CINTA SEORANG PANGERAN

Siasat si Pelayan



Siasat si Pelayan

0Lila tampak gelisah ketika memakan segala hidangan yang disiapkan Bastnah. Walaupun semua makanan yang terhidang kebanyakan makanan khas Indonesia. Ada baso dengan indomie goreng yang menggugah selera. Ada rendang ayam dan rendang sapi, kue nastar, kue kestangel, jenang, keripik bayam dan banyak lagi. Andaikan saja suasana hatinya tidak sedang resah, Lila pasti akan memakan semua ini dengan nikmat.     
0

Ada beberapa putri yang tampak antusias mencoba makanan yang dihidangkan Bastnah dan mereka langsung menyukainya, terutama Baso. Mereka tidak menyadari betapa gelisahnya Lila dan hanya Bastnah yang menyadari kegelisahan Lila.     

"Yang Mulia, apakah basonya enak?" Kata Bastnah sambil melihat Lila yang hanya menggulung - gulung mie menggunakan garpu tanpa memakannya. Lila yang sedang melamun terperanjat.      

"Eh apa? Ada apa?" Kata Lila sambil memandang Bastnah.     

"Mengapa Yang Mulia tidak memakan basonya, tetapi hanya memainkan garpu di mangkok mie-nya" Kata Bastnah.     

"Tidak.. ini sangat enak. Aku hanya merasa tidak enak badan. Aku ingin istirahat di dalam kamarku" Kata Lila sambil mengambil lap dan melap bibirnya menggunakan lap itu.     

Lila berdiri dari kursinya dan diikuti oleh para putri dan yang lainnya. Mereka tidak boleh duduk ketika Lila berdiri karena tingkatan mereka di bawah Lila,     

"Teman - teman semuanya. Aku meminta maaf karena tidak bisa menemani sampai selesai. Aku kurang enak badan." Kata Lila yang langsung membuat kaget para tamu undangan jamuan makan.     

"Yang Mulia sakit? Mengapa tidak dipanggilkan dokter saja" Beberapa putri tampak memandang Lila dengan khawatir. Lila mengangkat tangannya. "Tidak.. tidak! Aku baik - baik saja. Hanya ingin istirahat sebentar" Kata Lila sambil menganggukan kepalanya lalu pergi di ikuti para pelayan dan penjaga.     

Bastnah tampak tegang melihat Lila pergi. Ia tahu kalau Arani ada di dalam kamar Lila dan pelayan yang tadi menyelamatkan Arani menghubunginya kalau Arani masih di dalam dan belum keluar.     

"Jadi Jendral Arani masih di dalam?" Kata Bastnah kepada pelayan itu.     

"Benar.. Aku sudah mengecoh para penjaga tetapi kalau sampai Putri Lila datang dan masuk ke dalam kamar maka akan ketahuan. lagipula pasti para penjaga itu akan memberitahukan kalau ada pelayan yang sedang mengambil parfum di dalam.     

Bastnah semakin gelisah mendengar laporan itu. "Ini jam berapa? Ini jam berapa?" Kata Bastnah sambil melihat ke arah handphonenya.     

"Ini masih pukul sembilan, dan pergantian pegawai biasanya pukul sepuluh. Bagaimana caranya agar pergantian pegawai bisa sekarang, kau cari cara secepatnya. Aku akan menyusul Putri Lila dan berusaha mencari cara untuk menghalanginya masuk ke dalam kamar sampai jendral Arani keluar dari kamar itu" kata Bastnah sambil kemudian berjalan dengan cepat mengikuti langkah Lila dari kejauhan.     

Pelayan itu lalu melihat ke arah penjaga dan Ia berpikir dengan keras, Ia lalu tersenyum. "Nyonya Bastnah, Anda segera kembali ke perjamuan saja. Aku yang akan menangani masalah ini" Kata si pelayan.     

"Kau mau melakukan apa? Kau jangan gegabah..ingat nyawa Nyonya Arani bisa dalam bahaya"     

"Aku tahu, kau jangan khawatir, Aku memiliki ide agar para penjaga itu segera berganti dengan yang baru" kata Si pelayan sambil memutuskan pembicaraan dirinya dengan Bastnah. Bastnah tampak bimbang tetapi kemudian Ia mempercayai pelayan itu. Pelayan itu adalah pelayan utama di istana Pangeran Abbash. Sebelum Bastnah datang, Dia menjadi pemimpin semua pelayan tetapi sejak datang Bastnah, Bastnah berhasil menaklukkan pelayan itu. dan pelayan itu bersumpah setia kepada Bastnah. Lagi  pula Ia melakukan hal ini untuk kebaikan Lila juga. Walau bagaimanapun Ia adalah pelayan setia pangeran Abbash.     

