CINTA SEORANG PANGERAN

Menodai istri - istri Pangeran Nizam



Menodai istri - istri Pangeran Nizam

0"Aku ingin kakak menodai mereka sehingga mereka tidak punya muka kembali ke dalam pelukan Pangeran Nizam. Setelah Kakak nodai maka mereka akan jadi orang - orang bekas" Kata Putri Mira sambil mengangkat alisnya. Sesaat nafas Pangeran Barry terasa berhenti mendengar perkataan adiknya itu.     
0

"Menodai istri - istri Pangeran Nizam?" Pangeran Barry mendadak memegang lehernya sendiri. Kalau merebut mereka dari Nizam mungkin Ia masih punya nyali. Karena kalau merebut berarti dia mendapatkan dengan merayu mereka untuk menjadi istrinya dan Nizam tidak akan mungkin memaksa istri - istrinya jika istri - istrinya itu yang meninggalkan dia.     

Tetapi kalau menodai sama dengan memperkosanya. Pangeran Barry adalah pria tampan yang sangat berkuasa. Tidak ada wanita yang tidak mencintainya jika sudah memandangnya langsung. Dan Ia tidak pernah jatuh cinta kepada siapapun kecuali kepada Alena. Memperkosa Alena? Ini terdengar sangat mengerikan. Harga dirinya akan jatuh di hadapan Alena. Pangeran Barry menggelengkan kepalanya. Ia tidak menginginkan Alena secara fisik, Ia ingin Alena secara utuh.     

"Aku tidak akan segila itu, kalau hanya menculiknya mungkin itu bisa kulakukan tetapi Aku tidak akan pernah memperkosa wanita yang Aku cintai." Kata Pangeran Barry setengah bersungut - sungut. Ternyata otak adiknya lebih gila dari otaknya.     

Mendengar perkataan kakaknya seperti itu, Putri Mira langsung meradang,     

"Aku pikir Kakak itu benar - benar mencintai Putri Alena dan ingin memilikinya, tetapi ternyata kakak tidak lebih dari seorang pengecut" Kata Putri Mira. Wajah lembutnya berubah menjadi keras. Pangeran Barry malah tertawa mendengar kemarahan adiknya.      

Adik bungsu mereka benar - benar sudah berubah jadi jahat, hidup di dalam harem tanpa di sentuh pemiliknya  membuat adiknya berubah menjadi sangat jahat.     

"Abbash menuduhku telah mempermainkan nyawamu dengan mendukungmu untuk tetap di istana Pangeran Nizam. Dia ingin mengambilmu dari istana itu karena khawatir kau akan celaka. Tetapi Aku pikir ternyata bukan Aku yang memanfaatkan Kau, tetapi Kau adikku, yang sekarang sedang mencoba memanfaatkan Aku" kata Pangeran Barry sambil tertawa lucu.     

Ia dimarahi oleh Pangeran Abbash karena hendak mencelakakan putri Mira tetapi ternyata bukan dia yang menempatkan Putri Mira ke tempat yang berbahaya tetapi dirinya sendiri yang menempatkan dirinya dalam bahaya.     

Putri Mira mengerutkan keningnya mendengar perkataan kakaknya seperti itu walaupun sebenarnya itu benar.     

"Aku lelah mencoba mengalah dan menjadi orang baik. Sebaik apapun aku, selembut apapun Aku bahkan Aku mencoba menjadi orang gila, Pangeran Nizam tetap tidak memperhatikan Aku.     

Dia bahkan terlihat semakin membenciku melebihi kebenciannya kepada siapapun di dalam Harem. Ia tidak pernah memanggil Aku untuk menemaninya tidur padahal dari awal dia sudah berjanji bahwa dia akan menggilir kami dengan adil.     

Aku tidak terima diperlakukan seperti ini. Aku tidak punya siapa - siapa selain orang - orang yang Kakak kirim ke sini. Aku tidak bisa bertarung dengan orang yang tidak ada di hadapanku. Jadi Aku mohon, bantulah Aku. Bawa pergi kedua putri itu dari sini. Dan biarkan Aku hidup bahagia. Aku sudah lelah hidup menderita" Kata Putri Mira dengan nada memelas. Ia berharap kalau Kakaknya dapat memberikan bantuan kepadanya.     

"Itulah sebabnya Aku menolak ketika Ratu Sabrina hendak menjadikanmu penghuni harem Pangeran Nizam. Ia adalah pangeran paling aneh yang pernah Aku temui. Ia sama sekali tidak suka bersenang - senang seperti pangeran yang lainnya.     

