CINTA SEORANG PANGERAN

Tolong Videokan Tarian Putri Alena



Tolong Videokan Tarian Putri Alena

0"Ah iya..kau kan menyembunyikan handphone di kamarmu jadi kau bisa merekamnya. Tolong videokan tarian Putri Alena untukku... please!" Kata Pangeran Barry seperti anak kecil yang memohon permen ke ibunya     
0

"Kalian memang seperti orang gila semua kalau sudah berbicara tentang Putri Alena. Apa sih sebenarnya daya tariknya? Wajah kami jauh lebih cantik dari putri itu. Badan kami juga lebih tinggi, tarian kami lebih bagus, suara kami lebih indah dan kami lebih pintar dari Putri Alena tetapi mengapa semua laki - laki menyukai dia?" Kata Putri Mira mengeluh kepada Kakaknya.     

Pangeran Barry mengangkat bahunya, "Dia itu memiliki inner beauty yang tidak dimiliki oleh kebanyakan wanita"     

"Inner beuaty? Memangnya Kakak sudah pernah bertemu dengannya?" Kata Putri Mira mencibir     

"Tentu saja, bahkan hampir saja Ia jatuh ke dalam pelukanku kalau saja si Abbash sialan itu tidak menggagalkannya. Dasar manusia pengkhianat. Kakak sendiri juga Ia khianati. Aku suruh dia menculik putri Alena itu tetapi malah dia sendiri jatuh cinta kepadanya. Dia keterlaluan, kalau saja aku tidak dihukum akan kubunuh dia dengan kedua tanganku sendiri" Mata Pangeran Barry tampak menyala dengan muka yang sangat geram.     

Putri Mira menjadi merinding karena mendengar ucapan kakaknya. Luar biasa sekali Putri Alena ini. Dia mampu menghancurkan hubungan kakak beradik yang dulunya bagaikan semut dan gula. Kakak Pangeran Abbash seperti abdi setia bagi Pangeran Barry tetapi sekarang mereka malah bermusuhan.     

"Dulu kakak sangat menyayangi Kakak Abbash, tetapi sekarang kakak ingin membunuhnya" Kata Putri Mira seakan tidak percaya dengan pendengarannya. Walau bagaimanapun mereka berdua adalah kakak yang menyayanginya. Mengetahui sekarang mereka berdua bermusuhan ada kesedihan dan kemarahan di dalam dadanya.      

Putri  Mira semakin membenci Alena dan Ia menganggap bahawa semua ini adalah kesalahan Alena. Kedua kakaknya menjadi bermusuhan. Ia harus menyingkirkan Putri Alena secepatnya.     

"Aku selalu menyayangi pangeran Abbash, dia adalah adik yang selalu membantuku tetapi dia telah mengkhianatiku jadi Aku harus memberinya pelajaran"     

"kakak jangan sampai membunuhnya, walau bagaimanapun Kakak Abbash adalah Adik Kakak Barry" Kata Putri Mira.     

"Itu tegantung dari dianya sendiri. Kalau dia masih menganggapku sebagai Kakak maka dia harus mengundurkan diri dari status putra mahkota. Kedudukan putra mahkota harus tetap menjadi milikku. Tetapi kalau dia tetap bertahan dengan statusnya maka jangan salahkan Aku jika aku akan mengambilnya dengan jalan kekerasan"     

"Jadi ini hanya karena Kakak Abbash mengambil statusmu dan bukan karena Putri Alena?" kata putri Mira seakan ingin penegasan.     

"Terserahlah apa pendapatmu, yang pasti Aku hanya ingin segera keluar dari pulau terkutuk ini. Aku sudah bosan berada disini bersama para pelayan lelaki. Ayahanda menarik semua pelayan wanita dan tidak memperbolehkan Aku ditemani istriku.     

Kau kan tahu kalau Aku pria normal yang jijik dengan pria. Sudah hampir setahun lebih Aku tidak menyentuh wanita. Aku sudah sangat pusing" Kata Pangeran Barry sambil bersungut - sungut.     

Putri Mira tampak tercengang mendengar umpatan kakaknya. Biasanya kakaknya ini tidak banyak bicara apalagi hal tabu seperti ini. Tetapi kelihatannya Kakaknya ini sudah sangat pusing karena mungkin hasratnya sudah lama tidak terlampiaskan.     

Pangeran Barry memang bukan pria romantis yang menyayangi wanita tetapi walau bagaimanapun Ia memerlukan wanita untuk memenuhi kebutuhan biologisnya jadi Ia sangat tersiksa berada di pulau ini di temani para pelayan laki - laki dan beberapa pengawal. Walaupun Ia dapat mengendalikan orang - orangnya di dalam pulau ini tetapi tetap saja tidak bisa terang - terangan. Ada banyak CCTV yang di pasang untuk menjaga segala tingkah lakunya.     

