CINTA SEORANG PANGERAN

Serahkan Sebagian Pekerjaan



Serahkan Sebagian Pekerjaan

0Perdana Menteri Salman menghela nafasnya, Apakah putrinya tidak tahu betapa Ia sangat menginginkan kematian dari Putri Kulsum. Wanita itu adalah ibu dari anak - anaknya tetapi wanita itu tidak pernah ada di dalam hatinya. Wanita itu hanya bertugas melahirkan anak - anaknya dan Ia tidak sedikitpun menikmati kebersamaan di antara mereka.     
0

Mengapa Ia harus peduli, Ia sakit atau tidak. Wanita itu telah bersalah karena datang ke dalam kehidupannya. Ikatannya dengan wanita itu hanyalah anak - anak mereka. Jadi Ia harus mengerti, tidak ada cinta di antara mereka. Ia sudah memberikan nama, harta dan anak - anak jadi wanita itu tidak boleh menuntutnya terlalu banyak darinya.     

Perdana menteri Salman juga sudah membiarkan Putrinya Rheina menemaninya dan tidak pernah membiarkan sendiri. Dari semua anak - anaknya, Putri Rheina memang paling dekat dengan ibunya.      

Putri Rheina yang melihat ayahnya hanya terdiam, Ia kemudian bertanya lagi,     

"Ayah, mengapa Ayah hanya terdiam saja? Ayah adalah suaminya, apakah Ayah tidak sedikitpun mengkhawatirkan kondisi ibunda?" Kata Putri Rheina sambil mengerutkan keningnya.     

"Mengapa kau melemparkan pertanyaan bodoh itu kepada Ayah? tentu saja Ayah peduli kepadanya" Perdana Menteri Salman malah tertawa kecil.     

"Lalu mengapa Ayah tidak pernah menengoknya"     

"Kau ini sudah besar tetapi otaknya masih saja kekanak - kanakan. Ayah bukannya tidak ingin menengok Ibumu tetapi kau kan tahu betapa berat dan banyaknya urusan kerajaan. Ayah bahkan sampai hampir tidak memiliki waktu untuk diri sendiri.     

Mengetahui kau ada disisinya, itu sudah cukup menenangkan hati ayah. Jadi tolong untuk tidak berlebihan."     

"Ya.., tidak bisa seperti itu. Kalau seandainya ada apa - apa dengan ibu bagaimana?" Putri Rheina tetap ngotot kepada ayahnya.     

"Bukankah ada kau disisinya? Kalau ada apa - apa, Kau pasti akan menelponku? bukankah demikian?" Kata Ayahnya sambil tertawa lebar. Putri Rheina mencibirkan bibirnya.     

"Ayah ini selalu pintar bicara, Aku tidak pernah menang berbicara dengan ayah. Sekarang mumpung Ayah sedang pulang ke rumah. Ayolah kita tengok ibu.. Dia sangat merindukan Ayah"     

"Apakah dia berbicara yang bukan - bukan kepadamu?" Muka Perdana Menteri Salman tampak tidak enak di lihat.     

"Tentu saja tidak Ayah,. Ibunda itu tidak pernah berbicara apapun selain memuji Ayah setinggi langit. Ayah yang tampan, bijaksana, melindungi dan banyak lagi. Agaknya cinta ibu kepada Ayah terlihat lebih besar dari cinta ayah kepadanya" Kata Putri Rheina dengan pandangan serius.     

"Hus ! Sembarangan saja kalau bicara" Perdana Menteri Salman melemparkan pandangan matanya ke arah pintu dan Ia ingin sekali pergi ke istana dan menemui Ratu Sabrina. Perdana Mentri Salman masih menyimpan kalung itu di dalam jubahnya dan belum mengembalikannya ke dalam kotak perhiasan karena Putri Rheina keburu datang.     

Walaupun Ia sangat ingin memberikan kalung itu sekarang kepada Ratu Sabrina tetapi tidak mungkin Ia melakukan tindakan konyol itu mengingat Ratu Sabrina pasti akan mencurigainya. Ia hanya akan membuktikan dahulu kalau kalung di tangan Nizam dan Alena adalah yang palsu dan Ia  memegang kalung yang aslinya.     

Ketika orang - orang tahu tentang kepalsuan kalung itu, maka dosa tidak terampuni ini akan membuat Alena keluar dari istana. Ia akan keluar dengan menderita rasa malu. Semua orang akan mengutuknya sebagai pendosa dan tidak tahu malu. Ia akan pulang ke negeranya dan tidak akan memiliki muka untuk kembali.     

