CINTA SEORANG PANGERAN

Carilah Akal



Carilah Akal

0Nizam memegang keningnya yang berkerut, perasaannya sangat kacau. Ia bimbang untuk membicarakan hal yang sangat memalukan ini kepada adik tirinya tetapi jika tidak diceritakan Ia merasa kepalanya terasa mau pecah. Nizam perlu seseorang tempat Ia mencurahkan perasaannya dan yang jelas itu tidak mungkin Alena. Alena bukan tipe orang yang bisa menutup mulutnya rapat - rapat. Nizam juga tidak bisa berbicara dengan Arani karena Nizam takut kalau Arani benar - benar sedang mengandung. Nizam tentu tidak mungkin berbagi masalah dengan wanita hamil. Bisa - bisa Ia dihajar Jonathan.     
0

Satu - satunya yang bisa diajak bicara adalah adiknya ini. Pangeran Thalal, adiknya yang selalu ada di sisinya. Calon perdana mentrinya. Nizam menghela nafas dan Ia mulai berkata,     

"Berjanjilah kau tidak akan mentertawakan kesialanku" Kata Nizam kepada Pangeran Thalal. Kedua alis lebat Pangeran Thalal seketika mengangkat. Kakaknya ini sangat aneh. Dengan wajah begitu muram bagaimana mungkin Ia bisa mentertawakan kakaknya. Pangeran Thalal sangat mencintai dan menyayangi Nizam lebih dari kehidupannya sendiri. Baginya tidak ada suadara yang paling Ia anggap  saudara selain Nizam, melebihi dari saudara kandungnya sendiri.     

"Kakak, mana berani Aku mentertawakanmu. Bicaralah kalau itu akan membuatmu tenang" Kata Pangeran Thalal sambil duduk di depan Nizam dengan sedikit tegak. Nizam menatap matanya lalu Ia berkata perlahan, "Ibundaku... " Nizam kembali terdiam.     

"Ada apa dengan Ibundamu ? Ada apa dengan Ratu Sabrina?" Kata Pangeran Thalal semakin penasaran.     

"Aku mencurigai Ibundaku memiliki hubungan khusus dengan Perdana Menteri Salman" Kata Nizam dengan nada pahit. Tetapi Pangeran Thalal masih tidak mengerti karena hal yang paling tidak masuk diakal ini. Siapapun tahu kalau Ratu Sabrina adalah orang yang paling menegakkan kebenaran. Walaupun Ia sedikit kejam tetapi Ia tidak pernah melenceng dari aturan.     

"Hubungan khusus bagaimana? Bukankah semua orang sudah tahu kalau diantara mereka ada hubungan saudara, mereka saling berbesanan dan mereka adalah Ratu dan perdana menteri. Ayahanda tidak bisa memerintah karena sering sakit. Ada ibunda Ratu Sabrina yang menggantikan mengurus kepemerintahan sebagai penyeimbang dari kedudukan Paman Salman.     

Mengapa Kakak baru merasa keberatan dengan hubungan mereka? Mereka sudah melakukannya selama bertahun - tahun  bahkan seingatku sejak Aku kecil hubungan mereka sudah terjalin" Kata Pangeran Thalal mengemukakan pendapatnya.     

Nizam menggelengkan kepalanya dengan wajah semakin muram, "Aku juga dulu berpikir seperti itu, aku mengira hubungan mereka hanya murni hubungan saudara, kerja dan besan. Tetapi ternyata tidak seperti itu, mereka memiliki hubungan lain"     

Mata Pangeran Thalal melotot bahkan hampir lepas dari tempatnya. Mulutnya terbuka lebar. Ia mulai memahami apa maksud dari kakaknya tetapi ini sungguh sulit dipercaya. Agaknya kalau melihat burung bisa berenang lebih memungkinkan daripada mempercayai hubungan lain dari Perdana Menteri Salman dan Ratu Sabrina.     

Melihat reaksi Pangeran Thalal, Nizam merasa semakin depresi. Ia duduk sambil menempelkan sikunya ke lututnya dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Saat ini Aku merasa ingin melarikan diri dari istana dan tidak ingin tinggal di sini lagi"     

Pangeran Thalal semakin mengkerut mendengar perkataan Nizam, Ia tidak berani memberi nasehat apapun karena Ia sendiri kalau ada di posisi Nizam mungkin akan merasakan perasaan yang sama. Jadi kemudian Pangeran Thalal hanya berkata,     

"Aku harap kali ini  kakak salah menganalisa " Kata Pangeran Thalal. Walaupun perkataan pangeran Thalal sangat tidak mungkin karena hal sebesar ini tidak mungkin Nizam berani main - main     

"Aku juga berharap demikian tetapi bukti semakin kuat" Kata Nizam sambil menundukkan mukanya.     

