CINTA SEORANG PANGERAN

Gosip Yang Mulia



Gosip Yang Mulia

1Lila meneliti ruangan itu untuk menghilangkan kecurigaannya, dan Ia tampak puas ketika melihat tidak ada satupun yang mencurigakan. Lila segera menyentuh tombol untuk membuka laci dan Ia tampak sangat bahagia ketika Ia melihat kalung itu masih ada di sana. Ia segera mengambilnya dan memasukan kembali ke dalam clutch-nya. Ia sungguh sangat hati - hati dalam melakukan suatu tindakan. Ia selalu memastikan keamanannya.     
0

Lila kemudian segera keluar dari ruangan itu dan sekarang Ia tidak mengganti pakaiannya karena tidak sempat. Ia lalu keluar dari ruangannya. Ia melihat pelayan itu sudah ada, yang ada hanya dua penjaga baru. Penjaga itu  memberikan hormat kepada Lila. Lila bersyukur karena Bastnah dan para pelayan masih ada di ruang perjamuan.     

"Aku mau kambali ruang jamuan" Kata Lila kepada penjaganya. Penjaganya itu menganggukan kepalanya dan membungkuk memberikan hormat tanpa banyak bertanya. Lila segera menyelinap ke luar dan Ia menaikkan kerudungnya agar wajahnya tidak terlihat jelas. Lila langsung berjalan dengan cepat. Ia berusaha menghindari para penjaga yang sedang berpatroli.      

Lila sampai ke sebuah kolam yang dimaksud Perdana Menteri Salman. Ia segera menyelinap ke sebuah pohon apel yang sedang berbuah lebat. Lila menunggu pengawal itu tetapi kemudian Ia melihat sosok tubuh yang sedang berdiri dekat kolam tampak seperti sedang menunggu.     

Lila kemudian berkata, "Malam ini kelihatan gelap tetapi purnama besinar cerah. Kau sedang apa di sini?" Kata Lila memberikan kata sandinya seperti yang disebutkan dalam chat Perdana Menteri Salman. Perdana Menteri Salman mengatakan kalau Ia harus menyebutkan seperti itu dan nanti jika dia menyebutkan" Purnama yang indah tidak seindah kalung berlian" Maka berati orang itu yang dimaksud dan Lila tinggal memberikan kalung itu.     

Penjaga itu membungkukkan badannya kepada Lila sambil menjawab, "Salam Yang Mulia. Walaupun purnama sangat indah tetapi tidak seindah kalung berlian yang anda bawa" Katanya dengan perlahan.     

Mata Lila langsung bersinar dengan cerah, Ia tidak menyangka kalau Ia sudah berhasil mengambil dan menyingkirkan kalung tiu secepatnya. Lila membuka tas clutch-nya dengan perlahan sambil tetap waspada melihat ke kiri dan ke kanan. Ia segera memberikan kalung yang Ia ambil di clutch-nya sebelum kemudian Ia kembali ke kamarnya.     

Lila menaikan kerudungnya dan Ia berjalan dengan langkah ringan, seakan beban yang menghimpitnya sudah terlepas. Lila tersenyum manis. Ia masuk ke dalam kamarnya dan segera merendam dirinya dalam air bunga. Ia menggosok tubuhnya dengan lembut. Malam ini Ia akan melayani Pangeran Abbash dengan sepenuh hati. Ia akan tertidur lelap dalam pelukannya. Ia tidak akan memikirkan Alena lagi.     

Perdana Menteri Salman berjanji kepadanya akan membereskan Alena jika kalung itu sudah berada di tangannya dan yang paling membahagiakan Lila adalah, sumpah dari Perdana mentri Salman untuk tidak menyakiti Alena. Ia hanya akan membiarkan Alena pulang ke Indonesia dan tidak pernah kembali lagi. Ia berjanji begitu Alena pulang, Ia tidak akan pernah menginjakan kakinya di Indonesia. Ia akan mengubur semua kehidupan pahit yang sudah dijalaninya selama ini.     

Betul kata Perdana Menteri Salman, bahwa kebahagiaan harus diperjuangkan. Ia tidak boleh diam saja ketika ada orang lain yang akan mengancam kebahagiaan diri kita sendiri. Lila semakin tersenyum ketika Ia melihat tiba - tiba suaminya sudah datang dan langsung duduk di tepi bak mandinya.     