Jadi kalau sekarang tingkahnya seperti itu, Aku merasa sangat wajar. Aku sendiri merasa kalau Aku sudah berusaha membantumu sebisa mungkin untuk mendapatkan Pangeran Nizam. Aku sudah mengancam orang tua itu dengan foto - foto yang kuambil melalui orang - orangku. Tetapi Aku tidak bisa melakukan lebih jauh, kecuali kalau  aku menculik mereka. Dan mengancamkan Pangeran Nizam untuk menikahimu.     

Seperti yang kau katakan. Mungkin Aku akan menculik Putri Alena tetapi Aku tidak akan menculik Putri Rheina. Aku tidak mau dimusuhi oleh dua orang. Putri Rheina jelas ada di dalam perlidungan dua orang yaitu Pangeran Nizam dan Perdana Menteri Salman, Jadi aku tidak mau melakukan tindakan konyol dengan mendaatangkan dua musuh sekaligus.     

Lagi pula Aku tidak mengenal Putri Rheina dan tidak menyukainya. Aku hanya menginginkan putri Alena. Seperti rencanaku yang tidak telaksana saat di Amerika waktu itu. Aku akan menculik Putri Alena dan menjadikannya istriku suka atau tidak. Aku akan menikahinya secara paksa" Kata Pangeran Barry.     

Tawa Putri Mira terdengar ke telinga Pangeran Barry.     

"Mengapa kau tertawa seperti itu? Bukankah Aku sudah akan mengikuti keinginanmu?" Kata Pangeran Barry.     

"Kau ini sangat lucu, Kakak. Kau tadi mengatakan kalau kau tidak akan menodai putri Alena tetapi mengapa kau sekarang akan menculik dan menikahinya?' Kata Putri Mira kepada kakaknya.     

"Hati - hati dengan bicaramu, gunakan otakmu dengan cerdas. Aku akan menikahinya. Ingat ! menikahinya dan bukan menyentuhnya secara paksa. Kalau aku menyentuhnya setelah dia menjadi istriku itu lain lagi..." Pangeran Barry jadi tersenyum mesum.     

Putri Mira seketika berbahagia, matanya berbinar - binar mendengar perkataan dari kakaknya. Ia sangat ingin putri Alena pergi dari kehidupannya.     

"Itu cukup bagus Kakak, Aku tidak perduli apakah kau akan menikahinya atau tidak tapi sebaiknya Kakak harus segera melaksanakan rencana itu secepatnya. Aku tidak ingin tua di tempat ini tanpa kepastian." kata Putri Mira     

"Kau bersabar saja, nanti Aku akan mengatur waktunya secara tepat. Aku sudah menempatkan beberapa orang di istana ini termasuk di dalam harem. Jika ada kesempatan mereka pergi ke luar maka Aku baru akan menyiapkan rencananya.     

Oh..ya katanya sebentar lagi akan ada perayaan pesta ulang tahun Ratu Sabrina. Benarkah itu?" kata Pangeran Barry kepada adiknya.     

"Benar.. Aku sekarang sedang berlatih menari untuk pesta itu. Aku adalah penari terbaik dari kerajaan Zamron, Aku harap aku dapat menari dengan baik dan mengalahkan tarian putri Rheina yang konon katanya putri itu adalah penari terbaik di seluruh kerajaan Aliansi." Suara Putri Mira tampak penuh percaya diri.     

Tiba - tiba mata Pangeran Barry berkedip dan nafasnya memburu, "Apakah Putri Alena juga akan menari di pesta itu?" Pangeran Barry berkata setengah berbisik. Pikirannya sudah membayangkan bagaimana Alena menari. Ini akan sangat menyenangkan dan menggairahkan tentunya.     

"Tentu saja.. dia adalah calon ratu sekarang. Mana mungkin dia tidak akan menari. Apakah kakak ingin melihat tariannya? Dia pasti akan memakai pakaian yang sangat terbuka. Karena kami hanya akan menari di dalam aula harem. Laki - lakinya hanya Pangeran Nizam" Kata Putri Mira. Nafas Pangeran Barry jadi terlonjak.     

"Apakah mungkin ? Bagaimana bisa?" Kata Pangeran Barry. Ia jadi ingin seperti adiknya memiliki ilmu meraga sukma. Bisa pergi kemana saja tanpa di ketahui orang lain dengan memasuki tubuh orang lain.     

"Tentu saja bisa. Untuk apa kita memiliki alat yang bernama handphone. Aku akan menayangkan live tarian Putri Alena. Agar Kakak termotivasi untuk mendapatkannya" Kata Putri Mira dengan jahatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.