"Bukti apa? Aku tidak pernah melihat bukti kalau mereka ada hubungan cinta"     

"THALAL !! Apa kau bisa tidak mengatakan sevulgar itu?" Kata Nizam membentak adiknya. Pangeran Thalal menutup mulutnya lalu memberikan isyarat menggunakan tangan seakan dia sedang menarik gerakan menutup resleting di mulutnya.     

Nizam kemudian menceritakan segalanya kepada adiknya, mulai dari foto - foto, kecurigaannya sejak kecil dan perkataan dari Ratu Zenita. Pangeran Thalal meraih  gelas di depannya dan meminumnya dengan sekali tenggak saking kagetnya.     

Pangeran Thalal sebenarnya memang memiliki perasaan yang sama dengan Nizam. Tetapi Ia selalu mengingkari kecurigaannya. pangeran Thalal bahkan lebih mencurigai hubungan Nizam dengan Arani dibandingkan dengan hubungan Ratu Sabrina dan Perdana Menteri Salman. Setidaknya Ratu Sabrina dan Perdana Mentri Salman selalu ditemani oleh asisten Ratu Sabrina dimanapun mereka berada. Tetapi Nizam dan Arani sering berdua bersama tanpa siapapun karena Arani memang asistennya Nizam.     

Pangeran Thalal memijat keningnya karena kepalanya tiba - tiba pusing, " Apa yang akan kakak lakukan?" Kata Pangeran Thalal sambil berkeringat dingin. Pangeran Thalal mengira kalau Nizam pasti akan membunuh Perdana Menteri Salman. Tetapi Pangeran Thalal terkejut karena Nizam malah menggelengkan kepalanya.     

"Aku akan menutup mulutku rapat - rapat dan mungkin akan menikahi Putri Mira" Kata Nizam sambil kembali menghela nafasnya. Pangeran Thalal sekarang terbatuk - batuk saking kagetnya.     

"Apa hubungannya ini dengan Putri Mira? Ada apa? " Kata Pangeran Thalal sambil memegang bahu Nizam dan menggoncangkannya dengan keras.     

"Kakak jangan gila. Kakak baru saja terlepas dari Putri Rheina sekarang malah terjebak oleh wanita tidak tahu malu itu. Aku tidak akan pernah menyetujuinya. Ini lebih menjijikan daripada Kakak menikahi Kakak Putri Rheina. Ia orang yang paling tidak tahu malu. Ia sama jahatnya dengan Pangeran Barry" Kata Pangeran Thalal berkata dengan nada cepat dan tajam.     

"Kakak Putri Alena pasti sangat sedih dan istriku akan mengamuk karena tindakan kakak yang diluar nalar ini" Kata Pangeran Thalal lagi. Seakan Pangeran Thalal tidak puas dengan omelannya kepada Nizam. Baru kali ini Nizam diomeli panjang lebar oleh Pangeran Thalal. Dan kali ini Ia juga tidak ingin membantah apapun yang dikatakan oleh Pangeran Thalal. Nizam hanya terdiam dengan putus asa hingga kemudia Pangeran Thalal berhenti mengomelinya. Pangeran Thalal sudah lelah mengomel apalagi melihat Nizam hanya terdiam saja sambil mendengarkan omelannya.     

"Apa kau sudah selesai?" Kata Nizam setelah melihat Pangeran Thalal menutup mulutnya dengan nafas sedikit memburu.      

"Maafkan Aku. Aku sangat emosi" Kata Pangeran Thalal.     

"Orang yang mengirimkan foto mengancamku untuk segera menikah dengan Putri Mira karena kalau tidak Ia akan menyebarkannya ke seluruh kerajaan Azura dan Aliansi" Kata Nizam.     

"Apa  perdulinya? Kakak tidak boleh mengikuti perkataannya. Kakak harus bisa membuat alasan sebagai penyangkalan. Kakak orang pintar dan ini pasti akan mudah diatasi. Aku sangat tidak ingin Kakak menikah dengan putri Mira. Aku sangat membencinya dan semakin membencinya ketika tahu dia menipu kita semua lalu menjebak istriku sampai istriku menjadi sedikit depresi"     

"Kakak adalah orang terpintar yang paling Aku kenal. Ayolah cari akal bagaimana agar putri itu bisa keluar dari dalam harem. Dan segera memberikan klarifikasi kepada rakyat sekarang juga." Kata Pangeran Thalal masih berusaha meyakinkan Nizam agar tidak menikahi Putri Mira.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.