CINTA SEORANG PANGERAN

Tinggalkan Kerajaanku



Tinggalkan Kerajaanku

0Pangeran Abbash tersenyum melihat Alena melonjak - lonjak kegirangan. Sikap ini yang membuat siapapun menyukai Alena. Alena tidak pernah bersedih lama - lama. Hatinya cepat berubah, walaupun Ia di dera banyak permasalahan dalam hidupnya tetapi Alena terlihat cukup tegar. Pangeran Abbash seperti sedang melayang melihat binar di mata Alena. Wanita di depannya ini sungguh sangat menawan. Ia seperti bidadari mungil yang menggemaskan.     
0

Alena bahkan tanpa sadar menarik  lengan Pangeran Abbash untuk mencari tempat yang sepi. Hatinya penuh dengan harapan kalau kalung itu akan segera ketemu. Dan Ia terbebas dari dakwaan telah memberikan kalung itu kepada Pangeran Abbash sebagai tanda cintanya.     

Tetapi baru saja tangan Alena memegang tangan Pangeran Abbash, suara Nizam tampak menggelegar dari belakang. Ia tadi melihat Alena keluar dari ruangan dan Ia segera mencarinya keluar setelah Ia memutuskan telepon dari orang yang sedang mengancamnya itu. Dan Ia begitu murka melihat Alena memegang tangan Pangeran Abbash.     

Bagaimana mungkin Alena begitu ceroboh melakukan itu disaat Ia sedang di sorot selingkuh. Dan apapun alasannya, Nizam sangat tidak suka Alena menyentuh pria lain. Alena sangat terkejut mendengar suara Nizam yang begitu menggelegar. Secara refleks Ia melepaskan tangannya dari Pangeran Abbash dengan gemetar. Alena lalu membalikan tubuhnya dan Ia melihat tubuh suaminya yang tinggi besar itu berdiri tegak dengan tatapan yang seperti sangat ingin membunuhnya.     

" I..ini bukan seperti yang kau bayangkan Nizam" Kata Alena dengan wajah ketakutan dan Ia menggigil ketakutan melihat Nizam berjalan mendekatinya.      

"Mataku sudah dapat melihat dengan jelas, kau memegang tangan Pangeran Abbash. Apa kau hendak membuktikan kepada orang - orang kalau foto - foto itu benar?" Kata Nizam dengan murka. Dan Ia semakin murka ketika Pangeran Abbash tiba - tiba berdiri di depannya dan mendorong dada Nizam dengan marah.     

"Apa maksud perkataanmu? Apa kau sedang menuduh istrimu yang suci ini melakukna hal yang tidak bermoral? Kau pikir Aku ini adalah orang yang tidak tahu batasan.     

Aku memang orang yang bejad dan durjana tetapi Aku bukan orang yang tidak tahu batasan. Bagiku Alena adalah wanita terhormat yang sangat suci. Aku tidak mungkin berani melakukan hal yang tercela kepadanya" Kata Pangeran Abbash tampak geram karena tuduhan Nizam.     

"Jika tahu seperti itu maka menyingkirlah dari sisinya selama - lamanya. Sudah tahu kaliang sedang berada dalam masalah tetapi kalian malah melakukan hal yang meyakinkan orang lain. Aku sangat mempercayai Alena tetapi Aku tidak mempercayaimu. Aku malah berpikir jangan - jangan kau yang melakukan perangkap untuk Alena.     

Kau ingin Alena terlihat bersalah dan diusir keluar dari Kerajaan Azura dan Ia akan mendatangimu untuk mencari perlindungan lalu kau akan menikahinya" Kata NIzam semakin tidak beraturan. Cynthia yang ada di belakang Nizam menjadi tidak tahan lalu Ia berjinjit dan memukul kepala Nizam dengan telapak tangannya saking kesalnya. Sesaat semua langsung terhentik melihat adegan yang mengerikan.     

Kepala Nizam adalah hal yang paling berharga di kerajaan Azura mengingat Ia adalah seorang putra mahkota dan sekarang dengan berani Cynthia, adik iparnya memukul kepala Nizam dengan telapak tangannya. Ini bisa mendatangkan kematian bagi Cynthia seandainya ada yang melihat lalu  melaporkan kepada Dewan kerajaan.     

