CINTA SEORANG PANGERAN

Singkirkan mereka berdua



Singkirkan mereka berdua

0Pangeran Barry duduk di tepi pantai dengan handphone yang ada di tangannya. Tidak ada satu pelayan wanitapun ada di pulau terpencil itu apalagi para istrinya. Ia hanya di temani para pelayan pria. Ayahnya benar - benar memberikan hukuman yang berat untuknya. Pangeran Barry mencoba bersabar agar Ia dapat segera mendapatkan ampunan dari ayahnya sehingga Ia akan segera keluar dari pulau terpencil ini. Pulau yang sangat ketat di awasi oleh pihak kerajaan.     
0

Pangeran Barry sangat tahu kalau adiknya sangat tidak layak menjadi raja karena sejak kecil Ia tahu kalau Pangeran Abbash bukanlah seseorang yang senang di kekang dengan segala aturan. Ia lebih suka berpetualang dan pergi kemanapun Ia mau. Kerajaan Zamron akan hancur bila berada ditangan adiknya. Para pejabat di kerajaan Zamron lebih jahat dibandingkan pejabat di kerajaan Azura. Jika Ia tidak memerintah dengan tangan besi maka Ia tidak akan dapat menguasai mereka.     

Sultan Mahmud bukanlah orang jahat tetapi Ia sangat tegas di dalam menghadapi para pejabat yang ketahuan berkhianat. Jangankan pejabat, Anaknya sendiripun akan di hukum jika berbuat salah. Dan Sultan Mahmud sangat tahu kalau Pangeran abbash bukanlah calon raja yang baik jadi Pangeran Barry sangat berharap kalau Ayahnya segera mengampuni semua kesalahannya.     

Pangeran Barry memiliki wajah seperti Pangeran Abbash tetapi dengan rahang yang lebih kokoh dibandingkan dengan Pangeran Abbash. Jika Pangeran Abbash sangat cantik dan feminin, Pangeran Barry ini jauh lebih jantan dan sangat macho. Matanya tidak besar tetapi sangat tajam. Dan Ia sangat bengis terhadap para musuhnya.     

Pangeran Barry yang sedang duduk dengan santai seketika menegakkan tubuhnya ketika handphone yang ada ditangannya berdering. Wajah Adiknya muncul di atas layar handphone dan Ia segera mengangkatnya.     

"Salam Kakak" Kata Putri Mira dengan wajah cemberut. Pangeran Barry langsung tahu kalau adiknya sedang kesal.     

"Salam, ada apa lagi? Mengapa wajahmu begitu masam? Apakah Pangeran Nizam masih belum ada tanda - tanda untuk menikahimu?" Kata Pangeran Barry mencoba bercanda kepada adiknya. Tentu saja Ia bercanda karena Pangeran Barry tahu dengan pasti kalau Pangeran Nizam tidak mungkin akan menikahi adiknya kecuali ada kejaiban yang datang kepadanya.     

"Kakak bilang, kakak akan menekan Perdana menteri Salman agar bisa memaksa Pangeran Nizam menikahiku tetapi sampai sekarang Pangeran Nizam tidak pernah datang ke dalam harem. Apalagi memanggilku? Aku sudah lelah menunggunya" Kata Putri Mira.     

"Aku sudah bilang agar kau harus bersabar jika ingin mendapatkan pangeran keras kepala itu"     

"Kalau terlalu sulit dan kakak memang tidak memiliki kemampuan untuk bernegosiasi mengapa kakak tidak menculik Alena dan membunuhnya saja?" Kata Putri Mira. Dan perkataan Putri Mira itu membuat Pangeran Barry terkesiap kaget.     

"Apa kau bilang? Kau ini egois sekali. Kau kan tahu kakakmu ini sangat menyukai putri itu. Tidak akan kubiarkan dia mati sebelum Aku dapat memilikinya" Kata Pangeran Barry tampak memarahi adiknya.     

"Kalau begitu bertindaklah secepatnya. Aku tidak pernah bisa mendampingi Pangeran Nizam kalau wanita sialan itu masih ada di istana. Kakak biasanya sangat cepat kalau bertindak tetapi mengapa sekarang sangat lambat seperti kura - kura" Putri Mira morang - maring kepada Pangeran Barry.     

Pangeran Barry mengangkat alisnya yang tebal itu sambil tersenyum, "Kau sangat menginginkan menjadi istri Pangeran Nizam dan kau tahu kalau Pangeran Nizam sangat keras kepala. Ia juga sangat pintar.     

