CINTA SEORANG PANGERAN

Anda Sangat Cantik



Anda Sangat Cantik

0Para pengawal dari Azura tampak melihat ke arah Bastnah dengan cemas. Mereka diperintahkan Amar untuk menunggu Bastnah tepat di depan Aula tempat pertemuan antara Pangeran Abbash dan Amar. Kata Amar dengan bertemunya mereka dan Bastnah di depan Aula akan menghilangkan kecurigaan terhadap mereka daripada mereka melakukannya secara sembunyi - sembunyi.     
0

Dan ini berhasil, tidak ada seorangpun yang mencurigai pertukaran oleh - oleh ini. Mereka tidak tahu kalau Bastnah membawa gelas yang didalamnya menempel telapak tangan dari Lila. Salah seorang penjaga dari Azura menerima tas itu lalu segera meminta izin untuk pergi menyimpan tas itu dikamarnya.     

Para penjaga tidak ada yang tahu kalau penjaga itu segera  keluar  dari istana dan menemui Arani diapartemennya.  Semua berjalan lancar karena dia memegang identitas sebagai tamu. Sehingga tidak ada satupun yang mencurigainya. Semua tamu bisa keluar masuk asalkan memegang kartu identias yang diperiksa dengan sangat ketat di depan pintu gerbang.     

"Apakah semuanya aman?" tanya Arani sambil membongkar isi tasnya. Ia melihat bastnah mengepak semua barang dengan baik. tas itu memiliki dua lapisan. Lapisan atas berisi makanan dan lapisan bawah tersimpan gelas dan pakaian pelayan di kediaman istana Lila. Arani menyeringai melihat semua tampak berjalan sempurna. Apalagi kemudian dia mendengar penjaga itu menjawab pertanyaannya.     

"Semua tampak berjalan aman"     

"Aku harap, Aku dapat segera menemukan kalung itu dan kembali ke Azura"     

"Aku yakin, Anda dapat dengan mudah mengambilnya. Asalkan Bastnah dapat mengecoh putri Lila untuk menghadiri jamuan makan malamnya."     

"Kau benar, saat ini Aku sangat mengandalkan Bastnah. Semoga semuanya bisa berjalan sempuran" Kata Arani sambil kemudian menyuruh pengawal itu menunggunya. Ia harus ke istana itu bersama pengawalnya karena Ia tidak dapat masuk ke istana Pangeran Abbash tanpa identitas. Ia juga tidak bisa masuk menyelinap mengingat istana Pangeran Abbash sangat ketat pengawalannya.     

Pengawal itu kemudian melihat bagaimana Arani mengenakan sebuah sarung tangan yang sangat halus. Ia kemudian menyapukan sebuah serbuk menggunakan kuas ke dalam gelas itu dan pengawal itu tampak terkejut penuh kekaguman ketika melihat sebuah jejak telapak tangan tergambar di gelas itu. Arani lalu dengan hati - hati menggenggam gelas itu dengan telapak tangan tepat menempel di jejak telapak tangan di gelas itu.     

Setelah selesai Arani kemudian melepaskannya hati - hati dan menyimpannya dalam sebuah kotak kecil itu. Arani tidak takut jejak itu akan terhapus karena sarung tangan itu dibuat khusus untuk merekam jejak jari manusia dan tidak akan mudah terhapus karena gesekan.     

Arani lalu  menyuruh si penjaga itu untuk keluar sementara Ia akan berganti pakaian. Arani lalu segera memakai pakaian pelayan khas Azura lengkap dengan wig rambut panjang dan kerudung yang menutupi rambutnya. Kerudung itu tidak menutupi seluruh rambutnya sehingga rambutnya yang panjang itu masih terlihat menjela keluar.     

Ketika Arani keluar dari kamar, sesaat penjaga itu terpana melihat betapa anggun dan cantiknya Arani. Ia selalu melihat Arani memakai pakaian tentara wanita atau jas dan celana panjang resmi dengan rambut cepaknya.  Tetapi dihadapannya sekarang adalah pelayan dari Azura yang sangat cantik membuat Ia tidak bisa memalingkan matanya dari wajah Arani.     

Penjaga itu lupa kalau yang dipandanginya adalah Arani, jendral dingin yang super tegas. Ia baru sadar ketika Ia mendengar suara dingin Arani, "Kau ingin matamu kucongkel keluar?" Kata Arani dengan kesal melihat biji mata penjaga itu yang hampir mencelat keluar.     

Penjaga itu langsung tergagap mendengar perkataan Arani. Ia langsung menundukkan wajahnya. "Maafkan Aku, Jendral. Tetapi penampilan Anda sungguh.. lu...Akh" Penjaga itu langsung terpekik ketika tangan Arani melayang ke arah perutnya.      

Penjaga itu langsung terbungkuk menahan sakit. "Tutup mulutmu! Kau sangat tidak profesional dalam bekerja. Sekali lagi kau mengatakan hal yang konyol seperti itu maka Aku turunkan pangkatmu menjadi prajurit rendahan" Kata Arani sambil berjalan dengan gagah walaupun Ia memakan gaun khas Azura. Penjaga itu langsung pucat pasi dan berulang kali mengucapkan permintaan maaf sambil berlari mengikuti Arani.     

