. Ia datang ketika Nizam selesai menikah dengan Putri Rheina. Ia bersama Putri Alycia sering ditindas oleh Putri congkak itu.     

Tetapi sekarang Putri Rheina sudah kehilangan kekuatannya. Kenyataan bahwa Nizam memang tidak mencintai Putri Rheina membuat pamornya sedikit demi sedikit hilang dan sekarang bahkan Ia sama saja seperti putri lainnya yang sama - sama tidak disukai oleh Nizam.     

"Katanya Dia tidak enak badan sehingga tidak akan menari di pesta ulang tahun Ratu Sabrina tetapi Ia malah menjadi pelatih Putri Alena. Dan Aku tahu kalau Putri Alena sama sekali tidak bisa menari. Ia seperti robot yang terbuat dari kayu. Aku pernah berlatih menari bersama dengannya di malam kesucian dia"     

"Oh..ya? itu sebabnya kau mengatur siasat ini?" Kata Putri Nadia sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.