CINTA SEORANG PANGERAN

Arani Ksatria Wanita



Arani Ksatria Wanita

0Ketika para tetua itu membahas permasalahan ini maka satu hal yang bisa mematahkan gosip - gosip tentang Alena adalah dengan memperlihatkan keberadaan kalung itu. Karena jika hanya melawan melalui kata - kata maka para tetua yang umurnya di atas lima puluh tahunan itu jelas akan menolak walaupun di dukung dengan bukti sebanyak mungkin. Bagi mereka teknologi itu tidak penting yang terpenting adalah apa yang terjadi di depan mata mereka. Mau berita itu bohong atau tidak prinsip mereka adalah tidak akan ada asap kalau tidak ada api.     
0

Jadi memang satu - satunya yang mungkin adalah membuat kalung palsu sambil tetap mencari keberadaan kalung yang asli. Nizam langsung melirik ke arah Arani dan berkata,     

"Arani pergilah, cari seorang pembuat perhiasan secara diam - diam dan pembuat perhiasan itu haruslah orang yang dapat dipercaya. Bawa orang itu ke istanaku karena proses pembuatannya di sini agar orang - orang tidak curiga. Jangan sampai berita ini sampai ke orang lain. Aku akan berikan apa saja agar kalung ini bisa dibuat tepat pada waktunya" Kata Nizam kepada Arani. Arani menganggukan kepalanya dan Ia segera pergi.     

Tetapi  kemudian Nizam memanggilnya lagi, Arani yang sudah berjalan tampak terdiam tetapi belum sempat Ia membalikkan badannya, Nizam sudah bertanya     

"Bagaimana hasil pemeriksaan kehamilanmu?" Nizam teringat kalau terakhir kali Arani menjalani pemeriksaan kehamilan. Wajah Arani bersemu merah, Ia masih berdiri dan membelakangi Nizam. Ia kemudian berbalik dan membungkukkan badannya. "Alhamdulillah, Hamba Positif" Kata Arani. Nizam kemudian tertegun, ini berita yang luar biasa menggembirakan. Alena dan Cynthia langsung berlarian untuk memeluk Arani membuat Arani jadi canggung. Apalagi Alena dia bahkan mencium kedua pipi Arani.     

"Selamat ya.. selamat. Ini berita menggembirakan setelah kita mendapatkan berita buruk akhir - akhir ini." kata Cynthia tampak sangat senang sekali. Ia bahagia karena Jonathan akan memiliki anak.     

"Nizam, Kau jangan menyuruh Arani untuk melakukan tugas yang berat. Ia harus banyak istirahat" kata Alena sambil menatap Nizam. Nizam menganggukan kepalanya.     

"Kalau begitu, Aku tarik perintahku kepadamu. Kau istirahat saja dan biarkan Amar yang mengurusnya. Dimana dia sekarang? Mengapa dia tidak ada di sini?" kata Nizam kepada Arani.     

" Dia pergi mencari Maya. Sewaktu Pangeran Abbash datang, Maya tidak ada sehingga Ia menjadi khawatir lalu Ia meminta izin kepadaku untuk mencarinya"     

"Mengapa dia tidak meminta izin  kepadaku?" Nizam mengerutkan keningnya.     

"Amar tidak ingin mengganggu Yang Mulia, ketika itu Yang Mulia sedang ada di istana Baginda  Walid" Kata Arani. Alena lalu berkata,     

"Pada kemana mereka? Mengapa Putri Rheina juga tidak ada ditempat? Apakah mereka pergi bersama?" Kata Alena sambil mengerutkan keningnya. Nizam juga baru menyadari ketiadaan mereka.      

"Putri Rheina tidak ada?" Kata Nizam sambil sedikit tegang. Bagaimana bisa Ia tidak mengetahui keberadaan Putri Rheina.     

"Putri Rheina pergi ke rumahnya, Ia minta maaf tidak memberitahukan dulu karena ibundanya sakit dan Putri Rheina sangat panik " kata Arani kepada Nizam.     

"Oh baguslah kalau begitu" Kata Nizam sambil menghela nafas lega, Alena langsung mengernyitkan dahinya.     

"Ibudanya sedang sakit lho, Zam. Mengapa kau bilang bagus. Kitakan hanya benci kepada Ayahnya Putri Rheina dan bukan kepada ibundanya" Kata Alena mengomeli Nizam. Nizam jadi tersipu - sipu,     

"Oh ya.. maksud Aku bagus Putri Rheina pergi ke rumah orang tuanya. Aku khawatir dia hilang tiba - tiba tanpa tahu keberadaannya. Dan Aku turut bersedih karena Ratu Kulsum sakit"      

"Kalau semua persoalan sudah selesai, kita akan menengok ke sana ya Zam" Kata Alena lagi. Nizam menganggukan kepalanya.     

