CINTA SEORANG PANGERAN

Kekesalan Yang Menumpuk



Kekesalan Yang Menumpuk

0Cynthia berbalik dengan muka pucat ke belakang karena suara deheman itu tepat ada di belakangnya. Suara itu sebenarnya tidak terlalu keras tetapi kerena terdengar tepat di belakang telinganya sehingga gemanya begitu terasa mengagetkan lagipula Cynthia sedang mengintip Alena dan Putri Rheina sehingga efek kagetnya makin terasa.     
0

Cynthia dengan cepat menoleh ke belakang. Mukanya pucat dan dadanya berdebar keras tetapi ketika di lihatnya orang yang berdehem tadi itu malah menatapnya sambil tersenyum di kulum. Amarah Cynthia seketika bangkit.     

"Kau Nizam?" Cynthia melotot melihat siapa yang datang dan berdehem di belakangnya Di pukulnya bahu pria kekar itu dengan keras. Cynthia dari tadi mengintip mereka dan itu memerlukan keberanian karena kalau ketahuan Ia bisa membuat Alena dan Putri Rheina tersinggung.     

"Sekarang Aku tahu, siapa yang merasa ditinggalkan oleh seseorang karena merasa orang itu sudah memiliki teman baru" Kata Nizam sambil kembali berbisik di telinga adik iparnya itu. Cynthia hanya mendelik dengan dada terasa panas. Nizam sedang menggodanya dengan mengatakan kalau Alena sudah punya teman baru sehingga Cynthia di tinggalkan.     

"Kau ini mulutnya beracun sekali. Aku malah senang Alena ada teman sehingga Aku tidak usah memikirkan dia kesepian atau tidak. Kau ini tahunya cuma membuat anak tetapi tidak bisa menjaganya. Kau bebankan kepada kami menjaga si kembar. Dan Aku ini tidak bisa menjaga semua orang dengan kedua tanganku." Kata Cynthia balik mengomeli Nizam. Dan itu langsung membuat Nizam jadi mati kutu.     

"Ha..ha..ha.. kau ini malah membuatku jadi merasa bersalah karena sudah memberikan si kembar kepadamu. Kau tahu Aku tidak akan tenang kalau memberikan si kembar kepada yang lain" Kata Nizam sambil mengusap dagunya.     

Tetapi memang Cynthia sebenarnya sangat tidak keberatan dengan si kembar karena memang di tangannya dan suaminya si kembar lebih aman dibandingkan ada di tangan Alena sekalipun. Dan mereka sangat menyayangi si kembar lebih dari apapun.     

"Aku tahu, Aku tahu karena semua tidak akan berjalan dengan baik tanpa diriku.. Ngomong - ngomong kau mau apa kemari? Bukankah kata suamiku kau seharusnya sekarang pergi ke peresmian Taman bunga terbesar di kota Amanda?" Kata Cynthia dengan mata menyelidiki.     

"Seperti halnya dirimu, aku juga ingin tahu apa yang mereka lakukan sehingga aku datang untuk menyelidikinya" Kata Nizam dengan santai.     

"Tau darimana Aku datang untuk menyelidiki mereka?" Kata Cynthia sambil berjalan menjauhi ruangan tempat Alena berlatih. Nizam mengitkutinya dari belakang.     

"Kalau bukan untuk menyelidiki lalu untuk apa? Bukankah kau tidak akan ikut menari atau menyanyi di pesta ulang tahun Ibundaku?" Kata Nizam dan itu disambut tawa Cynthia.     

"Tentu saja kau benar. Memang kau tidak pernah sampai tidak tahu tentang kejadian apapun." Kata Cynthia sambil mengerling kepada Nizam. Nizam selalu tahu apa yang harus dilakukannya tetapi Ia tetap manusia biasa yang terkadang memiliki banyak kekurangan karena tidak ada satupun manusia yang sempurna di dunia ini.     

"Kau terlalu menyanjungku Cynthia, Aku terkadang tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi dimasa depan karena aku tidak bisa mendahului takdir. Tetapi hidup di istana membuatku harus tetap waspada terhadap siapapun.     

Bahkan ibu kandungku sendiri ternyata mengkhianati kami di belakang. Aku sangat mencintai istriku dan Aku tidak ingin dia sampai celaka. Aku mengenal Putri Rheina dengan baik, Aku percaya dengan perubahannya dari tidak baik menjadi baik.     

