CINTA SEORANG PANGERAN

Maafkan Semua Kesalahanku



Maafkan Semua Kesalahanku

0Putri Lila tertidur dengan sangat lelap di samping Pangeran Abbash sedangkan Pangeran Abbash sendiri tampak sangat gelisah. Ia tidak bisa memejamkan matanya sedikitpun. Para utusan dari Kerajaan Azura sudah pergi meninggalkan kerajaan Zamron bahkan Pangeran Abbash memberikan hadiah untuk si kembar berupa binatang peliharaan, dua ekor panda yang sangat lucu.      
0

Di dalam adat mereka memberikan hadiah binatang yang mahal dan langka adalah suatu pretise tersendiri. Semakin mahal dan langka binatang itu maka hadiah itu akan semakin dihargai. Panda adalah binatang yang sangat langka di kerajaan Aliansi melebihi binatang buas lainnya. Hewan lucu itu juga cukup jinak walaupun terkadang menyerang manusia.      

Binatang sangat langka ini merupakan penghuni kebun binatang pribadi Kerajaan Zamron dan dari dua pasang yang ada di berikan sebagai hadiah sepasang untuk si kembar. Sungguh hadiah yang sangat berharga.     

Pangeran Abbash sangat menyayangi si kembar seperti anaknya sendiri. Dan itu sangat di rasakan oleh Amar. Amar sampai mengguman dalam hatinya kalau Pangeran Abbash memang terlalu baik untuk wanita pengkhianat seperti Lila.     

Lila membalikkan tubuhnya dari terlentang jadi menyamping, selimutnya yang sejuk itu melorot hingga dadanya terlihat karena Ia tadi tertidur kelelahan bahkan tidak sempat memakai pakaian. Pangeran Abbash mengusap kening Lila dengan penuh kasih.      

Perasaannya sangat terenyuh melihat bagaimana Lila berusaha untuk mempertahankan dirinya agar tetap di sisinya. Ia bahkan sampai mengorbankan sahabat yang sangat Ia cintai. Bagaimana bisa Pangeran Abbash membenci Lila.     

Apa yang di duga oleh Pangeran Barry memang benar, ternyata kedatangan Jendral Amar ke kerajaannya menimbulkan kecurigaan. Dan diam - diam Ia menyelidikinya. Sungguh  Pangeran Abbash sangat tidak ingin mempercayai semua berita di luaran dengan bersikap diam - diam saja seakan tidak ingin tahu semua masalah yang terjadi.     

Kali ini Ia hanya berharap kalau Nizam mampu mengatasi semua permasalahan yang terjadi. Walaupun Pangeran Abbash kemudian mengetahui kelakuan dari Lila yang  menyimpan kalung itu dan kemudian memberikannya secara diam - diam ke seseorang. Pangeran Abbash mencoba menutup matanya.     

Hatinya begitu bergetar ketika Ia berbisik, 'maafkan Aku Alena, sungguh aku tahu mungkin aku telah mengkhianatimu dengan pura - pura tidak tahu dengan kejadian yang sebenarnya. Tetapi Aku yakin kalau Pangeran Nizam tidak akan pernah membiarkanmu dalam bahaya. Bukankah kehadiran Jendral Amar kemari adalah dalam upaya penyelamatan dirimu.     

Aku tidak bisa membantumu lebih jauh selain Aku menghalangi beberapa penjaga untuk tidak berjaga dengan ketat di istanaku. Bahkan Aku membiarkan Bastnah mengadakan jamuan makan malam untuk istanaku. Padahal di istanaku pihak luar tidak boleh  mengadakan jamuan secara resmi.' Pangeran Abbash berbicara dalam hatinya.     

Kembali ditatapnya wajah Lila yang terlelap dalam damai. Di peluknya Lila dengan penuh kasih, "Kau adalah wanita yang diberikan Alena kepadaku. Sejak Alena memberikanmu kepadaku maka Aku bersumpah untuk tetap menjagamu.     

Kau bukanlah wanita jahat yang sangat serakah, kau hanya ingin memiliki diriiku seutuhnya. Aku tahu kau ketakutan kehilanganku karena kesalahan suamimu dulu. Aku tidak akan berprilaku seperti dia. Aku hanya akan mencintaimu dan hidup bersamamu.     

Aku berjanji tidak akan pernah menemui Alena lagi jika itu akan membuatmu tidak nyaman. Aku juga tidak ingin kau menyelakai Alena lagi. Ini semua bukan salahmu. Ini semua salahku. Aku sudah membuatmu cemburu. Pangeran Abbash membenamkan wajah Lila ke dadanya. Lila mengguman tidak jelas tetapi Pangeran Abbash sangat jelas mendengarnya kalau Lila memanggil namanya.     