Pangeran Abbash sudah menyelesaikan semua acaranya dengan Amar dan Ia kembali ke kamar tetapi Ia tidak melihat istrinya dimanapun sampai Ia kemudian masuk ke dalam kamar mandi dan Ia melihat Lila sedang berendam di bak mandinya. Pangeran Abbash menyeringai dan Ia langsung duduk di tepi bak mandinya.     

Lila malah menatap dengan manja. Ia sengaja mengacungkan kaki kanannya ke atas sehingga betisnya terlihat dengan indah berlumuran busa sabun.     

"Ow.. kelihatannya malam ada yang sedang ingin di sentuh" Kata Pangeran Abbash sambil menangkap betis itu kemudian di elusnya dengan lembut. Tangan Pangeran Abbash terus mengelus betis itu dan menyelusurinya sampai ke bawah.      

"Apakah kau benar - benar mencintaiku?" Tanya Lila berulang kali seakan Ia ingin terus mendengarkan kata cinta dari suaminya.     

"Tentu saja, Aku sangat mencintaimu" Kata Pangeran Abbash sambil terus mengelus betis dan Paha Lila naik turun penuh dengan perasaan. Lila bangun dari senderannya, Ia kemudian merangkulkan tangannya di leher Pangeran Abbash dan mengecup bibirnya dengan lembut.     

"Apakah Aku orang yang paling penting dalam hidupmu?" Bisik Lila sambil mengalihkan ciumannya ke telinga suaminya. Lidahnya menelusuri telinga Pangeran Abbash dengan lembut membuat Pangeran Abbash merinding.     

"Di mata seorang suami, istri adalah pendamping hidup yang sangat penting" Kata Pangeran Abbash sambil mengusapkan jempolnya ke bibir Lila.     

'Mengapa kau banyak bertanya seperti ini?" Bisik Pangeran Abbash.     

"Kalau suatu hari kau menemukan Aku berbuat salah, apakah kau mau memaafkan Aku?" Kata Lila lagi, kali ini Pangeran Abbash segera bereaksi. Ia menegakkan badannya dan melihat muka Lila dengan lekat membuat Lila menjadi tenggelam dalam kepanikan. Bagaimana bisa suaminya yang begitu lembut tiba - tiba wajahnya jadi tegang seperti itu?     

"Apa sebenarnya yang telah kau lakukan? Mengapa tindakanmu malam ini menjadi ganjil? Kau jarang bersikap seperti ini bahkan hampir tidak pernah bersikap aktif seperti ini. Tindakanmu malah membuatku takut. Apakah kau sudah melakukan kesalahan? Kesalahan apa yang kau lakukan?" Pangeran Abbash memegang bahu Lila dengan sedikit penekanan membuat Lila jadi meringis kesakitan.     

"Kau menyakitiku" Kata Lila sambil berkaca - kaca. Mukanya sekarang menjadi pucat. Ia tidak mengira kalau reaksi Pangeran Abbash begitu menakutkan. Matanya yang memang sedikit kecil itu langsung melebar dan sedikit melotot.     

Pangeran Abbash adalah orang yang sudah berkecimpung di dunia kejahatan cukup lama ketika Ia menjadi kaki tangan kakaknya sendiri. Ia tahu gelagat orang - orang yang sudah melakukan kesalahan dan dari gesture tubuh Lila sudah sangat jelas menunjukkan kalau Ia sudah melakukan suatu kesalahan.     

"Apakah kau berselingkuh?" Kata Pangeran Abbash membuat Lila terbelalak. Sesaat ketegangannya mengendur dan Ia lalu tersenyum menggoda.      

"Ah.. Yang Mulia sungguh keterlaluan. Mana mungkin ada yang berani menggoda Aku seperti itu" Kata Lila sambil menarik  Pangeran Abbash untuk masuk ke dalam bak Mandi.     

"Lalu kesalahan apa yang kau maksud?" Pangeran Abbash membiarkan Lila melepaskan kancing pakaiannya satu persatu.     

"Apakah Yang Mulia sudah mendengar gosip dari Azura tentang Putri Alena?" Kata Lila dengan lembut seakan Ia tidak pernah melakukan suatu dosa.     

"Gosip di Azura? Aku tidak tahu. Aku bukan orang yang suka mengikuti gosip"     

"Itulah, Yang Mulia terlalu sibuk dengan urusan kerajaan, sehingga melupakan gosip yang Mulia sendiri"     

"Gosip tentang Aku?? Apa? Gosip apa?" Pangeran Abbash semakin bingung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.