Dia tidak sama dengan musuh - musuhku yang selama ini Aku hadapi. Sudah beberapa kali tindakanku di gagalkan olehnya bahkan kakakmu Pangeran Abbash sudah berada di pihaknya. Dia bukan orang sembarangan"     

"Tentu saja Yang Mulia Pangeran Nizam bukan orang sembarangan karena kalau dia orang biasa, Aku tidak akan sudi menjadi istrinya" Kata Putri Mira sambil bersungut - sungut.     

"Mira, kalau kau tahu seperti itu maka seharusnya kau lebih bersabar. Pangeran Nizam itu seperti seekor harimau yang tidak bisa ditangkap dengan mudah kecuali kita memiliki perangkap yang sangat bagus. Dia bukan seekor kijang yang diberi rumput saja bisa masuk ke dalam perangkap. Dia luar biasa sangat pintar dan selalu dapat mengatasi semua permasalahan yang datang kepadanya.     

Kau tahu kalau mertuanya yaitu perdana menteri Salman sangat membencinya dan ingin menyingkirkannya dari istana" kata Pangeran Barry membuat Putri Mira sangat terkejut.     

"Menyingkirkannya? Tapi mengapa? Bukankah dia adalah mertua dari Pangeran Nizam?" Kata Putri Mira sambil mengerutkan keningnya tanda Ia tidak mengerti.     

"Dia membenci menantunya itu karena Perdana Mentri mengangggap kalau anaknya sudah disia - siakan oleh Pangeran Nizam" Kata Pangeran Barry tetapi itu malah membuat Putri Mira tertawa.     

"Ha..ha..ha..kali ini analisa dari kakak salah, Putri Rheina sekarang ada di istana Pangeran Nizam bersama Putri Alena. Pangeran Nizam mencintai keduanya, makanya Yang Mulia meminta kedua putri selalu berada disisinya dan ini membuat kami semakin membenci Putri Alena dan Putri Rheina" Kata Putri dengan perasaan sangat gusar.     

"Benarkah? Aku tidak tahu kalau Putri Rheina ada di istana Pangeran Nizam. Tapi kita lihat saja nanti bagaimana akhirnya"     

"Mengapa Kakak mengatakan hal itu? Kakak tidak boleh hanya menunggu dan melihat. Kakak harus segera bertindak nanti Aku keburu tua. Kalau sampai itu terjadi maka Aku lebih baik mati saja"     

"Kau jangan berkata seperti itu, tidak baik. Aku bukannya tinggal diam tetapi sedang berusaha untuk menekan Perdana Mentri Salman untuk menikahkan kalian."     

"Kakak.. apakah kau bisa menyingkirkan Putri Alena dan Putri Rheina sekaligus?"     

"Hmm.. Putri Rheina anaknya perdana menteri itu? Yang konon kecantikannya bisa membutakan semua mata yang memandangnya?" Kata Pangeran Barry. Putri Mira semakin kesal ketika kakaknya mengatakan kalau Putri Rheina sangat cantik.     

"Aku pikir kecantikannya biasa saja. Diluaran sana banyak yang membesar - besarkan kecantikan Putri Rheina padahal belum melihat wajahnya secara real."     

"Hmmm... kau cemburu juga kepada Putri Rheina?" Kata Pangeran Barry     

"Aku tidak cemburu kepadanya tetapi Aku kesal dengan sikapnya yang sok kaya, sok cantik dan sok jadi calon Ratu yang sejati"     

"Yah.. wajar saja dia berkata seperti itu karena memang dia memiliki segalanya"     

"Putri Rheina memang memiliki segalanya, Kecantikan, kekayaan, status dan segalanya kecuali kecedasan tentunya" Kata Putri Mira sambil tertawa ironi.      

"Lalu kau ingin Aku melakukan apa kepada mereka?" Kata Pangeran Barry sambil menyalakan rokoknya.     

"Singkirkan mereka berdua. Kalau kakak tidak akan membunuh mereka maka jadikan mereka orang - orang bekas yang tidak mungkin kembali kepada Pangeran Nizam"     

"Apa maksudmu dengan orang - orang bekas?" Kata Pangeran Barry. Tetapi Putri Mira malah tertawa.     

"Ternyata Kakak juga ada tidak tahunya."     

"Ya tentu saja. Aku ini manusia dan bukan kamus berjalan"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.