Tetapi Alena malah mencibir, "Syukur kau dipukul oleh Cynthia." Kata Alena sambil menarik tangan Cynthia. Mata Cynthia menyalang tajam kepada Nizam dan Nizam mengusap kepalanya di pukul Cynthia. Ia bahkan tidak marah dipukul Cynthia. Bukankah Ia sudah sering dianiaya oleh dua orang sahabatnya itu. Untungnya tidak ada siapapun yang melihat kecuali Hanya berempat.     

"Mengapa kau memukulku?" Kata Nizam dengan tensi darah yang mulai menurun. Cynthia pasti tidak suka Alena di tuduh melakukan hal yang tidak benar bersama Pangeran Abbash. Alena yang tadi sempat ketakutan sekarang menjadi lega karena ada yang membelanya.     

"Kau tidak usah bertanya. Cukup sudah kekonyolanmu kalau sedang cemburu"     

"Apa kau tidak melihat kalau Alena memegang tangan Pangeran Abbash? Apa aku tidak boleh marah? Apapun alasannya Aku tidak suka istriku memegang pria lain" Kata Nizam sambil mencekal tangan Alena lalu menyingkirkan pangeran Abbash dari depan Alena. NIzam menarik Alena agar berada disisinya.     

"Aku minta maaf Nizam. Aku memang salah. Aku memegang tangan Pangeran Abbash karena sangat bahagia. Ia ingin membantuku menembukan kalung itu. Ia akan menggunakan pertolongan ghaib untuk mencarinya" Kata Alena kepada Nizam.     

"Aku tidak percaya dengan keahlianmu itu. Sekarang kau sebaiknya pulang saja ke kerajaan Zamron dan jangan lagi menampakkan wajahmu di kerajaanku lagi" Kata Nizam dengan muka masam. Ia tidak ingin Pangeran Abbash menggunakan ilmu ghaibnya. Nizam tidak suka dengan segala macam ilmu ghaib.     

"Kau jangan bicara seperti itu. Bukankah kau harus  membersihkan nama baik Putri Alena" Kata Pangeran Abbash.     

"Namanya tidak akan pernah baik sepanjang kau masih ada di sini. Jadi segera pulang. Aku akan menyelesaikan permasalahan kami sendiri' Kata Nizam kepada pangeran Abbash.     

"Nizam, jangan berkata seperti itu. Ini masalah serius. Ini menyangkut nama baik Alena. Kalau Ia pulang maka Ia tidak dapat membela dirinya sendiri di hadapan para tetua. Aku mohon Nizam untuk kali ini saja biarkan Pangeran Abbash untuk menggunakan ilmu ghaibnya mencari kalung Alena" Kata Cynthia kepada Nizam. Ia sendiri memiliki harapan kalau Pangeran Abbash dapat menemukan kalung itu ada di mana.     

"Tidak! Aku tidak akan tenang kalau dia ada disini. Kemarin saja orang itu dapat mengambil foto kalian berdua padahal kalian tidak pernah berbicara berdua. Apalagi sekarang kalian benar - benar akan berbicara berdua. Untung saja Aku sempat memergokinya kalau tidak maka matilah Aku karena gosip kalian" Kata Nizam sambil berbalik pergi sambil menarik tangan Alena. Alena hanya menurut sambil menoleh ke belakang,  menatap Cynthia dan Pangeran Abbash yang tidak bisa berbuat apa - apa.     

Pangeran Abbash menggelengkan kepalanya.     

"Apa kau menyalahkan Nizam karena terlalu pencemburu?" Kata Cynthia sambil menghela nafas. Di luar dugaan Pangeran Abbash malah mengangkat bahunya.     

"Aku tidak akan menyalahkannya. Karena kalau Aku ada di posisi dia, Aku akan melakukan hal yang sama. Bahkan Aku mungkin akan membunuhnya. Dia masih terlalu baik menurutku" Kata Pangeran Abbash membuat Cynthia melotot.     

"Kalian berdua memang gila. Tapi ngomong - ngomong. Beritahukan kepadaku apakah kau memang dapat membantu Alena untuk menemukan kalung itu?" Kata Cynthia sangat tertarik. Karena persoalan ini akan selesai jika kalung itu ada.      

"Ya.. tapi sekarang tidak bisa"     

"Mengapa? " Cynthia menjadi sangat penasaran     

"Karena Alena tidak ada."     

"Apa kau sedang mencoba berbuat licik? Kau hanya ingin bertemu Alena?" Cynthia menjadi sangat kesal.     

"Aku tadi dicemburui sekarang Aku dicurigai, Di tolak oleh adikku, di tuduh selingkuh, sungguh luar biasa sial nasibku" Kata Pangeran abbash     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.