"Jangan tinggalkan Hamba Yang Mulia..." Guman Lila di dalam tidurnya.     

"Tidak akan..tidak akan pernah. Maafkan Aku.. maafkan Aku" Kata Pangeran Abbash sambil memeluk Lila dengan erat hingga Lila terbangun. Dibukanya mata yang indah itu dan wajah suami yang tampan itu ada di hadapannya.     

"Tidak akan apa Yang mulia? Apakah Yang Mulia bermimpi?" Bisik Lila kepada suaminya. Pangeran Abbash malah tersenyum lembut. Dikecupnya kening Lila, "Adakalanya kita terbangun karena bermimpi atau kita bermimpi dalam keadaan tebangun. Kalaupun ini hanya mimpi maka Aku ingin mimpi ini hadir baik Aku dalam keadaan tertidur maupun terbangun.     

Kau adalah anugrah terindah dalam hidupku. Aku sangat mencintaimu dan Aku harap Kau tidak pernah meragukan cintaku karena ketika keraguan itu muncul maka Aku takut kalau cinta yang sudah aku bina hanya akan benar - benar jadi mimpi" Kata Pangeran Abbash sambil mengelus rambut Lila.     

Lila terperanjat mendengar perkataan dari Pangeran Abbash. Ini seperti sebuah sindiran yang sangat telak untuknya. Ini membuat Ia menjadi tersadar sepenuhnya. Tubuhnya menggigil, mengapa suaminya mengatakan hal itu kepadanya? Apakah Pangeran Abbash sudah mengetahui kejahatannya. Bagaimana ini?      

Pangeran Abbash merasakan bagaimana tubuh Lila gemetar di dalam pelukannya. Ia semakin mengeratkan pelukannya. Kali ini Ia bahkan mencumbu Lila agar hati Lila menjadi tenang.     

Tubuh Lila menggeliat ketika tangan Pangeran Abbash meluncur ke bawah dan Lila mengerang, "Apakah Aku telah melakukan kesalahan Yang Mulia?" Tanya Lila sambil memejamkan matanya.     

"Kau tidak melakukan kesalahan apapun... Aku mempercayai kemurnian cintamu" bisik Pangeran Abbash. Bibirnya yang tipis dan merah itu mencium leher Lila. Lila semakin tidak karuan dan ia merasakana bagaimana tubuh Pangeran Abbash bersatu dengan tubuhnya. Lila mencoba melakukan apapun yang membuat hatinya sangat resah dan malam ini Ia hanya ingin merasakan cinta suaminya secara utuh.      

Setelah beberapa saat, Lila sudah berbisik kelelahan tetapi pangeran Abbash masih ingin menyentuh Lila dan erangan Lila yang lemah menyadarkan Pangeran Abbash untuk menghentikan gerakannya.     

Tubuh Pangeran Abbash terhempas ke sisi Lila, nafasnya masih memburu.     

"Terima kasih.." bisik Lila sambil menarik kakinya dengan lemas     

"Untuk apa?" Pangeran Abbash masih tertidur terlentang dan matanya menatap langit - langit kamar yang begitu indah.     

"Yang Mulia sudah mempercayai cintaku" kata Lila dengan hati yang sangat sedih. Ia sangat menyesal kenapa sampai memiliki perasaan begitu keji kepada suaminya dan Alena. Mereka adalah orang - orang baik. Lila tiba - tiba bergerak bangun lalu menjatuhkan tubuhnya ke pelukan suaminya.     

"Maafkan Aku.. Maafkan semua kesalahanku. Aku.." Lila ingin berbicara terus tetang walaupun ini adalah sesuatu hal yang sangat Ia takuti. Bagaimanapun Ia sudah memfitnah suaminya sendiri bersama Alena. Ia adalah penghianat yang sangat kejam. Ia layak mati untuk itu. Makanya Ia akan berterus terang kepada Pangeran Abbash. Tetapi bibirnya jadi terkatup rapat ketika suaminya malah menutup mulutnya.     

"Ssst.. sudah tutup mulutmu, jangan berbicara hal yang sudah kau sesali. Lebih baik kita tetap berjalan ke depan. Aku akan ada di sisimu apapun yang terjadi" Kata Pangeran Abbash sambil menutup mulut Lila dengan telunjuknya. Lila menganggukkan kepalanya sambil berurai air mata.     

"Untuk mempercayaimu Aku mengorbankan prinsip hidupku. Semoga kau tidak pernah mengkhianatiku" Kata Pangeran Abbash lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.