CINTA SEORANG PANGERAN

Mengelabui Pengawal Zamron



Mengelabui Pengawal Zamron

0"Assalamualaikum, Nyonya Arani" Suara Bastnah tampak terdengar serius. Arani yang sedang berada di sebuah Cafe di ibukota Kerajaan Zamron tampak sangat tenang. Ia duduk sambil bertumpang kaki dan di tangannya ada segelas minuman khas Kerajaan Zamron. Pakaiannya hitam - hitam dan  Ia tampak seperti seorang laki - laki dengan kumis dan cambangnya.     
0

Tubuhnya yang sangat tegap itu sungguh tidak meragukan bagi orang yang melihatnya. Ia memang seperti laki - laki sejati. Arani membebat dadanya dengan kain sehingga dadanya itu menjadi sangat rata. Beberapa pelayan wanita bahkan melirik penuh hasrat kepada Arani. Arani terlihat sangat tampan dan gagah.     

"Katakanlah! Apa yang telah kau temukan" Kata Arani.     

"Baiklah, tadi Aku melihat, Putri Lila hendak keluar diam - diam. Dia membawa clutch-nya. Dan dia hendak pergi tanpa ditemani siapapun dengan pakaian yang aneh. Dia memakai pakaian yang tidak mencolok sebagaimana layaknya seorang putri. Dia memakai pakaian hitam - hitam dengan kerudung panjang yang menutupi kepala dan sebagian wajahnya" Kata Bastnah sambil berkata panjang lebar. Arani menghela nafasnya. Kelemahan Bastnah adalah dia sangat suka bicara.     

"Kau bicara yang intinya saja. Kau tahu kalau kita tidak memiliki waktu banyak. Aku harus segera mengambil kalung itu sebelum kalung itu jatuh ke tangan Perdana Menteri Salman." Kata Arani.     

Ketika Nizam meminta Amar untuk pergi ke kerajaan Zamron sebenarnya Nizam memiliki rencana sendiri. Ia meminta Arani untuk pergi sendirian ke kerajaan Zamron diam - diam menggunakan jalan darat. Jadi ketika perhatian Pangeran Abbash kepada Amar. Arani akan masuk untuk menyelidiki keberadaan kalung itu.     

Sungguh sebenarnya Nizam mengkhawatirkan kandungan dari Arani tetapi Dia melihat Arani benar - benar sangat tangguh. Ia tampak biasa saja dalam kondisi mengandung. Bahkan Ia tidak mengalami morning sick sebagaimana kondisi wanita hamil. Sehingga setelah konsultasi dengan dokter, Arani pergi ke kerajaan Zamron untuk menyelidiki kalung itu.     

Nizam menduga kalau benar kalung itu ada ditangan Lila maka Lila pasti akan berusaha menghilangkan barang bukti itu darinya. Dan satu - satunya orang yang bisa dimintai tolong untuk menghilangkan barang bukti itu pasti Perdana Menteri Salman. Jadi sebelum kalung itu berpindah tangan maka mereka harus bergerak lebih cepat dari mereka.     

Kalau sampai perdana menteri Salman mendapatkan kalung itu maka Ia akan mendapatkan bukti bahwa kalung ditangan Nizam dan Alena yang sekarang adalah palsu.      

"Benar Nyonya... Kemungkinan Putri Lila akan keluar mengembalikan kalung itu. Nyonya harus tahu kalau selama ini. Putri Lila tidak pernah sekalipun pergi keluar istana tanpa suaminya. putri Lila sedikit penakut dan selalu menuruti perkataan suaminya, jadi Aku yakin kalau kepergian dia kali ini pasti untuk memberikan kalung itu"     

"Aku sudah duga. Sekarang kau harus mencari cara agar kamar Putri Lila malam ini kosong. Amar akan mengajak Pangeran Abbash untuk berbicara tentang kerja sama ini dan mereka akan melakukan kunjungan ke barak pengawal untuk melihat situasi pengawalan kerajaan Zamron di malam hari.      

