CINTA SEORANG PANGERAN

Tuan Faruk Yang Licik



Tuan Faruk Yang Licik

0"Hamba mengerti apa Yang Mulia maksud. Hamba tidak akan pernah membuka mulut karena saat ini Hamba sudah berada di sisi Yang Mulia. Tetapi Yang Mulia..." Tuan Faruk terdiam sambil menundukkan kepalanya. Wajah Nizam berubah menjadi lebih serius. Ia duduk tegak sambil menatap tajam ke wajah Tuan Faruk.     
0

"Maksudmu apa?  Bicara yang jelas. Masalah ini merupakan masalah yang sangat penting bagiku. Ini menyangkut nasib istriku dan Aku tidak memberikan ampun kepada siapapun yang mengganggu istriku" Kata Nizam dengan mata hampir terbeliak  keluar membuat Tuan Faruk langsung berlutut dan menyentuhkan keningnya ke atas lantai.      

Tuan Faruk merasa sangat bodoh dengan memancing kemarahan Nizam, Arani segera menaruh kakinya di atas punggung Tuan Faruk sambil berkata,     

"Kau bicara seperti pada orang yang setara denganmu. Dihadapanmu ini adalah Pangeran Putra Mahkota. Kalau bicara, bicara yang jelas ! Dan gunakan tata krama. Yang Mulia sedang dalam keadaan tidak nyaman" Kata Arani. Tuan Faruk langsung berkata terbata - bata,     

"Ha..hamba sungguh merasa sangat menyesal yang Mulia, hamba tidak bermaksud untuk berbuat tidak sopan. Hamba hanya ingin memberitahukan Yang Mulia kalau kalung yang hilang itu memiliki keistimewaan yang tidak banyak di ketahui orang" Kata Tuan Faruk sambil mengigil ketakutan.     

Nizam memandang Arani, Arani kemudian berkata, "Menurut Tuan Faruk, kalung peninggalan Yang Mulia Ratu Zahra, memiliki keistimewaan dapat bersinar di dalam kegelapan dan jika dimasukan ke dalam air akan merubah air itu menjadi warna merah seperti warna kalung tersebut" Kata Arani sambil tetap menaruh kakinya di punggung Tuan Faruk.     

Nizam mengangkat kalung yang ada di tangannya dan menelitinya dengan seksama. Ia menganalisa perkataan Arani. Ia bukannya tidak percaya, tetapi kalung ini usianya memang sudah ratusan tahun dan Nizam sendiri tidak tahu kelebihan kalung itu selain harganya yang tidak ternilai.     

"Siapa lagi yang tahu tentang hal ini?" Kata Nizam sambil memberikan isyarat kepada Arani agar mengangkat kakinya dari punggung Tuan Faruk. Arani mengangkat kakinya, terus menyuruh Tuan Faruk untuk berdiri. Tuan Faruk segera berdiri tapi sambil tetap menundukkan wajahnya.     

"A.. ayah Hamba, Yang Mulia" Kata Tuan Faruk     

"Lalu dimana dia sekarang?" Kata Nizam lagi.     

"Su.. sudah meninggal"      

"Hmm..." Nizam hanya mengguman lalu berkata lagi, "Kau yakin tidak ada orang lain lagi yang mengetahui tentang keistimewaan kalung ini?" Kata Nizam.     

"Hamba pikir tidak ada. Bahkan banyak masyarakat awam yang tidak mengetahui keberadaan kalung ini, Jika saja berita tentang hilangnya kalung itu tidak tersebar, hamba yakin tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan kalung ini.     

Kalung ini paling tidak populer dibandingkan dengan semua perhiasan yang lain. Hamba juga tidak mengerti mengapa seperti itu. Jangankan masyarakat awam, dikalangan pemilik toko perhiasan dan desainer perhiasan saja hanya ada beberapa orang saja yang mengetahuinya. Jadi hamba hanya berharap bahwa para tetua kerajaan tidak akan ada yang mengetahuinya juga" Kata Tuan Faruk.     

Mendengar penjelesan dari Tuan Faruk, Nizam terdiam. Ia sangat mengerti mengapa kalung itu tidak populer karena kalung itu memang jarang di pakai oleh para pemiliknya. Kalung itu diberikan oleh Raja sebagai tanda cinta kepada permaisuri atau istri yang lainnya. Kalung itu bisa mendatangkan kecemburuan dan keributan di antara mereka jadi biasanya Raja memberikan kalung itu disertai peringatan agar kalung itu hanya dipakai jika terasa situasinya sangat aman.     

