CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Memang Gila, Nizam



Kau Memang Gila, Nizam

0"Cynthia apa yang kau katakan semuanya adalah benar ada banyak masalah yang terjadi padaku saat ini. Aku sudah berbicara dengan suamimu. Tetapi belum aku menyelesaikan masalahku datang lagi masalah yang lebih parah dibandingkan masalah yang sebelumnya." kata Nizam berkeluh kesah terhadap adik iparnya.     
0

Cynthia kemudian duduk di hadapan Nizam, "Aku tidak tahu apa permasalahan mu, yang pasti hidup memang selalu penuh dengan masalah. Tetapi melihat dari caramu menghadapi masalah ini, aku yakin kalau masalah ini pasti sangat berat."     

Nizam kemudian meraba pakaiannya, dia ingin mencari handphone tetapi kemudian Nizam teringat kalau handphonenya sudah dibanting. Sehingga mau tidak mau Ninjam terpaksa menceritakan semuanya kepada Chintya. Mata Chintya terbelalak dengan lebar mendengar penjelasan dari Nizam. Cynthia bahkan duduk dan hampir jatuh dengan lemas     

Mengapa hanya dalam waktu satu hari, masalah Jadi begitu rumit.     

Bagaimana mungkin ratu Sabrina ibundanya Nizam yang sangat menjunjung moral tinggi, disiplin dan sangat tegas bisa melakukan hal yang sangat memalukan. Dia berselingkuh dengan Perdana Menteri Saman.     

"Ibundamu itu orang yang sangat menjunjung tinggi moral. Mengapa dia bisa melakukan perbuatan sehina itu? "kata Cynthia kepada Nizam dengan muka tidak percaya. Tetapi belum Nizam menjawab. Cynthia teringat sesuatu sehingga Ia sudah berkata lagi.     

"Tidak... tidak... aku minta maaf. Aku tidak bermaksud mengatakan itu semua. Aku tahu bahwa manusia tidak ada yang sempurna.      

 Apapun yang dilakukan oleh ibumu pasti ada alasan di balik itu semua. Kau tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri atas perbuatan yang sudah dilakukan oleh orang lain walaupun itu ibumu sendiri. Dan kau tidak boleh terjebak oleh orang yang sudah mengirimkan foto-foto itu kepadamu. Aku berharap kalau foto - foto itu bohong" Kata Chintya kepada Nizam.     

Nizam hanya terdiam. Dia mengalihkan pandangannya ke arah daun-daun yang yang berserakan di dekat kolam. Dari awal sebenarnya ia tidak ingin berbicara dengan Cynthia karena hal ini adalah hal yang paling memalukan dalam hidupnya. Dia hanya berbicara dengan pangeran Thalal karena Nizam merasa kalau Pangeran Thalal adalah adiknya sendiri.     

Nizam mengandalkan Pangeran Thalal dan ibunya untuk menjaga Baginda Walid tetapi sekarang Nizam terpaksa harus bercerita. Tetapi Nizam lalu bersyukur bahwa Cynthia tidak menyudutkan ibunya seperti pangeran Thalal yang menyudutkan ibunya. Dalam hal ini Cynthia ternyata lebih bijaksana.     

"Pangeran Barry menekanku dengan foto-foto itu. Aku harus menikahi adiknya dan dia juga menekan ibundaku agar dia mengizinkan adiknya untuk melakukan apa saja termasuk mendatangkan para pelayan, penjahit dan desainer dari kerajaan Zamron untuk menjahit pakaian pengantin. Sejak kapan ada banyak orang luar masuk ke dalam Harem? Pangeran Barry benar - benar tidak dapat diremehkan.     

Kau dapat bayangkan, bagaimana dia begitu leluasa masuk dan menyusup ke istana Azura. Pangeran Barry seperti seekor gurita yang memiliki banyak tangan dan sangat licin. Dia juga licik seperti rubah.     

Aku pikir dia sudah tamat ketika diasingkan kan oleh ayahnya ke pulau terpencil dan aku pikir dia juga sudah tidak berdaya karena adiknya yang selama ini selalu membantunya sekarang yang sudah berada di pihakku, tetapi ternyata dia sama sekali tidak lemah.Aku yakin dia memiliki rencana yang sangat besar di balik semua tindakannya ini.     

Dia tidak akan pernah berhenti sampai dia mendapatkan yang Ia inginkan. Aku tidak ingin menikahi Putri Mira. Terlebih posisi Alena sedang terancam karena kalungnya yang hilang." Perkataan Nizam langsung mengingatkan kepada Alena.     

"Ngomong- ngomong tentang Alena, lalu bagaimana dengannya sekarang? mungkin saat ini yang harus kau lakukan adalah segera menemuinya dan tenangkan Alena terlebih dahulu. Aku tahu kalung itu sangat berharga tetapi walaupun sangat berharga. Tentu saja itu tidak akan sepadan dengan harga istrimu.' kata Chintya pada Nizam.     