Maka yang akan tinggal di dalam kamar mereka adalah Putri Lila. Kau adakan jamuan makanan di malam hari. Aku sudah menyuruh Amar untuk membawa banyak makanan dari Indonesia. Kau bilang kalau Alena menitipkan makanan itu kepada Amar untuk dicicipi oleh Putri Lila. Ingat.. jangan sampai ada orang yang masuk ke dalam kamar putri Lila sampai Aku memberikan isyarat kepadamu."     

"Isyaratnya berupa apa?"     

"Aku akan menempelkan kelopak bunga mawar di pojok tembok atas pintu kamar Putri Lila. Jika Aku sudah menempelkannya maka itu berarti Kamar sudah aman" kata Arani.     

"Baiklah.. apakah video tentang situasi kamar Putri Lila sudah cukup jelas?" kata Bastnah.     

"Sangat jelas.. Aku hanya ingin gelas yang pernah dipegang oleh Putri Lila. Kau harus ingat, kau jangan menyentuh gelas itu dengan tanganmu. Kau pegang saja kaki gelas tersebut. Lalu masukan ke dalam plastik. Kau berikan kepada prajurit Amar yang akan menunggumu di depan aula tempat pertemuan Pangeran Abbash dan Amar. Cepatlah kau pergi sekarang. Sebelum semuanya terlambat" Kata Arani sambil kemudian dia pergi menuju sebuah apartemen miliknya yang ada dikerajaan Zamron.     

Bastnah yang memang sudah mendapatkan instruksi sebelumnya segera mengambil gelas itu dengan hati - hati dari dapur khusus istana. Ia sudah menyembunyikan gelas itu dari kemarin.      

"Tolong siapkan jamuan makan malam dikebun. Aku mendapat banyak titipan makanan khas Indonesia dari Putri Alena untuk Putri Lila, Kalian kan tahu kalau mereka sangat dekat dan bersahabat. Jadi tidak usah takut. Aku yang akan bertanggung jawab semuanya. Aku akan mencicipi semua makanan itu terlebih dahulu untuk menjaga keamannya." Para pelayan di dapur istana Lila tampak berjajar dan berdiri dengan penuh rasa hormat. Seorang pelayan tampak mengacungkan tangannya dan bertanya,     

"Apakah masakan itu harus kami masak kembali? Karena kami tidak pernah memasak makanan Indonesia?" Kata pelayan itu.     

"Aku juga tidak tahu, Aku akan mengambil makanan itu sekarang ke orang yang disuruh memberikannya kepadaku. Jadi kalian tunggu saja di sini. Kalau ada Putri Lila menanyakanku maka bilang saja seperti itu. Aku pergi sekarang. Oh ya Aku juga sekalian akan menitipkan makanan khas kerajaan Zamron kepada saudaraku" kata Bastnah sambil memperlihatkan tas yang sudah Ia isi dengan beberapa makanan khas kerajaan Zamron.     

Para pelayan itu tidak ada yang curiga sedikitpun ketika Bastnah kemudian pergi  dengan tergesa - gesa. Bastnah segera keluar dari dalam dapur istana dan pergi menghampiri penjaga yang disuruh Arani itu.     

Ketika Ia berada di depan Aula tampak ada beberapa penjaga yang duduk di depan Aula. Melihat dari seragam dan badge yang menempel pada seragam pengawal itu, Bastnah langsung mengetahuinya bahwa itu prajurit dari Azura.     

Bastnah segera meminta izin kepada penjaga dari kerajaan Zamron untuk mengambil pesanan makanan yang akan diberikan oleh pengawal kerajaan Azura. pengawal itu memang sudah diberitahukan sebelumnya kalau akan ada makanan titipan dari Putri Alena untuk Putri Lila dan demikian sebaliknya, Bastnah akan menitipkan makanan khas kerajaan Zamron untuk saudaranya.     

Pengawal itu sudah memeriksa isi tas dari kerajaan Azura yang memang isinya makanan semua. Para pengawal itu hanya melihat tetapi tidak berani mencicipi karena memang ada pelayan yang akan memastikan keamanan makanan itu. Tetapi kemudian Ia juga harus memeriksa isi tas dari Bastnah.     