Perdana mentri Salman juga tidak akan perduli kalau Nizam akan meninggalkan Azura untuk selamanya, karena Ia sudah menyiapkan langkah yang akan membuat kerajaan tidak akan merasa kehilangan Nizam. Perdana Menteri Salman tersenyum dengan licik.     

"Ayah, Ayolah kita tengok Ibunda. Aku tidak bisa menunggu Ibunda terus menerus. Ayah kan tahu kalau sebentar lagi Ibunda Ratu Sabrina akan ulang tahun. Ayahanda harus ingat kalau setiap ulang tahunnya akan dirayakan oleh seluruh harem.      

Akan ada perlombaan menari Pada jamuan makan malam. Dan semua putri akan menampilkan tarian yang paling indah untuk Ratu Sabrina dan Pangeran Nizam. Aku tidak bisa di sini terus menerus.     

Ibunda itu tidak sakit parah sebenarnya. Ia hanya ingin Ayah memperhatikannya. Ayah sudah seharusnya Ayah bersikap adil antara pekerjaan dan Ibunda. Lagipula Aku pikir Ayahanda sudah seharusnya menyerahkan sebagian pekerjaan kepada Yang Mulia Pangeran Nizam.      

Pangeran Nizam harus sudah belajar menangani masalah kerajaan dari dalam dan jangan terus menerus dikuasai oleh Ayahanda. Sehingga Ayahanda akan memiliki banyak waktu untuk memperhatikan ibunda." Putri Rheina berbicara dengan penuh semangat. Matanya yang bagaikan bintang timur itu bersinar sangat indah.     

Perdana Menteri Salman mengalihkan pandangan matanya yang sedikit gelap dari mata anaknya. Mengapa anaknya mengatakan hal yang membuatnya menjadi sangat gundah dan gusar. Tidak sedikitpun Ia ingin menyerahkan pekerjaannya kepada Nizam. Bahkan Ia selalu menghalangi Nizam untuk menghadiri pertemuan para dewan kerajaan dengan dalih, Raja Walid belum meninggal sehingga Nizam tidak boleh turut campur dalam urusan kepemerintahan.     

Nizam hanya diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan seremonial di kerajaan Azura. Seperti menghadiri peresmian, meninjau masyarakat dan melakukan pengelolaan perusahaan kerajaan. Ia tidak boleh ikut dalam rapat dewan kerajaan. Perdana mentri Salman takut kalau Nizam akan memberikan pengaruhnya kepada para dewan.     

"Ayahanda!! Lagi - lagi Ayah hanya diam. Apakah Ayah mendengar apa yang aku bicarakan?" Putri Rheina tampak merengut manja. Perdana Menteri Salman jadi tertawa.     

"Ah.. Ayah lupa lagi. Kau tidak bicara apa? Maklum saja Ayah banyak pekerjaan."     

"Aku  tadi mengatakan, berikan saja sebagian pekerjaan kepada Yang Mulia Pangeran Nizam agar Ayahanda tidak terlalu sibuk" Kata Putri Rheina.     

Perdana Mentri Salman tampak menghela nafas panjang, Ia seakan sedang memikirkan masalah yang sangat berat.     

"Aku belum bisa memberikan tugas yang begitu berat kepada suamimu kalau dia masih belum dapat mengatur Harem. Jika dia sudah dapat bersikap adil kepada semua penghuni harem dan memberikan kepuasan kepada semua pejabat dan bangsawan yang putrinya ada di dalam harem barulah Aku akan memberikan sebagian pekerjaanku.     

Aku tidak ingin membebani menantuku dengan penekanan dari anggota dewan yang terus menerus mengatakan kepadaku bahwa Aku harus melakukan tindakan kepada Yang Mulia agar semua kembali berjalan sesuai aturan" Kata Perdana Menteri Salman membuat Putri Rheina langsung terdiam.     

Apa yang dikatakan oleh Ayahnya memang benar, Di dalam harem masih kacau dan para putri masih menunggu dengan resah tentang kelanjutan nasibnya bagaimana. Harem itu juga tidak dapat dibubarkan karena para putri adalah orang - orang yang berasal dari keluarga terhormat dan terpandang. Mengembalikan mereka kepada orang tua mereka hanya akan menimbulkan ketidak percayaan kaum bangsawan dan pejabat kepada istana. Dan ini sangat berbahaya bagi kelangsungan istana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.