CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Sulit Mempercayainya



Aku Sulit Mempercayainya

Nizam merasa badannya sangat lemas, saking lemasnya Nizam hampir terjatuh di atas kursi kalau saja Pangeran Thalal tidak menahannya dengan tangan kanannya.     

"Hati - hati, Kakak" Kata Pangeran Thalal dengan cemas. Ia segera mengambil air putih dan meminumkannya kepada Kakaknya. Nizam segera meminumnya dan mengucapkan terima kasih.     

"Mengapa semua terjadi di saat yang bersamaan ? Apa kau tidak merasa kalau ini ada hal yang aneh?" Kata NIzam sambil memijat kepalanya yang terasa sangat pusing. Pangeran Thalal menatap Nizam denga penuh rasa iba. Luka Pangeran Thalal akibat tendangan Nizam tentu saja masih sangat sakit rasanya. Tetapi tetap saja luka itu tidak akan menghapus rasa sayangnya kepada Nizam.     

Nizam menendangnya karena Ia berkata kasar kepada Ratu Sabrina. Sehingga membuat Nizam marah. Jadi Pangeran Thalal menerimakan tendangan Kakaknya terhadap dirinya. Sedangkan Nizam sendiri kemudian menyesal telah menendang Pangeran Thalal. Harusnya Ia lebih memahami  kalau perkataan kasar Pangeran Thalal kepada Ratu Sabrina dan Nizam tadi, Ia anggap sebagai luapan emosinya saja atas nasib ibu kandungnya.     

Nizam dan Pangeran Thalal juga tentu saja tidak ingin memperpanjang masalah ini. karena apa yang mereka perdebatkan tidaklah akan menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Bukankah kejadiannya juga sudah terjadi. Ibarat masak nasi sudah menjadi bubur kan tidak mungkin bubur itu dikembalikan jadi nasi.     

Pangeran Thalal mendengar pertanyaan Kakaknya dan Ia menjawabnya,     

"Tentu saja Kakak, kalau sampai kalung itu hilang maka Ibunda Ratu pasti akan murka. Bukankah kakak tahu betapa ibunda sangat kesal ketika kalung itu tidak diberikan kepadanya dan malah diberikan kepada Kakak. Seakan Nenek tidak mempercayainya.     

Lalu jika  kalung itu hilang ditangan Kakak Putri Alena maka Kakak Putri pasti akan terkena hukuman. " Kata Pangeran Thalal dengan muka tidak kalah kusutnya dari Nizam. Ia melihat dengan jelas bagaimana wajah istrinya langsung pucat melihat leher Alena kosong. Kalung itu tadi pagi masih ada dileher Alena. Nizam mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Ia baru saja mau berdiri. Pangeran Thalal segera menahannya.     

"Kakak mau kemana?" Kata Pangeran Thalal     

"Aku mau membantu Alena mencari kalung itu" Kata Nizam. Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya melarang kakaknya melakukan itu.     

"Tolong jangan lakukan itu Kakak" Kata Pangeran Thalal.     

"Tapi mengapa?" Nizam sudah terlihat sangat galau karena ini menyangkut nasib istrinya.     

"Kalau kalau itu jatuh, mereka pasti akan segera menenmukannya. Tidak akan ada orang yang berani mengambil barang milik kerajaan yang begitu berharga kecuali Ia sudah bosan dengan nyawanya." Kata Pangearn Thalal     

"Kau benar, Aku sangat berharap kalung Alena benar - benar terjatuh atau ada yang menemukan dan kemudian mengembalikan kepada Alena. Dan Aku tahu tidak seharusnya aku ikut mencari kalung itu karena jika sampai Aku mencarinya, orang akan cepat mengetahuinya.     

Kita harus diam seolah - olah tidak terjadi apa - apa. Bahkan jika kalung itu benar - benar hilang maka kita harus mencari skenario agar kalung itu seolah - olah tidak hilang. Aku tidak ingin istriku tersudut karena masalah ini" Kata Nizam sambil menenangkan dirinya sendiri. Sesaat mereka berdua tidak saling berbicara dan hanya terdiam dengan pikirannya masing - masing. Nizam kemudian berkata lagi.     

"Aku pikir kalau seandainya kalung Alena ada yang mengambil, pasti ini ada kaitannya dengan foto - foto yang diambil oleh orang itu" Kata Nizam lagi.     