"Izinkan kami memeriksa tasnya" kata Pengawal dengan penuh rasa hormat sambil mengambil tas dari tangan Bastnah. Lalu tanpa menunggu kesediaan dari Bastnah, Pengawal itu langsung membuka tas Bastnah. Bastnah tampak cemberut melihat para penjaga itu membongkar isi tasnya. Sebelum mereka menemukan gelas yang Ia pegang maka Bastnah berkata,     

"Aku tahu ini memang prosedur kalian. Tetapikan Aku asisten dari Putri Lila. Mencurigaiku sama saja mencurigai Putri Lila. Aku takut kalau Putri Lila tersinggung dengan tindakan kalian. Apalagi Putri Lila berasal dari luar kerajaan, perasaan Yang Mulia pasti lebih sensitif dibandingkan dengan Putri yang lainnya" Kata Bastnah sambil menatap mereka.     

Para penjaga itu tampak tertegun gerakan tangannya yang sedang membongkar tas yang dibawa Bastnah jadi terhenti. Mereka tampak saling berdiskusi. Apa yang dikatakan oleh Bastnah memang benar. Jika sampai Lila tahu perbuatan mereka kepada Bastnah pasti akan menyinggung perasaannya.      

Apalagi mereka sudah melihat dengan jelas isi dari tas itu. Semuanya berisi manisan buah plum kering, coklat kurma yang berisi madu, asinan buah zaitun dan kacang almond berbalut gula. Semuanya makanan khas Kerajaan Zamron yang sering dijadikan oleh - oleh.     

"Bastnah benar, kita tidak boleh membongkar isi tasnya. Apalagi isi tasnya adalah makanan semua. Kau kan tahu kalau Putri Lila adalah istri yang sangat dicintai Pangeran Abbash. Kita bisa habis dipenggal Pangeran Abbash jika sampai menyinggung perasaan istrinya"     

"Kau benar, ayo kita minta maaf terhadap Bastnah" Kata penjaga itu sambil menutup kembali tasnya dan memberikan kepada Bastnah.     

"Kami meminta maaf karena sudah melakukan hal yang tidak sopan.. Kami mohon Anda tidak tersinggung karena kami melakukan suatu prosedur" Kata penjaga itu. Bastnah lalu berbisik.     

"Aku sebenarnya tidak apa - apa, dan kalian melakukan hal yang benar. Cuma saja Aku tidak ingin kehilangan harga diriku di depan para pengawal Azura itu. Biarkan Aku terlihat sangat terhormat dengan kepercayaan kalian" Kata Bastnah sambil tersenyum.     

Para pengawal itu lalu melirik ke arah para penjaga dari Azura yang sudah berdiri dan memperhatikan mereka. Para pengawal itu lalu menganggukan kepalanya tanda mengerti.     

Bastnah lalu mengambil tas itu dan menghampiri pengawal dari Azura. Para pengawal itu memperhatikan Bastnah sambil berbisik - bisik.     

"Wanita itu sungguh berwibawa. Pantas saja Ia bisa menguasai para pelayan dalam waktu singkat" Kata salah satu pengawal kepada temannya.     

"Iya, benar. Pelayan itu hadiah putri Alena untuk menjaga putri Lila, dan kelihatannya itu berhasil. Dalam waktu singkat tidak ada lagi yang berani mengganggu Putri Lila. Ia juga dapat menguasai Pengeran Abbash.      

Pangeran Abbash tampak sangat menghormati Bastnah. Mungkin karena dia asistennya Putri Alena. Kau kan tahu kalau ada gosip yang mengatakan kalau Pangeran Abbash sebelumnya mencintai Putri Alena sebelum mencintai Putri Lila" Kata pengawal itu sambil bergosip.     

"Ah.. pantas saja wajah kedua putri itu sangat mirip, jangan - jangan Pangeran kita menikahi Putri Lila karena wajahnya mirip dengan Putri Alena"     

"Hus.. jangan bicara sembarangan. Kalau sampai terdengar Pangeran Abbash, mati kita," Kata pengawal itu sambil langsung menutup mulutnya. Mereka lalu melihat ke sana ke mari takut kalau ada yang mendengarkan pembicaraan mereka. Tetapi untungnya jarak mereka cukup jauh dari para penjaga yang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.