"Bagaimana Yang Mulia, karena Amar tidak ada, biarlah Hamba yang mencarinya. Hamba memang sedang mengandung tetapi itu tidak mengganggu hamba. Hamba sangat sehat" kata Arani sambil membungkukkan badannya.     

"Tapi.." Nizam belum selesai berkata ketika Arani berkata lagi.     

"Kalau kita membuang waktu hanya untuk berdebat maka hamba khawatir kita akan terlambat menyiapkan kalung palsu itu" Kata Arani kepada Nizam.     

"Aku sangat berterima kasih kepadamu Arani. Semoga kau baik - baik saja" Kata Nizam dan Arani tidak menjawab, Ia hanya membungkukkan badannya memberikan hormat. Lalu Ia pergi ke luar.     

Alena dan Cynthia tampak kagum dengan kondisi Arani, Ketika mereka hamil dulu, banyak penderitaan yang mereka rasakan. Badan lemas, kepala pusing dan mual - mual. Tetapi Arani seperti orang yang tidak sedang hamil. Badannya tegap, mukanya malah bersinar dan semakin cantik.      

"Kho ada ya, wanita seperti Arani. Sedang hamil tetapi tetap perkasa seperti itu. Apa dia manusia biasa atau alien? Atau dia sebenarnya titisan dari Gatot Kaca" Kata Alena sambil memandang Arani dari kejauhan.     

"Siapa Gatot Kaca?" Kata Nizam kepada Alena sambil duduk kembali. Ia sedikit tenang karena Arani menangani permasalahan ini. Ia hanya tinggal menyiapkan strategi selanjutnya.     

"Dia adalah tokoh wayang, Gatot Kaca adalah seorang kstaria yang diceritakan memiliki otot kawat  dan bertulang besi" Kata Alena.     

"Orang macam apa itu?" Kata Cynthia keheranan.     

"Dia kan ksatria yang sangat sakti. Dan Arani juga mungkin berotot kawat dan bertulang besi. Dia pasti kstaria wanita " Kata Alena sambil menyenderkan tubuhnya ke tubuh Nizam. Ia benar - benar lega seperti orang yang baru saja keluar dari mulut harimau.     

***     

Arani duduk di sebuah hotel yang sangat mewah,  Di tempat yang privacy dia bertemu dengan Tuan Faruk. Dia adalah pemilik toko perhiasan terkenal di Azura. Biasanya Ia tidak pernah bertemu klien karena Ia hanya mau berhubungan dengan orang - orang yang sangat penting. Ia adalah pemilik sekaligus desainer perhiasan. Tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan dia karena Ia hanya bekerja di tempat yang sepi.     

Perhiasannya sangat eksklusif dan hanya orang - orang yang sangat kaya yang mampu membeli perhiasannya. Ia memamerkan koleksinya setahun sekali pada saat ulang tahun kerajaan Azura dimana orang - orang dari seluruh kerajaan Aliansi datang berkunjung ke Azura untuk merayakan pesta ulang tahun kerajaan.     

Kali ini Arani yang menemuinya, mendadak Ia menjadi sedikit tegang. Pria bertubuh kurus dan berkaca mata itu mencium ada sesuatu yang penting sehingga asisten Nizam harus menemuinya secara langsung. Ia sudah menduga kalau ini ada kaitannya dengan hilangnya kalung berharga milik kerajaan oleh Putri Alena. Karena berita ini sudah menyebar dengan sangat cepat tanpa bisa dicegah lagi. Dan Arani sudah bisa menebak dari gelagat Tuan Faruk kalau Ia sudah mengetahui maksud kedatangannya.     

"Nyonya Arani, sungguh Aku tidak ada kaitannya dengan kalung yang hilang. Tidak ada seorangpun yang membawa kalung berharga itu ke tempat perhiasanku" Kata Tuan Faruk belum apa - apa sudah membela diri kepada Arani. Arani berdehem dan itu langsung membuat Tuan Faruk menjadi pucat pasi. Dia menggigil bahkan hampir ingin  kencing di celana. Siapa yang tidak mengenal Arani, jendral wanita yang paling berpengaruh dan galak. Penguasa istana Nizam dan pemimpin tentara wanita di seluruh kerajaan Azura.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.