"Ayahanda tahu benar cara menghukum kakak" Kata Putri Mira sambil kemudian tertawa. Ayah mereka tahu kalau Kakak-nya ini terkadang tidak bisa tidur tanpa salah satu wanitanya tetapi sekarang,  Pangeran Barry hanya bersama para lelaki,     

"Apa dia ingin menjadikan Aku seorang gay? Sungguh tidak memahami perasaan laki - laki. Aku ini anaknya dan kesalahanku hanya mencintai istri orang" Kata Pangeran Barry lagi dan itu malah membuat putri Mira semakin tertawa.,     

"Mungkin di mata Ayah itu adalah kesalahan besar, mencintai istri orang. Makanya kakak ingin digay-kan oleh Ayahanda"     

"Huh ! sungguh ayah yang durhaka, menyiksa anak sendiri seakan aku bukanlah anak kandungnya. Sejak lahir Aku sudah ditakdirkan menjadi raja. Tetapi karena penekanan dari negara luar dia harus mengorbankan Aku.     

Itulah yang Aku tidak sukai dari Ayahanda. Ayahanda terlalu lemah untuk bertindak, seharusnya dia memiliki pendirian yang kuat. Kerajaan Zamron adalah kerajaan yang merdeka dan berdaulat. Seharusnya kita bebas dari ancaman negara lain. Ini juga karena Kerajaan Azura yang ikut memberikan laporan terlalu berlebih - lebihan ke dunia internasional terutama Negara Amerika.     

Ini semakin membuatku ingin menyatukan semua kerajaan Aliansi di bawah wewenangku. Aku akan melebur semua kerajaan di bawah satu kerajaan. Dan kau sebagai adikku harus mendukung cita - citaku. "     

"Kakak ingin menjadikan Pangeran Nizam ada di bawah wewenang Kakak?" Putri Mira tampak ingin meyakinkan ucapan kakakku.     

"Mengapa? Apakah kau tidak setuju kalau Aku menjadi pemimpin seluruh kerajaan Aliansi? Aku selama ini selalu jadi pangeran di bawah Pangeran Nizam. Aku ingin jadi yang terkuat dan mengalahkan Pangeran Nizam"     

"Aku tahu itu, tapi Pangeran Nizam adalah pria yang aku inginkan menjadi suamiku secara resmi"     

"Itu malah lebih baik, Aku pikir kalau suatu hari nanti Aku menjadi pemimpin besar dan Pangeran Nizam ada di bawah wewenangku maka kau akan semakin mudah mengendalikannya"     

"Aku tidak yakin kalau Pangeran Nizam akan mau di perintah oleh Kakak. Kelihatannya dia lebih baik mati dari pada harus seperti itu"     

"Kau tenang saja, tidak usah memikirkan hal yang memang di luar kemampuanmu. Kau fokus saja untuk bisa menikah secara resmi agar kau bisa menjadi ratu di kerajaan Azura"     

"Baiklah Kakak, Aku percaya kepadamu" Kata Putri Mira sambil menarik nafas lega. Ia sungguh sangat berharap apa yang Ia cita - citakan menjadi Ratu di kerajaan Azura dapat terlaksana. Setelah berapa lama Ia terdiam, kemudian Kakaknya Pangeran Barry berkata,     

"Aku tutup dulu teleponnya karena ada anak buahku yang akan berbicara" Kata Pangeran Barry sambil menutup teleponnya karena Ia melihat anak buahnya datang menghampirinya untuk mengatakan sesuatu.     

Anak buahnya ini adalah mata - mata yang Ia simpan di istana ayahnya. Dan secara rutin mereka melaporkan hasil penemuannya. Seperti juga saat ini, kelihatannya anak buahnya mendapatkan berita yang sangat penting.     

Pangeran Barry menunjuk ke kursi yang ada di depannya. Letak kursi itu lebih rendah daripada kursi Pangeran Barry.     

"Kau kelihatannya seperti sangat tegang, Ada sesuatu yang menarikkah yang terjadi di istana?" Kata Pangeran Barry kepada anak buahnya.     

"Benar Yang Mulia..  ini tentang kehadiran Jendral Amar di istana"     

"Jendral sialan itu? Jendral yang sudah menjadi kaki tangan adikku ketika Putri Alena lepas dari genggamanku" Kata Pangeran Barry dengan wajah kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.