"Bisa jadi Kakak, karena biasanya dua harimau tidak akan berkeliaran ditempat yang sama. Ada pepatah mengatakan kalau musuh, dari musuh dari musuh kita adalah teman. Bahkan mungkin saja ini ada hubungannya dengan kematian Putri Kumari yang sampai saat ini masih belum ketahuan" Kata Pangeran Thalal.      

Pangeran Thalal jadi semakin khawatir kalau Kakaknya ini benar - benar harus menikahi Putri Mira. Apa Ia harus membunuh Putri Mira? Pangeran Thalal jadi berpikir akan membunuh putri itu tetapi kemudian Pangeran Thalal mengusap wajahnya dan beristighfar. Ia tidak mungkin membunuh wanita hanya karena wanita itu ingin  menjadi kakaknya.     

Lagipula walaupun ada kaitannya dengan Putri Mira, tidak mungkin Putri Mira bisa melakukan kejadian yang luar biasa seperti ini. Orang yang bisa menyusup ke dalam istana Ratu Sabrina tentu bukan orang sembarangan dan sebenarnya sangat mustahil melakukannya. Ada banyak penjaga di istana itu dan kesetiaannya tidak usah diragukan lagi.     

"Siapa sebenarnya orang itu? Apakah dia pangeran Barry? Tapi apa mungkin dia bisa melakukan hal ini? Dia saat ini sedang ada di tempat pengasingan dan sangat tidak mungkin dengan gerakannya yang dibatasi, Ia bisa mengatur orang untuk menyusup dan menghancurkan pertahanan istana Azura yang sangat ketat.     

Mendengar kata - kata Pangeran Thalal, Nizam malah semakin galau dan teringat dengan tuduhan dari Perdana Menteri Salman yang mengatakan kalau Pangeran Abbash berada di balik semua ini. Nizam menggelengkan kepalanya,     

"Aku tidak tahu, ini sangat sulit dipercaya" Kata Nizam membuat Pangeran Thalal mengernyitkan keningnya,     

"Ada apa? Apa Kakak tahu sesuatu?" Pangeran Thalal bertanya dengan wajah sangat penasaran.     

"Paman Salman mengatakan kalau Pangeran Abbash ada di balik semua ini" Kata Nizam dengan suara perlahan. Walaupun suara Nizam sangat pelan tetapi bagi Pangeran Thalal perkataan Nizam tidak ubahnya seperti suara petir yang menghantam tubuhnya.     

Tenggorokan Pangeran Thalal mendadak seperti gurun ditengah hari, kering kerontang hingga Ia segera mengambil botol yang berisi air mineral lalu meminumnya sampai habis satu botol. Tenggorokannya yang kering sekarang sudah terasa basah tetapi hatinya tetap merasa kering.     

Pangeran Thalal mengusap dagunya lalu usapan itu berubah jadi gosokan. Ini sangat mengejutkan tetapi masuk diakal. Sangat masuk di akal. Satu- satunya yang paling mungkin bisa menyusup ke sana ke mari tanpa diketahui oleh orang lain adalah dengan kemampuan yang dimiliki oleh Pangeran Abbash. Pangeran Abbash bisa menyusup ke tubuh siapapun tanpa dicurigai siapapun. Ya Tuhan, tubuh Pangeran Thalal mendadak gemetar.     

"Aku tidak ingin mempercayai hal  ini. Dan Aku yakin dia tidak akan seperti itu. Apa motifnya ? Ia tidak mungkin masih mencintai Alena" Kata Nizam.     

"Ia menyelamatkan nyawa Arani ketika di Amerika. Ia juga menyelamatkan nyawa Kakak Putri Alena ketika Pangeran Barry hendak menculiknya. Ia juga menyelamatkan nyawa anak - anak kita. Jadi apa mungkin Ia akan melakukan perbuatan sekeji itu?" Kata Pangeran Thalal. Mendadak Pangeran Thalal terdiam ketika Ia menyadari kalau Pangeran Abbash adalah bekas orang jahat dan tukang menghalalkan segala cara untuk menolong kakaknya. Jadi kejadian hanya mengambil foto orang sungguh bukan hal yang mustahil baginya.     

"Itulah sebabnya Aku sulit mempercayainya dan Aku sangat ingin tidak mempercayainya" Kata Nizam sambil menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi.     

"Apa ada petunjuk lain?" Kata Pangeran Thalal. Tapi baru saja Nizam mau menjawab ketika dia menyadari kalau handphonenya berbunyi. Nizam mengambilnya dan Ia sangat terkejut  melihat foto - foto yang terkirim di handphonenya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.