CINTA SEORANG PANGERAN

Sebagian dari Wanita



Sebagian dari Wanita

0"Aku bersumpah tidak melakukannya Nizam. Kau harus percaya kepadaku" Kata Alena sambil menangis. Nizam malah menatap Alena yang menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Hatinya teriris melihat Muka Alena yang tampak merasa sangat bersalah. Nizam memegang puncak kepala Alena dan mengelusnya.     
0

"Kau hidup di dunia yang kejam. Aku tidak menyalahkanmu. Maafkan Aku. Orang - orang yang memusuhi kita terlalu pintar. Bahkan ibuku dan paman Salman juga dibodohi. Dan Aku tidak akan sampai termakan oleh kebodohan mereka" Kata Nizam Sambil menarik tangan Alena dan membenamkan muka Alena ke dalam dadanya.     

Alena sangat terhibur oleh perkataan suaminya. Ia memelu Nizam dengan erat.     

"Aku sangat ceroboh, bahkan sampai tidak tahu kalung di leher sendiri bisa hilang. Aku juga tidak tahu mengapa Aku bisa tertangkap kamera berbicara berdua dengan Pangeran Abbash. Seingatku kami berbicara berempat.  Dan tidak ada siapapun di taman itu selain para pengawal kami yang kami sangat kenal.     

Ada pengkhianat diantara kami tapi siapa? Ini bahkan dilakukan di dalam istanamu. Apakah istanamu sudah tidak aman?" Kata Alena sambil mengusap air matanya.     

"Semua sudut di istana ini tidak aman, Mata - mata sudah menyusup ke seluruh tempat disini. Alena, mulai sekarang kau harus hati - hati dan jangan percayai siapapun termasuk bayanganmu sendiri" Kata Nizam sambil memegang bahu Alena dan menatap wajahnya dengan serius.     

"Mengapa orang - orang begitu jahat? Sebenarnya mereka ingin apa?" kata Alena sambil balas menatap Nizam.     

"Mereka ingin kekuasaan, harta, sanjungan, pujian dan ambisi mereka sudah membuat otak mereka berisi sampah" Kata Nizam.     

"Nizam.. Aku takut kalau kau akan celaka" Kata Alena tiba - tiba.     

"Bukan kecelakaan Aku yang harus kau takuti tapi dirimu sendiri yang harus kau takuti."     

"Tapi mengapa harus Aku? Aku bukan siapa - siapa. Aku hanya istrimu"      

"Yah.. kau hanyalah istriku dan karena kau istriku itulah yang membuat kekacauan ini semua."     

"Maafkan Aku Nizam. Seandainya Aku tidak mengenakan kalung itu mungkin ini semua tidak akan terjadi."     

"Tidak apa - apa. Mungkin ini sudah takdirnya. Kita harus bersiap menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya"     

Baru saja Nizam selesai berkata terdengar suara yang mengumumkan kedatangan Ratu Sabrina. Alena langsung menggigil ketakutan dan Ia memegang tangan Nizam dengan erat.     

"Tolong Aku Nizam, Aku tidak mau dicambuk atau dipukul" Kata Alena sambil gemetar. Wajah Nizam langsung gelap.     

"Aku berjanji akan melindungimu dengan nyawaku" Kata Nizam sambil menepuk tangan Alena yang memegang tangannya. Istrinya sesuci embun pagi dan Ia tidak akan membiarkan siapapun menyentuhnya. Menghukum atas kesalahan yang tidak pernah Ia perbuat adalah perbuatan keji. Menuduh wanita baik - baik melakukan perselingkuhan adalah fitnah yang keji dan Nizam tentu tidak akan tinggal diam.     

Nizam lalu menyuruh Alena tinggal di dalam kamarnya dan jangan keluar jika tidak Ia suruh. Alena menganggukkan kepalanya dan segera naik ke tempat tidur. Ia lebih baik membaringkan tubuhnya sambil menenangkan pikirannya.     

Nizam segera keluar dari ruangannya dan menemui ibunya. Nizam membungkuk sambil mencium tangan ibunya lalu mengecup kedua pipinya. Ratu Sabrina tersenyum dan mengusap kepala anaknya. Ia merasa terbeli hatinya oleh tingkah anaknya. Hatinya jadi merasa sangat bersalah telah melakukan banyak kebohongan kepada Nizam.     

