CINTA SEORANG PANGERAN

Usulan Alena



Usulan Alena

0Nizam menatap lekat ke arah wajah ibunya lalu berkata, "Ibunda... apakah ibunda tidak merasa berdosa kepada Ayahanda?" kata Nizam perlahan tetapi penuh intonasi. Mata Ibunya balas menatap Nizam lalu berkata dengan tenang walaupun dalam hatinya gemetar karena dosa - dosanya. Walaupun Ia belum pernah berzina dalam arti sebenarnya dengan Perdana Menteri Salman tapi kebersamaan mereka sudah dalam kategori perzinahan.      
0

Tetapi sebagai seorang Ratu yang sudah berpengalaman cukup lama di dalam istana yang penuh dengan strategi, penipuan, kejahatan dan kemunafikan. Ratu Sabrina sangat menguasai dirinya sendiri.     

"Urusan Ibunda tidaklah terlalu penting dibandingkan dengan urusan Alena " Kata Ibunya membuat Nizam langsung naik pitam.     

"Apa maksud ibunda? Apakah ibunda menganggap remeh tentang perselingkuhan?" Kata Nizam. Ratu Sabrina lansung menghela nafas.     

"Ibunda tidak mengaku tidak bersalah, dan tidak menganggap kalau perselingkuhan itu bukan dosa besar. Tetapi untuk saat ini, Ibunda pikir istrimu lebih penting. Kau harus memikirkan keselamatannya. Ibunda juga tidak tahu sedalam apa cinta Alena kepadamu. Tetapi apapun yang Alena lakukan, bersalah atau tidak. Kau harus melakukan sesuatu untuk keselamatan istrimu" Kata Ratu Sabrina dengan tenang membuat amarah Nizam langsung turun.     

Ratu Sabrina tahu kalau Alena adalah hidup Nizam, Dan Ia sudah memikirkan nasihat Latifa dengan baik kalau Ia harus  menyelamatkan Alena. Karena kehancuran Alena akan menyebabkan kehancuran Nizam. Ratu Sabrina hanya memiliki satu orang anak dan Ia sudah berbuat kejahatan terhadap istri - istri Raja Walid yang lain. Seandainya Nizam tidak menjadi raja maka tamatlah riwayat Ratu Sabrina di istana. Ia hanya dapat menggantungkan hidupnya kepada Nizam. Jadi Ia harus mengatasi permasalahan antara Alena dengan pangeran Abbash.     

Nizam memikirkan perkataan ibunya dan Ia sekarang satu pemikiran dengan Ibunya. Mata Nizam kini tampak lembut. Seperti kata ibunya kalau sekarang yang paling penting adalah Alena. Alena istrinya yang tidak berdosa. Jangan sampai Ia menjadi korban kejahatan orang - orang kerajaan.     

Tiba - tiba Nizam berlutut di kaki ibunya, "Ibunda.. Aku sangat mencintai Alena. Aku bisa mati jika ada apa - apa dengan Alena. Ibunda.. Aku mohon, selamatkan Alena" Kata Nizam sambil merebahkan kepalanya dipangkuan ibunya.      

"Aku mungkin bukan seorang istri yang baik tetapi Aku selalu berusaha untuk menjadi ibu yang baik" Kata Ratu Sabrina sambil mengelus kepalan Nizam.     

"Kalung itu hilang ibunda, dan Aku yakin kalau sekarang orang - orang sudah mengetahui persamasalahan ini. Mereka pasti sudah bergosip tentang Alena" Kata Nizam. Ratu Sabrina menganggukan kepalanya.     

Ratu Sabrina untuk saat ini tidak tahu harus memikirkan apa, tetapi yang pasti, Ia akan tutup mata untuk persoalan Alena. Ia akan pura - pura tidak tahu dan tidak akan memberikan hukuman apapun. Karena memberi hukuman berarti membenarkan kasus ini.     

***     

Apa yang dikatakan Nizam memang benar, gosip itu lebih cepat dari api yang menyambar tumpukan kayu bakar kering. Saat ini orang - orang sudah mulai bergosip tentang kedatangan Pangeran Abbash yang sengaja untuk menemui Alena dengan berpura - pura mengunjungi putri Mira. Hilangnya kalung Alena juga menjadi perbincangan yang makin lama makin mengerikan. Pangeran Abbash dan Lila sudah pulang ke kerajaan Zamron dan kalung itu sampai sekarang tidak ada. Ini sudah hampir seminggu.     

