CINTA SEORANG PANGERAN

Nona Vani



Nona Vani

0"Terima kasih, sayangnya hamba hanyalah pelayan dari kalangan rendahan yang kebetulan mendapat anugrah menjadi pelayan pribadi Jendral Amar. Mungkin benar kata Anda kalau hamba ini cantik sehingga, Jendral Amar menjadi sangat posesif. Dia akan memotong tangan siapa saja yang berani menyentuh hamba tanpa seizinnya baik pria maupun wanita.     
0

Hamba sudah sampaikan keberatan hamba tetapi dia tetap tidak perduli. Ini sangat merepotkan seperti sekarang ini. Izinkan hamba menelpon dia dulu untuk mendapatkan izin prosedur pemeriksaan" Kata Arani dengan lembut. Suaranya terdengar seperti desahan wanita penari padang pasir.     

Penjaga wanita yang sudah bersiap hendak memeriksa, langsung memundurkan tubuhnya menjauhi Arani demikian juga para penjaga yang lainnya. Mereka masih waras untuk tidak berani  memegang wanita dihadapannya ini.     

Mereka lalu saling berpandangan dan kemudian salah seorang penjaga berkata, "Kami mempercayai Anda, dan silahkan untuk langsung ke aula, karena Tuan Amar ada di sana"     

"Tidak.. hamba tidak diperintahkan untuk ke Aula. Tadi jendral Amar menyuruh hamba untuk masuk langsung ke dalam kamarnya" Kata Arani dengan gaya tubuhnya yang gemulai.     

"Oh begitu baiklah .. baiklah. Silahkan teruskan saja kendaraannya sampai ke istana" kata si penjaga sambil membukakan pintu untuk Arani. Arani masuk ke dalam mobil sambil tersenyum memikat. Dada para penjaga merasa sesak melihat bibir Arani yang merah seksi.     

Merek lalu meminggirkan tubuhnya untuk memberikan jalan kendaraan. Penjaga dari Azura segera masuk lagi ke dalam mobil dan setelah mengangguk, kendaraan itu lalu meluncur masuk ke dalam istana.     

Wajah Arani yang lembut berubah menjadi kembali dingin. Badannya yang tadi gemulai kembali menjadi tegak membuat si penjaga hanya mampu melirik tanpa berani bertanya sepatah katapun.     

Setelah dari dalam istana, pemeriksaan sedikit longgar apalagi setelah mereka tahu kalau Arani adalah pelayan wanita simpanan Amar. Arani menaikan cadar ke mukanya. Ia tidak ingin di kenali oleh para penjaga Zamron. Ia memang mengenakan riasan lengkap untuk menghindari  para penjaga yang mengenalnya.     

Arani tidak pernah mengenakan make up kecuali pelembab dan krim tabir surya. ia juga hanya  mengenakan lipgloss tanpa lipstick yang berwarna warni sehingga ketika Ia didandani secara full tidak ada lagi yang bisa mengenalinya sebagai Arani jendral wanita dari Azura.     

Sesampainya di kamar Amar, Arani langsung melepaskan semua pakaiannya dan mengenakan pakaian pelayan kerajaan Zamron yang dibawakan Bastnah di tasnya. Ia juga membawa kalung palsu dan menyimpannya di dalam saku dibalik pakaiannya. gerakan Arani sangat cepat seakan tidak ingin membuang waktu sedikitpun.     

Arani sangat yakin kalau Putri Lila juga menunggu tengah malam untuk dapat keluar dari istana dan membawa keluar kalung itu. Jadi kalau Ia telat maka Ia akan kehilangan kalung asli. Arani menghapus dandanan mencoloknya dan menggantinya dengan sangat natural sesuai dengan standar kecantikan para pelayan kerajaan Zamron.     

Ia segera menyelinap keluar dan berbaur dengan para pelayan yang sedang sibuk menyiapkan jamuan makan malam. Ia memperoleh denah kamar Putri Lila dari Bastnah dan Ia segera menuju ke arah sana. Ia bersembunyi di balik rimbun pohon yang ada di depan kamar Lila.      

Pangeran Abbash tidak memiliki harem sebagaimana Pangeran Barry. Ia tidak menyimpan Lila di dalam harem dan Ia menyimpan Lila di kamarnya sendiri. Alasan dari Pangeran Abbash adalah keselamatan dari Lila. Dan ibunya tidak dapat memaksanya. Kamar mereka adalah ruangan yang sangat besar dan dijaga ketat oleh para pengawal.      