"Aku tahu itu. Aku hanya kesal karena Alena terkadang ceroboh dan kecerobohannya kali ini berakibat fatal. Kau tahu kenapa? Aku sangat marah kepada Alena saat ini. Karena ini bukan hanya sekedar kehilangan kalung.     

Ada orang yang mengirimkan foto-foto itu. Kecerobohannya kembali dimanfaatkan orang." kata Nizam sambil menghembuskan nafasnya dengan resah.     

"Foto-foto yang mana lagi? Apakah ada foto-foto yang lain ?" kata Cynthia dengan suara tinggi sambil mengerutkan keningnya. Nizam menghela nafasnya yang terasa berat kemudian dia menganggukkan kepalanya. "Ada orang yang mengirimkan foto-foto Alena sedang berdua dengan pangeran Abbash dan mereka berbicara begitu akrab bahkan aku bisa melihat videonya bagaimana Alena tertawa dengan sangat ceria.     

Dan aku yakin foto-foto itu adalah asli dan bukan rekayasa" Kata Nizam kepada Cynthia.     

"Oh tentu saja. Mereka selalu menggunakan trik yang kotor dan murahan. Mereka menggunakan foto lagi. Foto lagi... sungguh memuakkan. Dan Kau tentu tidak bodoh untuk sampai tertipu dengan foto-foto seperti itu?" kata Chintya sambil melotot dan tangannya bergerak-gerak menunjukkan bahwa dia sangat kesal.     

"Apa yang kau katakan adalah benar, Cynthia. Aku tidak percaya hanya yang membuat aku kesal adalah orang itu mengatakan bahwa kedatangan Pangeran Abbash ke sini adalah bukan untuk membujuk adiknya tetapi untuk bertemu dengan istriku.     

Kata orang itu ternyata Pangeran Abbash masih sangat mencintai Alena Dan Dia bahkan berencana akan melarikan diri bersama. Dan kau tahu? orang itu berkata bahwa Alena memberikan kalung dari nenekku sebagai tanda cinta kepada Pangeran Abbash," kata Nizam kepada Cynthia.     

Cynthia mendengarkan dengan mulut ternganga tetapi kemudian dia tertawa dengan keras, "Ha-ha-ha.. sungguh cerita sebelum tidur yang sangat menarik. Dari mana orang itu memiliki cerita konyol ini ? Ini seperti anak TK yang sedang mengarang bebas. Dia pikir kita adalah orang bodoh yang percaya begitu saja." kata Chintya kepada Nizam.     

"Ya.. aku tentu tidak percaya tetapi buktinya kalung itu hilang dan sampai sekarang tidak ada... " Nizam belum selesai berkata ketika Cynthia memotong,     

"Sebentar - sebentar Nizam, kau tidak sedang mengatakan kepadaku, bukan? Kalau Alena memang benar-benar memberikan kalung itu kepada Pangeran Abbash. Aku bersumpah akan mencekik mu sampai mati kalau kau sampai berpikiran bahwa temanku itu telah menyeleweng dengan Pangeran Abbash"     

Wajah Nizam menjadi pucat lalu dia berkata, "Aku tidak ingin berpikiran seperti itu, Cynthia. Aku sungguh tidak ingin berpikiran seperti itu."     

"Apa yang kau katakan ? Kau tidak ingin berpikiran seperti itu, tapi ternyata kau memiliki pikiran seperti itu," kata Chintya sambil mulai berdiri dengan penuh emosi.     

Nizam menatap Cynthia dengan mata berkaca-kaca, Kau tahu Chintya? Mata Alena selalu berbinar-binar kalau nama pangeran Abbas disebut. dia juga tampak penuh semangat ketika Pangeran Abbas akan datang ke Azura dan dia memakai kalung dari nenekku untuk menyambutnya," kata Nizam dengan hati yang yang sangat sedih.     

"Tapi itu tidak menunjukkan bahwa dia akan selingkuh dengan pangeran Abbash. kamu harus tahu aku juga gembira bertemu dengan pangeran Abbash. Aku juga berdandan dengan cantik sampai adikmu sangat cemburu tetapi aku sama sekali tidak berniat untuk berselingkuh dengan pangeran tampan itu. Kami hanya ingin terlihat cantik.     

Dan itu bukan cinta, itu hanya sebuah kekaguman. Anggap saja kami sedang mengidolakan seorang artis. Artis Korea misalnya. Apakah kami berharap untuk menikahinya? Tentu saja kami tidak seperti itu.     

Kami hanya menyukainya itu saja. Dan Alena itu, Dia memang konyol tapi dia bukan orang yang keji. Hapus semua bayangan burukmu kepadany. dan kau harus segera menemuinya untuk menenangkan dia. Dia sedang sangat gelisah saat ini," kata Chintya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.