CINTA SEORANG PANGERAN

Maafkan Aku Alena



Maafkan Aku Alena

0"Siapa kau?" Nizam langsung membentak orang yang menelponnya. Ia tahu pasti kalau orang ini bukan Pangeran Thalal. Berarti ada dua orang yang mencoba menggertak dia dengan foto. Nizam sangat yakin kalau salah satu dari mereka terinspirasi oleh yang lain. Mengingat mereka adalah dua orang yang berbeda.     
0

" Aku tidaklah penting, tetapi Aku hanya ingin memberi tahu kepadamu kalau foto antara Pangeran Abbash dan Putri Alena sudah tersebar di dalam istana. Jika kau tidak menemukan kalung itu maka Istri mu akan terbukti bersalah" Orang itu berkata dengan tidak sopan. Ia bahkan tidak memanggil Nizam dengan sebutan Yang Mulia.     

"Sebenarnya Kau ingin apa? Beritahu Aku!" kata Nizam lebih geram dengan kasus ini dari pada kasus ibunya dan perdana Menteri Salman. Setidaknya ibunya dan perdana negeri salaman sudah jelas kesalahannya. Tetapi Alena tidak melakukan seperti yang terlihat di dalam foto itu dan yang paling membuat Nizam tidak habis akal adalah orang  itu ternyata tidak meminta apapun darinya. Jadi sebenarnya orang itu memiliki tujuan apa untuk menyebarkan foto-foto itu ?     

Tetapi orang itu tidak menjawab pertanyaan Nizam. Ia malah tertawa dengan puas lalu dia berkata lagi, "Aku adalah salah satu orang yang tidak suka melihat kau hidup bahagia hanya dengan satu istri. Dan yang jadi istrimu seharusnya bukanlah Alena. Dia adalah orang asing. Istrimu tidak boleh dari negara lain.     

Pihak kerajaan sudah menyediakan banyak istri untuk di dalam harem tetapi kau malah memilih istri dari luar bahkan sudah bertindak tidak adil dengan hanya bersama istri asingmu itu. Kau tidak mempedulikan semua istri-istrimu di dalam harem. Kau  sudah merusak tatanan hidup di kerajaan juga membuat ketegangan di antara kerajaan Aliansi dan para pejabat yang anak-anaknya ada di dalam harem.     

Aku hanya ingin memberikan peringatan kepadamu bahwa apa yang kau lakukan telah membuat kekacauan di kerajaan jadi jalan satu-satunya adalah istrimu harus menyingkir darimu Dan kau dapat menjadi putra mahkota kami seperti dulu. Seharusnya kau akan menjadi raja besar yang akan memimpin kerajaan azzura. Tetapi kau merusak semua mimpi kami. Kau yang seharusnya membawa kedamaian di dalam kerajaan malah membawa pertikaian diantara kami." Orang itu bicara panjang lebar dan Nizam langsung tahu siapa orang ini walaupun tidak tahu dengan detail.     

"Apakah kau ayah dari salah satu wanita yang ada di dalam harem?" Kata Nizam kepada orang itu sambil menggelengkan kepalanya. Orang itu terdengar semakin tertawa.     

"Ah bukan - bukan. Kau bukan ayah dari wanita yang ada di dalam harem karena dari suaramu kau terdengar masih muda. Kau mungkin salah satu kakak atau adik darinya atau orang suruhannya?"     

"Kau memang sialan. Tidak sia - sia kau sekolah di Amerika. Otakmu semakin cerdas saja. Sungguh sangat disayangkan wanita itu telah merubah dirimu. Kau adalah asset kerajaan Azura seharusnya semua berjalan dengan baik kalau tidak ada wanita itu. Wanita menyebalkan"     

"Aku peringatkan kepadamu. Wanita itu adalah nyawakku. Kalau kau berani menyentuh sehelai rambutnya saja maka Aku akan membunuhmu. Siapa kau sebenarnya? Jangan bersembunyi seperti orang pengecut" Kata Nizam dengan sangat marah.     

"Kau kan sudah mengatakan tadi. Kalau Aku adalah salah satu ayah yang putirnya ada di dalam harem.  Aku  adalah ayah dari putri  yang telah kau sia-siakan. Jika kau menginginkan istri tercintamu itu selamat maka sebaiknya kau bersikap adillah terhadap istri - istrimu yang lain. Aku pikir permintaanku tidak banyak. Jadilah suami yang baik dan raja yang baik. Bukankah itu akan lebih menguntungkan semua pihak?"     