Ratu Sabrina menghela nafasnya lalu duduk  di kursi dan ikuti oleh Nizam. Nizam memberikan isyarat melalui tangannya agar semua orang meninggalkan dirinya dan Ratu Sabrina. Ratu Sabrina menatap anaknya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Saat ini Ia merasa sangat jauh dari Nizam. Ibarat benda. Selama ini Ratu Sabrina berusaha menggenggam Nizam sangat kuat dan melindunginya dari apapun dan berusaha menempatkan benda itu di tempat yang tertinggi. Tetapi saat ini Ratu Sabrina merasa kalau genggamannya pada benda itu hampir terlepas dan Ia berusaha mempertahankannya.     

"Anakku.. Kau tentu tahu maksud kedatanganku" Kata Ratu Sabrina sambil menatap anaknya.      

"Tentu Ibunda, Ananda tahu. Ini tentang kalung..." Nizam menjawab dengan nada pahit.     

"Tentu Kau tahu, kalau Ibunda sudah tidak berharga lagi dimatamu. Kau menuduhku berselingkuh dengan pamanmu" Kata Ratu Sabrina. Nizam terdiam, sungguh Ia tidak ingin mempercayai ini semua tetapi pada kenyataannya ini terjadi. Walaupun ada banyak aplikasi bagaimana mengedit suatu foto senyata mungkin tetapi Nizam tidak bisa ditipu. Foto itu adalah nyata dan diambil dari sudut yang sangat tepat.     

"Hanya Ibunda yang tahu kebenarannya" Kata Nizam kepada ibunya.     

"Pangeran Abbash sangat tampan. Diakui atau tidak ketampanannya banyak memabukan para wanita. Selama ini dia tidak pernah menampakan wajahnya kepermukaan. Tidak ada yang kenal putra kedua dari Sultan Mahmud. Hanya Pangeran Barry yang selama ini kita kenal.     

Aku harus mengakui kalau ketampanannya jauh melebihi ketampananmu. Selama ini, Kau adalah pria tertampan di Kerajaan Aliansi dan kemunculannya membuat semua wanita di kerajaan tahu kalau Pangeran itu adalah pria yang paling tampan"     

"Ananda tidak perduli dengan kenyataan ini. Ananda tidak perduli siapa yang paling tampan" Kata Nizam dengan kesal. Perduli apa dia dengan ketampanan pangeran menyebalkan itu. Gara - gara dia, istrinya jadi tertuduh berselingkuh. Kedatangannya bukan saja gagal meyakinkan putri Mira untuk pergi dari dalam haremnya tetapi kedatangannya malah membuat kekacauan yang lain. Bagaimana Nizam tidak kesal kepadanya.     

"Bukan itu permasalahannya. Karena dimata Ibunda, Kau adalah yang paling tampan dari semua laki - laki di dunia ini. Kau juga memiliki kapasitas yang jauh lebih baik darinya. Hanya saja di mata wanita tidak seperti itu. Dan mungkin di mata istrimu" Kata Ratu Sabrina perlahan - lahan.     

"Dia tidak seperti itu Ibunda, Alenaku mencintaiku tanpa melihat siapapun diriku" Kata Nizam dengan raut muka tidak senang.     

"Kami berbeda dengan laki - laki, terkadang sebagian dari kami tidak memandang harta dan kekayaan. Ada juga bagian dari kami yang melihat ketampanan seorang pria untuk bisa jatuh cinta kepadanya"     

Nizam malah menatap ibunya dengan lekat. Sebagian dari wanita mencintai pria karena ketampanannya dan sebagian lagi karena kekayaan dan kedudukan. Jadi bagaimana dengan Ratu Sabrina, ibunya itu? Ratu Sabrina termasuk ke dalam bagian wanita yang mana? Dia menikahi Ayahnya karena kekayaan dan kedudukan, Dia mencintai Paman Salman tetapi malah menikahi pria lain dan kemudian memilih untuk tetap berselingkuh dengannya hingga ayahnya meninggal.     

Nizam menggigil mengingat betapa jahat ibunya. Ibu yang telah mengandung dan melahirnya tega berbuat seperti itu kepada laki - laki yang telah memberikannya anak dan kehormatan. Entah mengapa Nizam menjadi jijik kepada ibunya. Ingin rasanya Ia mencekik ibunya hingga mati tetapi dia ingat kalau Dia harus memperlakukan ibunya sebaik mungkin sejahat apapun ibunya. Karena walau bagaimanapun Ibunya adalah orang yang telah mengandung dan melahirkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.