CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Lelah dengan Ketidak percayaanmu



Aku Lelah dengan Ketidak percayaanmu

0Nizam terdiam, Ia masih berpikir tentang Alena dan Pangeran Abbash. Lalu kemudian Nizam berkata,     
0

"Aku bisa mempercayai Alena, tetapi bagaimana dengan orang lain? Bagaimana dengan ibuku? Kalung itu seharusnya milik ibuku dulu sebelum ke tangan Alena, dan sekarang kalung itu hilang. Kau pikir apa yang akan ibuku lakukan kalau Dia tahu kalung itu hilang oleh Alena?" Kata Nizam kepada Cynthia.      

Mendengar perkataan Nizam, Cynthia malah langsung meradang. Dengan muka seperti ingin menelan Nizam Cynthia menjawab,     

"Apa? Apa maksudmu dengan kemarahan ibumu? Please Nizam. Dia itu sudah berselingkuh dengan Si Salman keparat itu. Lalu apa hak dia bisa menekan Alena?     

Sedangkan Alena sudah jelas tidak pernah melakukan perselingkuhan dengan siapapun. Istrimu itu suci, sesuci embun pagi. Bahkan ciuman pertamanya saja Kau yang mendapatkan" Kata Cynthia sambil     

 mendorong dada Nizam dengan tulunjuknya.     

Saking marahnya Cynthia sampai lupa kalau yang dihadapannya itu adalah putra mahkota Kerajaan Azura. Tetapi Ia sangat emosi hingga hilang akalnya. Nizam sendiri hanya diam dimarahi Cynthia seperti itu karena apa yang dikatakan Cynthia adalah benar.      

"Dia masih ibuku, Ibu kandungku" Kata Nizam mengingatkan Cynthia.     

"Aku tahu dia ibu kandung mu. Aku minta maaf jika sudah tidak sopan terhadap ibumu tetapi kau harus memilih antara istri dan ibuku. Dan kau harus memilih menggunakan akal sehat dan bukan karena dia itu ibumu," Cynthia berkata dengan berapi-api. Dia lupa kalau seorang ibu tidak bisa di gantikan oleh seorang istri.     

"Tetapi walaupun Ibu kita salah, kita harus tetap memperlakukannya dengan baik dan hormat. Aku berada di kandungannya selama sembilan bulan dan dilahirkan dengan taruhan nyawa. Jadi bagaimana mungkin Aku bisa berlaku tidak hormat kepada nya?"     

"Aku tidak menyuruhmu untuk berlaku tidak hormat, tetapi Aku hanya ingin kau bisa berlaku proporsional antara ibu dan istrimu. Kau tidak boleh membiarkan siapapun menghukum Alena atas apa yang tidak Ia lakukan. Kesalahannya hanyalah dia sudah berlaku ceroboh karena menghilangkan kalung nenekmu."     

" Aku tahu dan paham maksudmu. Tolong Aku Cynthia, bantu Aku menemukan kalung itu. Aku tidak ingin berita kehilangan kalung ini tersebar dengan tambahan cerita kalau kalung itu diberikan Alena kepada Pangeran Abbash sebagai tanda cintanya.     

Aku takut kalau sampai tersebar maka bukan ibuku yang akan menindak Alena tetapi para tetua kerajaan yang akan turun tangan" Kata Nizam kepada Cynthia.     

Diam - diam Alena mendengar kan di luar pembicaraan antara Nizam dan Cynthia. Ia tadi begitu penasaran mengapa Cynthia menarik tangan Nizam dan berbicara kepadanya. Ketika Ia mendengar seluruh pembicaraan antara mereka berdua maka muka Alena menjadi pucat pasi.     

Alena tidak hanya terkejut mendengar perselingkuhan antara Ratu Sabrina dan Perdana Menteri Salman Tetapi adanya foto - foto antara dirinya dan Pangeran Abbash yang sedang berbicara berdua yang membuat Alena menjadi tidak mengerti.     

Maka tidak bisa ditahan lagi Alena langsung menerjang masuk dan berkata sambil menatap Nizam dengan pandangan sangat sedih.     

"Mengapa selalu harus Aku yang jadi korban fitnahan orang - orang. Nizam! Aku tidak pernah berbicara berdua dengan Pangeran Abbash. Kalaupun kami berbicara kami selalu bersama yang lainnya. Bersama Lila, Cynthia dan para pelayan.     

Aku tahu batasanku sendiri, Aku adalah istri mu dan Pangeran Abbash adalah suami dari temanku. Apa aku bisa melakukan hal sekeji itu?     