Arani memperhatikan ketika Lila bersama para pelayannya keluar dari kamar menuju ruang jamuan makan yang disiapkan oleh Bastnah. Lila yang mengenakan gaun ungu muda tampak sangat cantik. Wajahnya sangat tenang dan banyak mengumbar senyum lembut.     

Sungguh calon ratu yang sangat sesuai dengan kriteria kerajaan manapun, selain status jandanya tentu saja. Banyak kerajaan yang terkadang keberatan jika calon ratu mereka adalah janda orang lain apalagi jandanya itu membawa anak dari pria lain.     

Arani memastikan Lila sudah jauh dari kamarnya lalu Ia datang dan menuju kamar dari Lila.     

Penjaga itu langsung menghalanginya, "Mau kemana? Kamar Yang Mulia sedang kosong"     

"Tapi Aku disuruh untuk mengambil sesuatu oleh Bastnah"     

"Bastnah?"     

"Iya benar, kata Bastnah, Ia lupa membawa parfum hadiah dari Putri Alena untuk Putri Lila. Parfum itu tertinggal di meja saat membantu Putri Lila berpakaian?"     

"Kho bisa seperti itui? Kau pelayan dari mana? perasaan Kami baru melihatnya?" kata penjaga itu dengan teliti. Arani jadi sedikit tegang.     

"Aku adalah.."Belum selesai Arani berkata, terdengar ada suara di belakang.     

"Hey.. Vani. Mengapa kau malah ngobrol dengan pelayan. Cepat kau bawa parfum itu. Nanti kelupaan. Bastnah sudah menunggu dari tadi" Suara itu terdengar sangat lantang. Dua orang penjaga itu langsung mengenali pelayan yang berbicara sebagai pelayan terdekat dari Bastnah.     

"Oh maafkan kami. Silahkan masuk Nona Vani" Kata seorang penjaga sambil membukakan pintu. Arani tersenyum setelah menganggukan kepalanya. Si Bastnah ini layak di kasih penghargaan karena kecerdasannya.     

Dulu waktu Nizam menjadikan Bastnah sebagai asisten Alena, Ia sedikit heran. Mengapa wanita cablak seperti itu dijadikan pendamping Alena. Tetapi semakin ke sini dia semakin tahu kalau Bastnah itu memang sangat cerdas.     

Arani yang mengeluarkan denah dari Bastnah dan Ia segera mencocokan dengan kondisi kamar. ruangan itu ada didekat kamar mandi dan di belakang ruangan kerja pangeran Abbash. Arani tahu dari Bastnah kalau wardrobenya tidak terkunci tetapi yang terkunci adalah ruangan penyimpan perhiasan yang ada dibelakang wardrobe.     

Begitu Arani masuk maka kiri kanan ada banyak gaun berjajar, sepatu dan tas tersusun dengan sangat rapih. Ruangan ini sangat besar dan  luas. Tampaknya Pangeran Abbash sangat memanjakan Lila dengan kemewahan yang tak terbatas. Arani lalu melangkah ke ujung ruangan dan Ia melihat ada akses masuk yang harus menggunakan telapak tangan sebagai pendeteksi kuncinya.     

Arani mengenakan sarung tangan itu dan kemudian menempelkannya di tempat aksesnya dan "Klik.. " Terdengar suara kunci yang terbuka, Arani membuka pintu itu. Seketika mata Arani langsung silau melihat deretan perhiasan di lemari kaca.     

Arani berdecak kagum dengan keindahan perhiasan yang berderet - deret dengan rapih. Pantas saja para wanita berlomba - lomba menjadi istri raja karena hal menakjubkan seperti ini hanya dimiliki oleh istri - istri raja kaya raya. Dimana perhiasan dari zaman kuno masih ada dan terus bertambah setiap tahunnya.      

Sesuai petunjuk Bastnah, Arani menuju ruangan paling belakang dan ada sebuah lemari dengan laci - laci untuk menyimpan bros, cincin, hiasan rambut dan banyak lagi. Arani lalu menekan - nekan beberapa bagian di lemari itu. Bastnah mengatakan Ia tidak tahu persis yang mana yang harus ditekan. Arani sedikit gugup karena Ia harus mencari tempat mana yang menjadi tombol pembuka laci rahasia itu.      

Ini sudah lumayan memakan waktu lama, dan kemungkinan Lila akan segera masuk kembali ke dalam kamar. Dan dengan gemetar, Arani terus meraba - raba meja itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.