Yang membuat Nizam tidak mengerti adalah foto - foto tentang Alena ternyata lebih cepat menyebar ke seluruh kerajaan tidak hanya dikalangan istana tetapi juga sampai ke seluruh pelosok kota dan desa. Bagaimana bisa foto - foto Alena dan Pangeran Abbash serta kehilangan kalung bisa tersebar lebih cepat sedankan foto - foto ibunya dan Perdana Mentri Salman malah tidak tersebar. Orang itu hanya mengancam akan memberikan foto itu ke ayahnya.     

Nizam hampir pecah kepalanya memikirkan semua kejadian ini dan Alena semakin tertekan. Nizam, Cynthia, Pangeran Thalal termasuk Arani sudah berusaha mencari tahu keberadaan kalung itu tetapi kalung itu benar - benar lenyap tak berbekas.     

"Dasar kalung Siluman! Hilang seperti ditelan ke dasar bumi" Kata Cynthia dengan kesal.     

"Ke dasar bumi kemana? Kita bahkan sudah menggali ke tiap sudut taman dan menggeledah semua istana. Kalung itu sama sekali tidak terlihat sebutirpun" Kata Pangeran Thalal sambil memegang kepalanya. Arani berdiri menyender di tembok. Ia juga sudah menyuruh orang untuk menyelidiki hilangnya kalung Alena tetapi tidak ada seorangpun yang mengetahui. Termasuk para pelayan.      

Benar kata Cynthia, kalung itu mungkin kalung siluman yang bisa hilang lenyap tanpa diketahui keberadaannya. Alena malah jalan bolak - balik dan mondar - mandir sampai - sampai Cynthia tambah pusing.     

"Apa kau tidak bisa diam Alena?" Kata Cynthia sambil memijat keningnya. Dalam hatinya, Ia terus mengumpat hilangnya kalung itu.     

"Bagaimana bisa Aku diam kalau dewan kerajaan sudah mengultimatumku. Aku harus segera menemukan kalung itu kalau tidak Aku akan disidang oleh para tetua kerajaan untuk kasus perselingkuhan. Berselingkuh? Bayangkan! Aku tidak pernah ingin berselingkuh dari si kepala batu itu.  Jangankan berselingkuh, melayaninya saja Aku sudah mau semaput" Kata Alena kepada Cynthia dengan nada tinggi. Semua mata sekarang menatap Alena dengan pandangan aneh. Bisa - bisanya Alena mengumpat Nizam seperti itu.     

Nizam langsung terbatuk - batuk mendengar perkataan Alena yang kebenarannya mencapai seribu persen. Tetapi walaupun benar, seharusnya mulut istrinya itu tidak mengatakan itu di depan Cynthia, Pangeran Thalal dan Arani. Cynthia bahkan tidak bisa menahan tawanya. Rasanya Ia ingin tertawa sambil berguling - guling mendengar perkataan Alena.     

"Tentu saja, Alena. Suamimu itukan sekuat kuda dan kau hanyalah seekor kancil yang sekali injak bisa langsung mati" Kata Cynthia sambil menutup mulutnya. Pangeran Thalal sekarang yang mengurut keningnya. Ia melirik kearah kakaknya yang terdiam sambil merah padam. Setidaknya suasana tegang langsung mencair. Bahkan Arani sendiri langsung berjalan agak menjauh.      

"Nizam.. bagaimana kalau kita buat yang palsunya saja. Aku sudah pusing dengan kalung itu. Kalau aku di sidang, aku pasti akan terkena hukuman" Kata Alena. Sebenarnya usulan Alena adalah usulan yang sangat konyol dari semua usulan pemecahan permasalahan ini. Tetapi mengapa semua tidak memikirkan hal ini. Sekarang semua mata menatap Alena dengan penuh kekaguman.     

"Mengapa Aku tidak pernah berpikir tentang kalung palsu. Kalung replika. Ini adalah jalan keluar termudah saat kita kepepet" Kata Cynthia sambil menjentikkan jarinya.     

Nizam tampak berdiri sambil memikirkan usulan Alena. Dua hari lagi akan ada rapat para tetua. Biasanya rapat yang diadakan seminggu sekali setelah sholat Jum'at ini adalah membicarakan semua permasalahan yang ada di dalam istana. Rapat yang dihadiri oleh para tetua biasanya hanya membahas hal - hal seputar istana dan bukan tentang permasalahan kerajaan. Ibunya sudah mengulur - ngulur waktu para tetua untuk tidak membahas tentang permasalahan Alena tetapi karena opini masyarakat sudah tersebar dan bahkan sudah banyak yang mengumpat Alena sebagai wanita tukang selingkuh maka minggu ini para tetua sudah tidak bisa menundanya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.