Lagipula kalung itu memliki beberapa tumpukan berlian sehingga walaupun sangat indah kalung itu terlalu berat dan mencolok. Ada banyak perhiasan lainnya yang lebih simpel dan nyaman dikenakan. Nizam sungguh tidak tahu kalau keberadaan kalung itu bisa mencelakakan istrinya. Andaikan saja dia tahu dari awal maka Ia akan menyimpan kalung itu di dalam brangkasnya dan tidak akan pernah dikeluarkan.     

"Arani, kau antar Tuan Faruk ke tempat istirahatnya dan pastikan Ia tidak pernah meninggalkan istana sampai kalung yang asli di temukan atau suasana di dalam istana sudah tenang" Kata Nizam lagi. Terus terang Ia tidak terlalu mempercayai pria di hadapannya ini. Sorot matanya yang licik membuat Nizam merasa kalau Tuan Faruk ini adalah tipe orang yang akan berdiri di sisi siapa saja yang dapat menguntungkan dia.     

Tuan Faruk tampak sangat keberatan dengan perkataan Nizam sehingga Ia kemudian akan membuka mulut lagi, tetapi Nizam mengangkat tanganya dan berkata, "Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, Kau dapat segera beristirahat" Kata Nizam sambil memalingkan wajahnya.     

Tuan Faruk tidak  berani berkata apapun lagi apalagi kemudian Arani menekan pundaknya. Tekanan itu adalah isyarat kalau Ia harus segera pamit dari hadapan Nizam. Tuan Faruk segera mengundurkan dirinya.     

***     

Nizam menyalakan sebatang rokok dan mulai merokok sambil menatap hamparan bunga tulip yang terhampar di hadapannya. Teknologi tinggi dapat menumbuhkan bunga yang habitatnya ada di Negeri Belanda itu. Warna - warni bunga tulip terlihat sangat indah seakan para penari yang berbaris dengan pakaian warna - warninya.     

Alena sudah tertidur dengan muka yang sangat letih. Sejak kehilangan kalungnya Ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Perasaan bersalahnya terus menghantui dirinya. Apalagi pertemuan para tetua semakin dekat dan pembuktian keberadaan kalung itu tidak bisa ditawar lagi. Ini menyangkut kehormatan istri seorang pangeran putra pangeran.     

Perselingkuhan yang dilakukan oleh istri pangeran putra Mahkota adalah dosa besar karena selain bertentangan dengan keyakinan kerajaan juga dapat merusak garis keterunan kerajaan. Dan hukumannya mati jika memang terbukti bersalah. Walaupun Alena tidak akan terkena hukuman mati karena kewarganegaraan Alena yang berlainan dengan Nizam tetapi Alena pasti harus pergi dari istana dan Nizam harus menceraikan Alena.     

Tadinya Nizam sudah sedikit tenang karena Tuan Faruk dapat membuat replika kalung dengan amat sempurna. Tadinya Nizam yakin kalau para tetua akan terkelabui oleh kalung itu. Tetapi penjelasan Tuan Faruk tentang keistimewaan kalung itu membuat Nizam menjadi kembali ragu.      

Bagaimana jika diantara para tetua ada yang mengenali keistimewaan kalung itu. Jika sampai ketahuan maka kesalahan di pihak Nizam menjadi bertambah yaitu terkena kasus pemalsuan kalung warisan kerajaan.     

Nizam mengusap keningnya yang tampak berkeringat. Ia dan Arani sengaja tutup mulut dan tidak menceritakan permasalah ini kepada siapapun termasuk kepada Cynthia dan Pangeran Thalal karena Nizam takut semakin banyak Ia bercerita maka akan semakin besar resikonya untuk bocor.     

Nizam sudah menyuruh Arani untuk menyita semua handphone Tuan Faruk dan memberikan Tuan Faruk  tempat yang nyaman tetapi aman dari penyusup manapun. Ia tidak ingin Tuan Faruklah malah yang akan membocorkannya kepada orang lain..     

Arani tampak memperhatikan Nizam dari kejauhan, Ia sengaja berdiri agak jauh karena tidak ingin mengganggu Nizam yang sedang gundah. Besok adalah sidang pertemuan para tetua yang memang diadakan seminggu sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.