Walaupun begitu aku tetap tidak akan melepaskan Alena terlalu jauh bersama di luar pengawasanku. Aku harus memastikan kalau dia benar - benar mengajari Alena menari dan bukan untuk mempermalukannya" kata Nizam dan itu membuat Cynthia terbelalak karena apa yang dipikirkan oleh Nizam sama persis dengan apa yang dipikirkannya.     

Cynthia menyimpan ketakutan kalau Putri Rhiena masih memiliki niat jahat kepada Alena dan akan mempermalukan Alena di pesta itu bahkan mungkin saja akan mencelakakannya.     

"Pemikiranmu sama persis dengan pemikiranku. Terus terang saja perubahan Putri Rheina menjadi baik membuatku sedikit tenang. Mereka akan berada di dalam harem berdua. Aku tidak bisa masuk ke dalam harem dengan leluasa karena Aku bukan istrimu tetapi Putri Rheina di mata semua orang masih menjadi istrimu. Kebersamaan mereka setidaknya akan memberikan perlindungan kepada Alena" Kata Cynthia sambil menatap bunga - bunga bakung yang berderet di sepanjang jalan setapak.     

"Aku sebenarnya sudah mengintai mereka cukup lama, dan selama ini kalau aku perhatikan Putri Rheina memperlakukan Alena dengan tulus" Kata Nizam dengan suara yang sangat yakin. Nizam memperhatikan bagaimana Putri Rheina mengajarkan menari kepada Alena dan dilihat dari sorot mata dan gerakan tubuhnya. Putri Rheina memperlakukan Alena dengan tulus.     

"Aku juga berpikir demikian, Kejahatan orang kadang terlihat dari sorot matanya"     

"Tetapi kau tidak menemukan sorot mata itu pada diri Lila, kita kecolongan dengan tingkahnya" kata Nizam kepada Cynthia. Kejadian Lila yang mengambil kalung Alena sangat tidak masuk di akal mereka. Lila sangat menyayangi Alena tetapi sekarang Lila malah ingin mencelakakan Alena.     

"Begitulah.. ternyata kecerdasan kita masih kalah dengan kecerdasan wanita terkutuk itu" kata Cynthia dengan wajah kelam karena marah. Ia ada di depan mereka ketika Lila mengambil kalung Alena. Ia merasa kecolongan dengan perbuatan Lila.     

"Mengapa Kau tidak mengatakan yang sebenarnya kepada Alena? Dan mengapa Kau tidak mengatakan kepada Pangeran Abbash biar dia sendiri yang menghukum tingkah laku istrinya itu. Dia sungguh seperti Anjing yang menggigit setelah di tolong."     

"Hus! jaga mulutmu! Kau tahu kalau dinding juga bertelinga? Aku tidak ingin membuat Alena bersedih di saat Ia harus memberikan yang terbaik untuk ulang tahun ibuku. Jika sampai Alena gagal mempersembahkan keterampilannya maka  Para putri akan merendahkan dia. Apalagi akan ada para tetua wanita di pesta itu" Kata Nizam kepada Cynthia.     

"Bukan hanya itu saja, Aku pikir kalau sampai Pangeran Abbash tahu maka dari kita tentang tingkah istrinya, Pangeran abbash pasti tidak akan percaya. Dia harus tahu sendiri tingkah istrinya dari istrinya sendiri dan bukan dari kita." Kata Nizam lagi kepada Cynthia.     

Cynthia menganggukan kepalanya, "Kau benar Nizam tidak seharusnya kita yang mengatakannya. Walau bagaimanapun Pangeran Abbash tampak sangat mencintai istrinya jadi mungkin saja kalau Ia akan lebih mempercayai istrinya dibandingkan kita.     

Sampai sekarang Aku tidak habis pikir mengapa dia melakukan pebuatan sekeji ini. Alena sangat baik kepadanya." Cynthia menggelengkan kepalanya.     

"Mungkin ini adalah kekesalan yang sudah menumpuk dan meluap kepada Alena. Bisa jadi karena memori ingatannya tentang suami pertamanya memicu alam bawah sadarnya untuk mencelakai Alena, walapun kita sendiri belum jelas apa motifnya"     

"Aku hanya bisa berharap jika sampai suatu hari nanti Alena mengetahui kejahatan sahabatnya itu, Ia akan tetapi tegar untuk menghadapinya"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.