"Aku beritahukan kepadamu.  Aku adalah Nizam.  Aku akan menjadi raja yang bermartabat tanpa harus di atur siapapun. Aku bukanlah boneka yang bisa diatur oleh kerajaan. Aku memiliki prinsip tersendiri. Aku tidak ingin memiliki banyak istri terlebih para wanita itu hanya ingin memiliki keturunan dariku dan status sosial sebagai wanita sang raja.     

Aku akan hidup dengan hanya satu wanita. Kau boleh membawa anakmu kembali. Aku tidak menginginkan siapapun selain istriku" Kata Nizam membuat Cynthia langsung memegang tangan Nizam. Ia takut kata - kata Nizam akan semakin membuat siapapun yang berbicara dengan Nizam semakin marah.     

Nizam menoleh ke arah Cynthia dengan mata keruh. Cynthia mengeraskan pegangan tangannya di lengan Nizam seakan memberikan kekuatan kepada Nizam. Nizam seperti tersadar dan Ia segera mengeraskan suara di handphonenya agar Cynthia dan Alena dapat mendengar pembicaraan antara Nizam dan orang itu.     

"Prinsip hidupmu itulah yang membuat istrimu tidak disukai oleh kami. Kau seperti terhipnotis oleh wanita itu. Kau seakan meremehkan kapasitas putri dari keajaan Aliansi. Bahkan istrimu tidak memenuhi standar kecantikan dari putri - putri kami" Kata orang itu membuat Alena langsung muram.      

Alena segera menyadari kalau Ia memang yang menjadi penyebab kekacauan dari semua ini. Kalau saja bukan karena kalungnya yang hilang mungkin semua ini tidak akan terjadi. Persoalan Nizam semakin rumit dan Ia bukannya menjadi penolong Nizam tetapi malah menambah kerumitan dalam hidup Nizam.     

Diam - diam Alena menjadi sangat sedih dan Ia lalu pergi secara perlahan disaat Nizam dan Cynthia sibuk dengan telepon orang itu. Alena melangkah kakinya dengan perlahan bahkan ketika para pelayan hendak mengikutinya, Alena memberikan isyarat melalui tangannya kalau Ia tidak ingin di ikuti.     

Air mata Alena mengalir dengan deras hingga Ia tidak menyadari kalau seseorang tiba - tiba menghampirinya,     

"Aku merasakan firasat kau sedang sedih Alena, dan ternyata itu benar" Kata suara itu, Alena menengadahkan mukanya.     

Seraut wajah tampan tampak menatapnya dengan serius. Matanya yang indah itu begitu tajam menatap Alena. Alena terkejut dan segera menghapus air matanya.     

"Jangan mendekatiku. Aku tidak ingin ada kesalah pahaman lagi." Kata Alena sambil memundurkan tubuhnya.      

"Aku minta maaf. Aku tidak sengaja berpapasan denganmu"      

"Pangeran Abbash, apa kau tahu ada yang mengambil foto - foto kita?" Kata Alena. Pangeran Abbash tampak terkejut, "Tapi siapa yang telah mengambil foto - foto kita? Apa tujuannya? " Kata Pangeran Abbash.     

"Aku tidak tahu. Aku pikir dia ingin memfitnah kita."     

"Tapi foto - foto yang mana? Kita tidak pernah melakukan apapun" Kata Pangeran Abbash sedikit bingun.     

"Aku juga tidak tahu. Tetapi Nizam sedang berbicara dengan orang itu sekarang. Pulanglah segera ke Kerajaan Zamron. Aku tidak ingin keberadaanmu mempersulit diriku. Hidupku sudah terlalu rumit" Alena terlihat sangat sedih dan itu  membuat pangeran Abbash sangat iba. Ingin rasanya Ia menari Alena ke dalam pelukannya dan membenamkan kepala Alena ke dadanya.      

"Maafkan Aku Alena, Aku gagal memberikan kebahagiaan kepadamu. Seharusnya Aku bisa membujuk adikku untuk pergi dari dalam Harem Nizam tetapi nyatanya Aku telah gagal. Dan sekarang Aku malah telah menimbulkan masalah bagimu" Mata Pangeran Abbash tidak kalah sedihnya dengan mata Alena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.