Bastnah mengatakan kalau Lila sebenarnya adalah orang baik yang termakan bujukan seseorang sehingga Ia melakukan suatu kesalahan. Lila mencuri kalung Alena dan menyembunyikannya di dalam ruangan penyimpanan rahasia. Pelayan itu tadinya tidak percaya dan menuduh Bastnah sudah memfitnah Lila yang begitu baik dan lembut.     

Tetapi ketika Ia tidak sengaja melihat Lila memegang kalung yang tidak Ia kenali maka Ia langsung mempercayai perkataan Bastnah, apalagi dia mengikuti persebaran tentang hilangnya kalung Alena secara sembunyi - sembunyi dan kalung itu memang sangat mirif dengan gambar kalung yang hilang.     

Bastnah mengatakan kalau sampai Pangeran abbash tahu maka Lila pasti akan dikeluarkan dari istana dan para pelayan yang setia kepada Lila juga pasti akan ikut diusir. Jadi kalung itu harus dikeluarkan dari kamar Lila sebelum ketahuan oleh Pangeran Abbash.      

Pelayan itu kemudian mengangkat teleponnya dan meminta penggantian penjaga di percepat. para penjaga di kamar Lila tampak terkejut melihat penjaga baru yang telah datang,     

"Tapi mengapa penggantian begitu cepat? Ini belum jam sepuluh."     

"Nyonya Bastnah mengatakan kalau kalian boleh datang ke perjamuan untuk berjaga di sana sekalian mencicipi makanan khas Indonesia"     

"Hah? Benarkah?" Penjaga itu langsung bersemangat. Berjaga seharian membuat perut mereka jadi lapar. Mereka tambah merasa lapar karena hidangan yang akan mereka makan adalah makanan khas Indonesia terutama Baso. Mereka sangat ingin mencicipi makanan itu.     

"Tentu saja, ayo cepat, Nyonya Bastnah sudah menunggu kalian. Jangan lupa kalian bilang kalau kalian di suruh olehku"     

"Lho mengapa kami harus berkata seperti itu bukankah ini perintah dari Nyonya Bastnah ?"     

"Kaukan tahu Nyonya Bastnah sedang banyak pekerjaan, takutnya dia lupa jadi kau harus jelaskan kepadanya lagi"     

"Oh.. demikian, baiklah. " Kata Penjaga itu sambil pergi meninggalkan mereka. Pelayan itu menarik nafas lega dan berkata kepada para penjaga yang baru, "Cepatlah kalian berjaga di sana"     

"Mengapa para penjaga itu boleh mencicipi makanan khas Indonesia sedangkan kami malah disuruh berjaga?" Kata seorang penjaga tampak sangat iri kepada penjaga yang digantikan olehnya.     

"Kau jangan banyak bicara, nanti Aku akan minta Nyonya Bastnah untuk menyiapkan makanan buat kalian"     

"Alhamdulillah, nah itu baru adil. Harusnya tadi itu kami duluan yang makan. Inikan belum waktunya kami untuk berjaga tetapi sudah disuruh untuk berjaga, setelah kami makan barulah kami menggantikan para penjaga yang tadi" Kata si penjaga tetap merasa tidak puas karena diminta berjaga sebelum waktunya.     

"Berani benar kau membantah perintahku. Apakah kau sudah bosan hidup?" Kata si pelayan tampak sangat marah.     

"Ti.. tidak. Maafkan Kami. sungguh Kami meminta maaf" Kata si penjaga itu tampak ketakutan karena pelayan utama memarahi mereka.     

"Dikasih hati minta jantung, dasar manusia yang ga ada puasnya. Sudah jaga yang benar sana!" Kata pelayan itu sambil membukakan kamar Lila dan masuk ke dalamnya. Ia melihat pintu ruangan wardrobe masih tertutup pasti Arani masih ada disana. Ia harus memberitahukan Arani agar segela keluar dari kamar itu.     

Tetapi baru saja hendak masuk ke dalam ruangan itu ketika pintu terbuka dari luar dan penjaga berteriak memberitahukan bahwa Putri lila datang. Si pelayan langsung gemetar dengan muka pucat pasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.