Ketika sampai di depan gerbang kerajaan Azura, mobil yang mereka kendarai lalu berhenti untuk melalui prosedur penjagaan.     

"Ini Aku, penjaga dari Azura" Kata penjaga itu sambil memperlihatkan kartu identitasnya.  Salah seorang penjaga itu lalu  memeriksa kartu identitas penjaga termasuk identitas sebagai tamu dari Kerajaan Azura lengkap dengan foto, waktu berkunjung, jam berkunjung dan penanggung jawab dari tamu tersebut.     

Kemudian Penjaga gerbang istana  yang lain mengelilingi mobil si penjaga sambil memeriksa mobil menggunakan alat detektor bahan peledak. Mereka takut kalau - kalau mobil itu membawa bahan peledak. Dan itu memang selalu  mereka lakukan pada setiap kendaraan yang masuk. Setelah Aman kemudian si penjaga itu melihat ke dalam mobil dan Ia mengerutkan keningnya. Jelas - jelas ada wanita yang sedang duduk di kursi belakang.     

"Siapa itu di dalam? Kau tadi meminta izin keluar karena suatu keperluan seorang dia dan sekarang kau membawa seseorang. Kau tadi tidak mengatakan apa - apa kepada kami. Tolong Kau minta dia untuk keluar" Kata si penjaga pintu gerbang kepada si penjaga setelah sesaat Ia menemukan Arani sedang duduk di kursi belakang.     

"Dia adalah asisten Tuan Amar." Kata si penjaga sedikit tergagap tetapi suaranya langsung dia ubah setenang mungkin.     

"Asisten tuan Amar? Apakah mungkin jendral laki - laki memiliki asisten seorang perempuan ?" Kata si penjaga mengerutkan keningnya.     

"Sebenarnya bukan asisten dalam militer tetapi dia tidak lebih dari seseorang yang menyiapkan makanan dan pakaian untuk Jendral Amar dan ya.. seperti itulah" Si penjaga itu tampak memberikan pengertian yang lain untuk penjaga itu.     

"Maksudmu dia wanita Jendral Amar untuk keperluan lain?"     

"Yaah.. kau tahulah. Itu hal biasa.. Dia semacam itulah... Kau kan tahu istri Jendral Amar sudah agak lama meninggal. Duh... Aku sulit mengatakannya. Ini masalah pribadi" Kata penjaga itu sambil pura - pura malu. Dan si penjaga pintu gerbang itu kemudian saling pandang dengan temannya. Mereka langsung mengerti arti wanita ini bagi Jendral Amar.     

"Baiklah tidak usah dilanjutkan. Kami mengerti. Tetapi Kami tetap harus melakukan suatu prosedur untuk pemeriksaan. Minimal dia harus memperlihatkan kartu identitas kepada kami."     

Penjaga dari Azura menganggukan kepala tanda menyetujui permintaan mereka karena kalau Ia ngotot tidak memperbolehkan maka Arani tidak dapat masuk ke dalam istana.     

"Kami juga harus melakukan pemeriksaan apakah dia membawa senjata tajam atau api ke dalam istana. Tetapi jangan takut Kami akan memeriksanya menggunakan  penjaga wanita" kata si penjaga itu sambil melambaikan tangannya kepada penjaga wanita yang berjaga tidak jauh dari mereka.     

Penjaga dari Azura yang tampak berusaha bersikap tenang itu sedikit ketakutan ketakutan. Arani adalah orang yang selalu membawa senjata tajam dan senjata api. Kalau sampai ketahuan maka gagallah semua rencana mereka.     

"Nona silahkan Anda keluar. Kami akan melakukan prosedur pemeriksaan. dan perlihatkan kartu identitas anda" Kata si penjaga pintu gerbang sambil membuka pintu mobil. Ia menyiagakan senapannya dengan posisi siap menembak.     

Arani menurunkan sebelah kakinya dan penjaga pintu gerbang sesaat terpesona ketika melihat sebuah kaki berwarna kecoklatan, langsing dan sangat mulus menjulur keluar dari dalam mobil.     

Kaki yang sangat indah, membuat si penjaga tidak bisa memalingkan matanya dari kaki Arani. Arani lalu menurunkan gaunnya untuk menutupi kakinya yang terbuka dan itu membuat si penjaga tersadar dari kesalahannya. Ia segera mendehem untuk mengusir perasaan yang bangkit dari dalam dirinya melihat keindahan kaki Arani.     

Ketika Arani keluar dari mobil sepenuhnya lalu berdiri di depan penjaga pintu gerbang. Penjaga pintu gerbang itu seketika terpana dengan sosok tubuh Arani yang tinggi dengan badan yang sangat bagus. Apalagi wajah Arani sekarang dipasang begitu lembut dan mempesona. Jangankan penjaga gerbang istana Zamron. Penjaga dari Azura saja kembali terpana melihat wajah dingin Arani yang berubah menjadi sangat lembut dan mempesona.     

"Anda sangat cantik" Kata si Penjaga pintu gerbang tanpa sadar. Ini adalah ucapan spontan yang keluar dari hati nuraninya yang paling dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.