CINTA SEORANG PANGERAN

Pengakuan Ratu Zenita



Pengakuan Ratu Zenita

0Nizam juga sebenarnya ingin bertanya apakah Ratu Zenita ingin membunuhnya juga? Tapi Ia menelan pertanyaan itu dalam - dalam jauh ke lubuk hatinya. Ia tidak ingin menambah kekalutan masalah hari ini karena toh apapun jawabannya Nizam masih hidup sampai sekarang.     
0

"Ibunda Ratu Zenita, bangunlah! Sungguh tidak pantas ibunda berlutut di depan anaknya" Kata Nizam sambil membangunkan Ratu Zenita tetapi Ratu Zenita malah menangis semakin keras dan tidak  mau bangun dari berlututnya. Ia malah mencium kaki Nizam membuat Nizam begitu terkejut dan Ia langsung turun dari kursinya ikut berlutut sambil membangunkan Ratu Zenita.     

"Ibunda.. Ananda mohon, bangunlah ! Apapun yang Ibunda lakukan di masa lalu tidak usah dipikirkan lagi. Kita satu keluarga dan Ibunda sangat tidak pantas berlaku seperti ini. Bangunlah Ibunda jangan membuat Ananda merasa rendah di depan adik Ananda sendiri" Kata Nizam sambil melirik ke kiri dan ke kanan. Ia tidak ingin sampai Pangeran Thalal tahu kalau Ibunya bersujud di depannya.      

Adiknya itu pasti tidak akan terima dengan kejadian ini. Mendengar anak tirinya berkata seperti itu, Ratu Zenita langsung terbangun, Ia tidak ingin menghinakan anaknya sendiri dan Nizam memang benar kalau sampai anaknya melihat pasti Ia akan berkelahi dengan Nizam dan yang akan babak belur sudah pasti anaknya sendiri.     

"Yang Mulia, Hamba ingin mengakui sesuatu," Kata Ratu Zenita sambil menghapus air matanya. Nizam menggelengkan kepalanya, "Tidak usah Ibunda "     

"Tapi Hamba tidak ingin mati dengan tidak tenang" Kata Ratu Zenita lagi.     

Nizam menghela nafasnya dan berkata perlahan, "Baiklah Ibunda. Katakan ! " Kata Nizam sambil memalingkan mukanya ke arah pelayan dan memberikan isyarat agar mereka semua pergi dari hadapannya. Para pelayan itu sebenarnya sudah disumpah setia tetapi Nizam tidak ingin ibu tirinya jadi tidak nyaman saat melakukan pengakuan dosa.     

Setelah yakin hanya mereka berdua diruangan itu maka Ratu Zenita kemudian berkata, "Hamba pernah ingin membunuh Yang Mulia" Kata Ratu Zenita sambil menundukkan kepalanya. Sebenarnya Nizam tidak merasa heran dengan pengakuan Ratu Zenita. Sebagai Pangeran Putra Mahkota Ia memang kerap mendapatkan kecelakaan yang tiba - tiba walaupun para pelayan dan pengasuhnya sudah berjaga sedemikian rupa.      

Nizam pernah tercebur ke kolam renang sewaktu berumur lima tahun, Ia pernah tersedak bola kecil sewaktu umur dua tahun, Ia pernah makan makanan beracun dan Ia kerap menaiki kendaraan yang rem-nya blong. Menaiki kuda yang sudah diberi makanan beracun yang membuat kuda itu menjadi gila. Di Amerika, Ia sedikit merasa bebas karena Ia menyembunyikan identitasnya dan pengawalnya full menjaganya serta Ia sudah dewasa sehingga sudah bisa menjaga diri.     

"Ibunda.. waktu itu pernah ingin membunuh Yang Mulia ketika Yang Mulia berumur lima tahun.  Ibunda iri karena Pangeran Thalal tidak menjadi Pangeran Putra Mahkota.. jadi Hamba ingin melenyapkan Yang Mulia dari muka bumi ini. Bukankah jika yang Mulia mati maka gelar Putra Mahkota akan jatuh ke Pangeran Thalal " Kata Ratu Zenita sambil kembali menangis lirih.      

Sungguh Nizam sebenarnya tercekat mendengar perkataan dari Ratu Zenita. Ia masih ingat bagaimana Ia tiba - tiba jatuh terpeleset ke dalam kolam renang yang dalamnya hampir dua meter padahal saat itu Ia masih belum bisa berenang. Ratu Sabrina melarang Nizam untuk berlatih berenang sebelum Ia menguasai keterampilan berkuda.     