Dan jika kau tidak percaya ya kepada ku, aku Aku akan pergi saja. Aku sudah lelah dengan semua ketidakpercayaan mu kepadaku lebih baik aku pulang ke Indonesia. "Kata Alena dengan wajah yang murah. Nizam sangat terkejut melihat istrinya tiba-tiba masuk dan berkata seperti itu. Ia segera menghampiri Alena dan memegang bahunya, "Aku tidak mengatakan bahwa aku tidak percaya kepadamu, alena. Jadinsebaiknya kau simpan saja niat mu itu. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi dari sisiku," kata Nizam kepada Alena.     

Alena menepiskan tangan Nizam di atas kedua bahunya lalu berkata dengan sengit. "Mempercayaiku? Mempercayai apa? Mengapa kau terlihat sangat marah kepadaku?     

Aku bersumpah tidak pernah melakukan apapun dan aku tidak tahu kalau kalung itu hilang di mana? kata Alena sama menatap Nizam dengan tatapan yang tajam. Nizam menghela nafasnya lalu berkata kembali, "Aku marah bukan karena mengira kau berselingkuh dengan pangeran Abbas. Tetapi aku marah karena kau terlalu ceroboh sampai bisa menghilangkan kalung itu dan aku juga tidak mengerti mengapa foto-foto antara kau dan Pangeran Abbas yang sedang berbicara berdua sampai bisa tersebar.     

Berarti ada orang yang sudah mengambil foto-foto itu tanpa sepengetahuan kalian. Kalau kau tidak merasa kau sudah berbicara berdua dengan pangeran Abbas, lalu apa yang terjadi sebenarnya sehingga kau bisa tertangkap berbicara hanya berdua saja?" kata Nizam dengan muka yang tidak kalah kusutnya dengan muka Alena.     

"Nizam, orang yang jahat selalu tahu bagaimana cara mencelakai orang lain. Aku yakin kalau sebenarnya foto itu memang asli maka orang yang mengambil foto itu sengaja mengambil foto antara Pangeran Abbas dan Alena dengan sudut yang sangat tepat.      

Aku akui orang ini pasti sangat profesional. Karena apa yang dikatakan oleh Alena adalah benar. Kami berbincang dengan pangeran Abbas di sebuah taman tetapi itu bersama Lila dan ada banyak pengawal serta pelayan di sekeliling kami bahkan ada asisten Pangeran Abang sendiri.     

Yang tidak aku mengerti bagaimana bisa ada orang yang mengambil foto kami karena semua pelayan dan pengawal itu adalah orang-orangmu. Pangeran Abbas hanya membawa satu orang asisten selain daripada itu tidak ada siapapun lagi "kata Cynthia kepada Nizam.     

Nizam kembali mengerutkan keningnya seharusnya dia berpikir ke arah sana juga. Tetapi karena dia memang emosi maka Nizam tidak sampai memikirkan hal yang dipikirkan oleh Cynthia.     

Nizam lalu menoleh kearah Cynthia dan berkata "Kau benar Cynthia. orang itu pasti mengambil sudut yang tepat sehingga yang terambil hanya foto Alena dan Pangeran Abbash.     

Yang aku tidak mengerti adalah foto-foto itu terlihat sangat dekat. Kelihatan nya mereka tidak memfoto dalam jarak yang jauh. Sehingga aku perkirakan yang mengambil foto itu adalah orang yang ada di sekitar kalian.     

Sehingga orang itu bisa mengambil tepat foto-foto antara Alena dan Pangeran Abbas," katanya sambil terus berpikir kemudian Cynthia berkata dengan kesal kepada Nizam.     

"Seharusnya kau tidak memecahkan handphone-mu sehingga kami bisa melihat foto-foto itu. Kau ini kalau marah selalu tidak punya otak. Kalau saja aku bisa melihat foto-foto itu dengan jelas, maka mungkin aku bisa sedikitnya menganalisa foto-foto itu diambil dari arah mana," kata Cynthia kepada Nizam.     

Nizam terdiam tetapi kemudian Ali dari luar berkata," Yang mulia ada seseorang yang menelepon anda melalui handphone saya" kata Ali kepada Nizam.     

Nizam dan Cynthia saling berpandangan mata kemudian Nizam berkata," Kau dengar itu Cynthia, orang itu itu kelihatannya tahu bahwa handphone ku tidak bisa dihubungi sehingga dia menelepon melalui Ali. jika orang itu tahu nomor telepon Ali, orang itu pasti bukanlah orang jauh. Orang itu ada di sekitar kita dan aku sedang menebak siapa kira-kira orang itu kata Nizam kepada Cynthia sambil mengambil handphone dari tangan Ali dan mulai berbicara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.