Karena keterampilan berkuda adalah olah raga yang sering kali dipamerkan dan dilombakan di kerajaan Aliansi sedangkan berenang tidak pernah dilombakan dan hanya olahraga pribadi yang dinikmati dalam ruangan tertutup. Olahraga berenang bukan olah raga yang bisa tonton beramai - ramai ditempat terbuka.     

Nizam masih teringat walaupun samar - samar, Ia hampir tenggelam kalau saja Ia tidak melihat Arani yang waktu itu masih menjadi pelayan istana melihatnya. Arani sedang memetik bunga yang ada di dekat kolam renang untuk mengisi vas bunga di meja yang ada di kolam renang tersebut ketika Arani melihat Nizam terpeleset. Tanpa pikir panjang Arani langsung berlari dan meloncat untuk menyelamatkan Nizam yang tenggelam. Padahal umur Arani baru sepuluh tahun tetapi Ia memang sudah terampil berenang.      

Ketika penyelidikan dilakukan ternyata di pinggir kolam renang ada ceceran minyak zaitun dengan jumlah yang banyak. Dan waktu itu Nizam melihat anak harimau peliharaannya berlari ke arah kolam. Ada orang yang melemparkan seekor ayam mentah ke pinggir kolam sehingga harimaunya berlari ke arah ayam sedangkan Nizam berlari mengejar anak harimau  itu karena takut anak harimau itu tercebur ke dalam kolam. Tetapi yang terjadi malah Nizam terpeleset jatuh ke dalam kolam karena menginjak lantai kolam yang licin.     

Sejak saat itu Arani mendapatkan keistimewaan di istana Azura dan Ia menjadi pelayan paling dihargai karena sudah menyelamatkan nyawa Nizam. Arani menjadi pelayan tetapi Ia memiliki keleluasaan untuk melakukan apapun yang diinginkannya termasuk sekolah dan masuk ke dalam sekolah militer. Dan hingga Ia menjadi jendral dan kemudian menjadi asisten pribadi Nizam menggantikan ayahnya yaitu Paman Harun.     

Nizam tidak mengerti apa yang terjadi  karena waktu itu Ia masih kecil, yang pasti Ia mulai dekat dengan Arani. Nizam yang tidak memiliki  kakak menganggap bahwa Arani adalah kakaknya. Sekarang Ia baru tahu kalau itu adalah ibu tirinya. Tetapi itu adalah masa lalu dan Nizam sudah melupakannya. Nizam malah bersyukur gara - gara peristiwa itu Ia memiliki Arani yang kelak menjadi asisten pribadinya.     

"Cukup Ibunda, Ananda sudah memaafkan semuanya. Bagi Ananda, semua Ratu adalah Ibunda Ananda. Apapun yang Ibunda lakukan Ananda memaafkan" Kata Nizam sambil mengelus punggung Ratu Zenita.     

"Terima kasih Yang Mulia,  sungguh Yang Mulia adalah orang yang berbudi luhur" Kata Ratu Zenita sambil mengucapkan terima kasih. Perasaannya menjadi sangat lega karena sudah berbicara jujur.  Ia memendam rahasia besar ini bertahun - tahun tanpa di ketahui oleh Pangeran Thalal dan yang lainnya. Kesalahan yang Ia perbuat ditimpakan pada seorang pelayan. Pelayan penjaga kolam dianggap ceroboh karena tidak bisa menjaga kebersihan kolam renang hingga mengakibatkan kecelakaan Nizam. Pelayan itu kemudian dihukum mati karena menyebabkan Nizam mengalami kecelakaan.     

Betapa Ratu Zenita sangat menyesal kalau mengingat hal itu. Tetapi ekarang perasaannya menjadi lega. Ratu Zenita sudah mengakui kesalahannya kepada Nizam. Ia bisa mati dengan tenang. Tetapi kemudian  Ratu Zenita terkejut ketika Ia melihat sosok tubuh yang berdiri membeku di belakang tubuh Nizam.     

Ratu Zenita terperanjat dan Ia segera berdiri bersamaan dengan Nizam menoleh ke belakang. Terkejutnya Nizam sama dengan terkejutnya Ratu Zenita. Nizam segera berdiri dan menatap sosok tubuh itu. Ratu Zenita dan Nizam berdiri terpaku menatap sosok tubuh yang berdiri di depan mereka. Wajah orang itu tampak kelam menatap tajam ke arah Ratu Zenita. Bibirnya tampak melengkung menunjukkan kalau Ia teramat sangat marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.